Part 10

2.7K 193 18
                                    

***

Setelah insiden curhat-bersama-Rangga tadi sore. Rangga memutuskan bolos bekerja hanya untuk mengantarku pulang. Tapi bukan nya pulang, sekarang ia malah mendesak ku agar segera menelfon Lukas lalu setelahnya Julian.

Oh, Tolong jangan berlebihan. Kami hanya teman. dan akan selalu menjadi teman.

Mengapa aku terkesan menolak status temanku dan Rangga ya? Oh, ayolah Alex, Mungkin kau hanya kelelahan.

"Ya Tuhan, Alex. Lo cuman mau nelfon pacar lo bukan mau di sidang!"

Aku menatap Rangga kesal, "Santai aja sih! Gue juga tau kok kalo gue cuman mau nelfon Lukas." "Btw, Pacar pura-pura."lanjutku penuh tekanan.

Rangga memutar matanya dengan malas. "Atau mau gue aja yang nelfonin?"Tawarnya yang langsung ku jawab dengan gelengan kepala. "Yaudah makanya cepet telfon pacar lo sebelum dia punya acara lain!"

"Oke-oke, Ini gue telfon."Ucapku kesal lalu menelfon Lukas.

Bukan, Bukan aku gugup atau semacamnya hanya untuk mengajak Lukas ke rumahku esok hari. Aku malas kena omelan dingin nan datarnya. Lagi pula aku terlalu banyak merepoti sebagai pacar pura-pura.

"Ya? Kenapa, Lex? Tumben nelfon malem-malem."

Aku mengerutkan keningku bingung. Aneh, Lukas nyaris tak pernah berbicara sebasa-basi itu padaku.

Rangga menatapku penasaran "Ada apa?"Tanyanya tanpa suara, Aku menaruh telunjuk di depan mulutku. menyuruhnya agar tetap diam.

"Alex?"

"Julian ngomong ke nyokap tentang hubungan kita. Besok ada acara keluarga besar di rumah, dan Mama nyuruh gue dateng bareng lo besok."

Hening..

Aku menggigit bibirku dengan cemas sambil menatap Rangga yang masih saja penasaran dengan pembicaraanku dan Lukas di telfon.

Seharusnya aku tahu. Lukas pasti kesal setengah mati karena ku yang selalu saja merepotkan nya.

"Gapapa kalo emang lo gak bisa. Gue bisa ngomong ke Nyokap--"

"Gue bakal dateng."

Aku terdiam seribu bahasa lalu mengerjapkan mataku beberapa kali.

"Gue salah denger gak sih?"Tanyaku polos

Tak seperti dalam bayanganku. Lukas tertawa kecil di seberang sana.

"Gue harus jemput lo jam berapa besok?"

"Jadi lo beneran mau dateng?"Tanyaku memastikan "Gue bisa minta temenin Rangga kalo emang lo ada acara besok."lanjutku

"Ayok, sama gue aja! gue mau kok."bisik Rangga semangat. idih! ngarep banget manusia itu!

"Gue free kok besok. Santai aja, Jadi gue harus pake baju apa? Gue jemput lo jam berapa besok?"

"Seriusan lo mau dateng?"

Serius aku sama sekali tak mendapat omelan datar nan dingin dari Lukas? Bagaimana dia bisa menjadi sehangat ini?

"Ada apa sih?"Tanya Rangga berbisik.

"Gue bakal cerita. janji."jawabku tanpa suara

"Iya, Alexandraaaa. Gue harus bilang berapa kali sih?"Tanya Lukas sambil tertawa kecil di seberang sana

"Oke deh. Pake baju santai rapih aja, Yang penting nyaman deh. Jemput gue jam 10 pagi ya."

"Siapp. See ya tomorrow yeah."

Begin AgainWhere stories live. Discover now