Aku tersenyum kecil. "See ya tomorrow."

"Alex?"

Lukas belum mematikan sambungan.

"Hemm?"jawabku

"Jangan sungkan minta tolong sama gue."

"Makasih banyak, Gue gak nyangka editor menyebalkan gue bisa sebaik ini sama gue."

Lukas tertawa di seberang sana. "Tidur gih, See ya tomorrow, Penulis."

"Bye."jawabku pendek

Sambungan terputus, Rangga pun langsung , menagihku untuk cerita.

Entah hanya perasaan ku atau bagaimana. Sepertinya Lukas bersikap agak berbeda padaku hari ini.

Mungkin hanya perasaanmu saja, Adriana Alexandra.

***

Aku merapihkan dress tanpa lengan burgundy ku lalu memakai sweater rajut tipis bewarna broken white. Setelah menatap penampilanku di cermin sekali lagi. merapihkan sedikit rambut bergelombangku dan Aku selesai.

Aku harus memakai outfit yang agak girly hari ini. Kayla sama mama telah mengasihku peringatan dari jauh-jauh hari agar aku memakai outfit ini.

Aku tak memakai flat shoes warna nude yang seharusnya ku pakai, Aku memutuskan memakai converse putihku. Setelah tas kecil yang berisi barang penting sudah di tanganku, Aku pun keluar kamar.

Aku terkejut ketika menemukan Lukas berdiri di depan pintu kamarku dengan flannel kotak-kotak burgundy dengan kancing terbuka dan kaus putih polos di dalamnya, juga celana jeans, dan converse putihnya.

"Whoa, Kita matching, babe."godanya terpana melihatku "Relationship goals banget ya? Kayak novel lo."lanjutnya

Aku menatap Lukas bingung. "Gimana caranya lo bisa masuk?"

"Magic."jawabnya geli

Aku mendengus. dia ini kenapa sebenarnya. sikapnya yang hangat dan lebih terbuka membuatku merasa ada sesuatu yang salah. Bukan salah, Tapi tak tepat.

Tak tepat dengan salah itu sama atau berbeda ya?

"Udah siap kan? berangkat yuk?"Ajaknya

Aku mengangguk lalu kami pun keluar apartemenku, Aku tak ambil pusing bagaimana Lukas bisa masuk apartemenku seenaknya. Mungkin karena kecerobohanku meninggalkan pintu apartemen tak terkunci.

Tenang saja, Aku menguncinya kali ini.

Oh, Alex, Betapa pentingnya topik ceritamu. The sass is real.

"Nyokap bokap lo kira-kira reaksinya gimana ya nanti?"Lukas membuka pembicaraan saat kami sudah berada di dalam mobil abu-abunya.

Aku menggedikan bahu acuh tak acuh. "Yang pasti mama sama papa, juga beberapa keluarga gue bakal ngeintrogasi lo nanti."ucapku cuek

"Pasti sih. Orang putri kecil mereka tiba-tiba pacaran sama prince charming."

Aku melotot mendengar kalimatnya. "Jangan menye-menye gitu sih!"protesku

Lukas tertawa geli lalu mengacak rambutku, "Kan yang selalu bikin novel menye-menye lo, Lex."

Aku menatap Lukas kesal, "Gak usah ngejek gitu elah."

Lukas tertawa. "Santai, Gue cuman bercanda kok."

Selanjutnya kami hanya mengobrolkan hal-hal seputar buku atau ikut menyanyikan lagu yang terputar di radio mobil Lukas.

Begin AgainDonde viven las historias. Descúbrelo ahora