"Kau tidak bisa berbohong padaku" ucap Misaki.

Touma memegang dadanya dengan erat.

Misaki mendengus berat "Sebaiknya kau mengatakannya, sebelum kau menyesal"

"Tak apa. Lagipula, ini hanya sekedar suka. Jadi tidak permanen" ucap Touma "Ayo ke yang lain" sambung Touma

Misaki menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Kou mendudukkan Risa dipinggiran jembatan dan memandang gadis itu cukup dalam.

"Ada.. apa?" Tanya Risa gugup.

Kou tersenyum "Kau cantik menggunakan yukata ini" puji Kou, senyumnya lembut pada Risa

Jantung Risa berisik, dia memegang dadanya dan menundudukkan kepalanya "bodoh" ucap Risa.

Kou memegang dagu Risa, membuat gadis itu untuk melihatnya "Aku mencintaimu" ucap Kou lembut

Risa tak menjawabnya dengan cepat

Kou tersenyum tipis "jantungmu berisik dan wajahmu merah padam. Lucu sekali" goda Kou

Risa mencoba memukul Kou, namun tangannya di tahan.

Kou mendekatkan wajahnya ke wajah Risa "Tutup matamu" ucap Kou pelan

Risa menutup matanya, jantungnya masih berisik.

Duarrrr!!
Duarrrr!!
Duarrrr!!

Kembang api kembali di luncurkan ke langit. Warna warni yang terihat di langit membuat langit malam menjadi cantik. Momen dimana semua orang menantikannya, musim panas tahun ini,

Risa mendapatkan ciuman pertamanya dari Kou. Kou menciumnya dengan lembut. Kou melepaskan ciumannya dan menatap wajah Risa yang merah padam. Tersenyum lembut dan memelukknya lalu mencium puncak kepala Risa.

"Aku sangat mencintaimu" ucap Kou

"Aku.. aku juga" ucap Risa terbata.

Kou semakin erat memeluk Risa.

"Kita harus kembali ke rumah nenek" ucap Risa melepas pelukan Kou.

"Baiklah, ayo" ucap Kou berancang-ancang menggendong Risa

"Tidak usah, kaki-ku sudah bisa bergerak" ucap Risa.

"Baiklah" ucap Kou seraya menggendong Risa turun. Mereka berjalan beriringan, Kou memegang erat tangannya.

RISA POV

Jantung bodoh, kenapa tidak berhenti berdetak??

Dan Kou terus menggenggam tanganku.

Kami sampai dirumah nenek. Semua orang tengah berkumpul. Paman Yamaken dan Chiyo-san sudah pulang.

"Ah, mereka datang" ucap Ryu saat melihat aku dan Kou di ambang pintu.

Nenek dan paman Yamaken tidak beradu mulut dengan ayah. Bukankah ini suatu kemajuan!?

12.00a.m

Seseorang menggeser pintu kamarku. Langkah kakinya berhenti tepat disampingku dan duduk. Aroma badannya bukan wangi Kou.

"Ayah?" Ucapku seraya terbangun

Ayah terlihat terkejut "ayah pikir kau sudah tidur" ujarnya

"Ada apa?" Tanyaku

"Tidak, hanya saja aku ingin melihat wajahmu yang tertidur" ucapnya

"Aku bukan anak kecil lagi" ucapku

"Yah, kau bukan anak kecil lagi" ucapnya, air muka-nya berubah.

WhyWhere stories live. Discover now