Part 4

3.6K 308 4
                                    


***

Pagi ini, setelah aku membenahi kamar apartemen ku, aku berniat langsung menemui editor ku yang dingin dan menyebalkan itu.

Aku pun bergegas keluar kamar dan mengunci pintunya.

"Mau kemana lo lex? Gue baru aja mau ngunjungin lo". Ucap seseorang dari arah belakang ku.

"Berarti gue beruntung". Jawab ku singkat kemudian langsung meninggalkan Rangga sendirian. Aku berjalan cepat menuju lift dan langsung menekan tombol.

"Lex, lo mau kemana? Biar gue antar". Tawar rangga, aku hanya tersenyum tipis.

Ting!

Aku pun langsung masuk kedalam lift yang kebetulan kosong, Rangga mengekori ku dari belakang. Jadi di dalam lift hanya ada kami berdua.

"Sejak kapan lo peduli?". Tanya gue, dia diam dan aku pun. Lagi-lagi terjadi momen memuakan bagi ku yang tentu juga dirasakan oleh orang lain.

Ting!

Aku melangkah kan kaki ku dengan kecepatan kilat dari dalam lift. Kalau boleh jujur, bersikap dingin dengan orang yang kau sayangi itu menyakitkan.

Tapi menurut ku ini adalah satu-satunya cara terampuh.

"Lex! Gue tanya baik-baik!". Teriak Rangga dari belakang yang ketinggalan jejakku. Aku pun berhenti berjalan dan menutup mataku.

"Gue mau nge-date". Ucapku dingin dan pelan pada rangga yang ku yakini sekarang berada di sebelahku.

"Lo-".

"Iya, apa itu cukup?". Tanya ku, aku pun langsung meninggalkan Rangga yang diam membeku didalam gedung apartemen.

Ini bahkan belum genap beberapa bulan ku bertemu mereka kembali, tetapi aku sudah membohongi mereka seperti ini. Sial

Aku langsung memanggil taxi dan tak perlu menunggu waktu lama, taxi yang ku naiki melesat jauh dari gedung apartemenku.

***

Tok tok

"Masuk". Ucap seseorang dari dalam.

Aku memutar gagang pintu yang dingin dan membukanya perlahan, membuat suara decitan pintu menjadi halus dan panjang.

Aura dingin menyeruak ke seluruh tubuh ku yang hanya dibalut dengan tanktop putih dan kardigan cokelat serta skinny jeans.

Aku pun menghampiri meja editorku dan duduk di kursi yang di sediakan disana.

"Lukas-".

"Apa yang ngebuat lo datengin gue? Secara spesial."Tanya nya dingin tanpa menatap kearah ku sedikit pun, bahkan melirik kearah ku pun tidak.

By the way, dari mana dia tau aku kesini untuk meminta bantuannya diluar pekerjaan? Apa dia cenayang?

Aku pun menarik nafas ku dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Mengatur emosi.

Bagaimana pun juga tingkat dingin Lukas jauh di atasku jika tak sedang bekerja.

"Lukas dengar, ini semua berawal dari kecelakaan kec-".

"To the point". Potongnya dingin, tanpa menoleh kearah ku, lagi.

Aku menelan saliva ku sebelum menarik nafas dalam-dalam dan mengatakan apa yang ingin ku katakan.

"Gue mau lo jadi pacar pura-pura gue". Ucap ku gugup. Keringat dingin telah bercucuran disekitar pelipis ku.

"Gue nolak mentah-mentah".

"Lukas-".

"Lo terlalu childish". Potongnya, melirik kearah ku sekilas kemudian kembali membuang muka dan kembali ke posisi semula.

"Please luke, hanya sekali ini aja. Please".

"Gue kira lo dewasa". Ucapnya dingin tapi dapat menohok diriku.

"Gue memohon nih."Ucapku melas

Aku terdiam sebentar, aku menggigit bagian dalam bibir ku karena rasa gugup yang menyelimuti ku saat ini.

Kalian pasti tau aku, Adriana Alexandra yang akan menebus semua janji nya.

Bukan egois, karena tidak memikirkan nasib korban yang aku janjikan dalam bualan sialan itu.

Hanya saja... Aku susah untuk mendefinisikannya.

"Lo boleh keluar". Ucap lukas dingin.

"Luk-".

"Apa kurang jelas?!". Nada suaranya meninggi satu oktaf, tapi tidak mengurangi kesan dingin dan ketusnya itu.

"Oke, gue keluar. Tapi dengan satu syarat, lo mau nerima tawaran gue". Ucap ku balik dingin, memejamkan mataku.

"Gu-".

"Gue siap tanggung konsekuensi nya". Ucap ku sambil mengangguk tipis.

"Uhh, oke. Gue setuju tapi ada beberapa rules yang gue buat". Ucap lukas, aku membuka kedua mata ku dan melihat kearah lukas yang sudah menghadap kearahku.

***

Rangga pov

Tok tok

"Masuk". Ucapku acuh tak acuh, tak lama kemudian seorang karyawati masuk kedalam ruanganku dan memberikan beberapa map yang pasti harus ku selesaikan.

"Ada beberapa berkas yang harus anda tanda tangani, tuan. Dan pukul 5 nanti sudah harus diberikan pada tuan Mark". Ucap karyawati tersebut lengkap.

Aku hanya mengangguk sekilas kearahnya, kemudian karyawati tersebut pergi meninggalkan aku di ruangan ku yang sedang memikirkan wanita itu.

Aku mengurut pelipis ku lembut. Masih tak habis pikir akan kejadian tadi pagi di apartemen Alex. Aku hanya tak menyangka jika dia sudah memiliki kekasih.

Apakah itu Finn?

Tidak, tidak mungkin. Finn sudah punya kekasih, jauhkan fikiran itu Rangga. Alex dan Finn hanya teman, ya hanya teman.

Alex tak punya rasa pada finn, begitupun sebaliknya.

Ya, semoga saja.

***

Kami kembali! Sorry kalo kelamaan update akang Lukas agak nyebelin gitu.

By the way yang jadi lukas ada di mulmed :)).

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Lots of love,

Us.xx

Begin AgainWhere stories live. Discover now