Merenung sambil mengaduk sup adalah kegiatan yang tengah di lakukan Alice malam ini. Dirinya merasa kesal karena Dante membuatnya terlihat memalukan tadi di depan Selena. Secara tidak langsung membuatnya di cap sebagai anak yang tak baik.
Padahal faktanya ia tadi malam di lecehkan oleh pria itu. Bisa-bisanya Alice tak bangun saat Dante melakukan itu semua padanya. Gadis itu mengetuk dahinya, mengutuk dirinya sendiri.
"Gosong." Seseorang menyelutuk dari belakang tubuhnya.
Alice kaget bukan main, langsung saja ia mematikan kompor. Tidak gosong, tapi sudah matang. Astaga, kenapa pria menyebalkan itu ada di rumahnya sekarang. Alice harus mencari tahu dari lubang tikus mana dia masuk.
"Apa ini menjadi hobimu sekarang? Menyeludup ke rumah orang?" Alice membawa supnya ke atas pantry.
Dante yang berdiri di ambang pintu mendekat. Melepas jas hitam yang melekat di tubuhnya, meletakannya asal di punggung kursi. "Yeah. Bukan hobi hanya iseng saja."
Alice memutar bola matanya, mengepalkan tangannya di atas pantry. Berdiri berhadapan dengan seorang pria bernama Dante dengan wajah geram. "Iseng? Dengar yah, ini rumahku, my property, tidak selayaknya kau masuk ke sini dengan semena-mena dan juga melecehkanku!"
"Melecehkan?"
Menarik kerah bajunya, Alice menunjukan seisi lehernya. "Apa ini, huh?! Brengsek kau."
Ujung bibir Dante tersenyum tipis. Kakinya melangkah lebih dekat pada tubuh Alice. "Cantik bukan? Kau mau lagi?"
Alice mendorong kuat bahu Dante. "Kau kira aku wanita apa? Beraninnya kau!"
"Kau menikmatinya. Aku harus apa." Dante memasukan satu tangannya ke dalam saku celana bahan miliknya, satu tangannya lagi ia gunakan untuk mengambil apel yang tergeletak di atas meja, menggigitnya santai. Bola matanya menjurus pada Alice intens.
Alice bersedekap, sepertinya akan sangat susah untuk mengusir Dante dari rumahnya, jadi mungkin ia sendiri yang akan pergi. "Sialan. Baiklah, kau tetaplah di sini aku yang pergi."
Alice beranjak menuju pintu rumah. Mengambil mantel dan syal miliknya yang tergantung. Dante hanya diam sembari asik memakan apel. Membiarkan gadis itu yang bersiap pergi.
Tepat ketika Alice membuka pintu, badai salju tiba-tiba datang. Mata Alice melotot, menutup kembali pintu rumahnya cepat-cepat. Badai salju memang sangat mengerikan dan Alice tak berani keluar.
Dante tertawa kecil tak jauh darinya. Wajah Alice memberengut, melepas kembali mantelnya dan berjalan menuju Dante.
"Aku tahu ini rencanamu!" Alice berjalan menghampiri Dante, berkacak pinggang.
"Takdir Tuhan. Siapa yang bisa menentang." Dante menarik pinggang Alice. Gadis itu memberontak dan menggeram.
"Lepas. Kenapa kau selalu saja mempermainkanku!" Tangannya mendorong dada Dante untuk menjauh.
Kedua alis Dante terangkat. "Aku mempermainkanmu? Dalam hal apa, katakan!"
Tubuh Alice mengendur, dia sudah lelah batin. Apalagi untuk menghadapi Dante dengan segala intriknya. "Okey. Dante, tanpa ku ulangi lagi apa maumu?"
Dante menempelkan dahinya pada dahi Alice, tangannya semakin kuat mengalun pada tubuh gadis itu. Setiap hembusan napas panas mereka saling bertubrukan, menghantarkan desiran-desiran rindu yang tersirat.
"Aku tak tahu. Tak ada keinginan di hidupku sekarang jika sedang bersamamu."
"Aku tebak saja, kau ingin aku mati kan?"
"Kalau aku mau sudah aku lakukan itu tiga tahun lalu." Balas Dante.
"Lalu, hm mungkin kau ingin aku memberitahumu di mana Teresa?"
"Aku sudah tahu."
"Lalu apa yang kau mau, huh?!" Alice menjauhkan wajahnya dari Dante.
"Aku ... lapar." Dante menjawab dengan enteng.
Alice tak habis pikir, meninju kuat perut Dante bug. "Rasakan lapar itu!"
Dante melepaskan tubuh Alice. "Aku memang lapar, masakan aku sesuatu!"
"Kau pikir ini rumahmu hingga kau bisa memerintahku dengan seenak jidat!"
Dante menggulung lengan kemeja miliknya hingga ke siku. "Milik siapa sup itu?"
"Hey, itu makan malam ku!"
"Ayo kita makan."
"Dante. Kau tidak bisa seenaknya yah di rumahku!" Teriak Alice di balik punggung lebar Dante yang tengah menuju sup ayam hangat yang baru di buatnya.
________
Terimakasih telah membaca cerita ini💗
YOU ARE READING
Trapped with the devil (end)
RandomBerawal dari sebuah flash disk terkutuk, Alice tak pernah menyangka hidupnya akan berubah menjadi mimpi buruk yang tak berujung. File rahasia yang seharusnya tak pernah ia lihat justru menyeretnya ke dalam lingkaran neraka milik dunia kriminal. Dicu...
