Check up

2.8K 312 5
                                    

Pintu terbuka, matanya teralihkan pada selimut yang menggumpl diatas kasur. Ujung rambut berwarna ungu membuatnya menyadari bahwa orang dibalik selimut itu adalah suaminya sendiri yang sedang tertidur pulas.

Caine melangkahkan kakinya mendekat ke arah kasur itu dan berbaring tepat disebelah suaminya. Tangan itu beralih mengelus surai ungu sang suami, hal itu membuar Rion terbangun dan membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

Matanya kini tengah memandang sang istri yang sedang mengelus kepalanya sedari tadi "udah selesai?" tanganya kembali menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.

Sontak tangan Caine yang awalnya sedang mengelus kepala sang suami berhenti karena mendapat dorongan dari selimut yang telah ditarik Rion. Ide kecil muncul di otaknya untuk menjahili sang suami agar tidak marah lagi dengan dirinya.

"Akh sakit..." suara itu berhasil membuat Rion membuka selimutnya dan sigap meraih tangan sang istri "apa yang sakit sayang?" tanya nya dengan nada yang terdengar khawatir

"Engga ada"

"Sengaja ya?"

"Jangan marah lagi Ion.. Maaf ya aku kurang perhatiin kamu hari ini"

Hanya deheman kecil yang Caine dengar keluar dari mulut suaminya setelah Rion menarik kembali selimutnya. Hatinya sedikit gelisah, namun ia tak tahu apa yang tengah dikhawatirkannya.

Meski begitu, tangannya tetap membujuk sang suami agar tidak marah lagi dengannya "Ion sayang.. Kamu ma-" belum sempat ia mengatakan sesuatu, Rion menerjang bibirnya dan bermain selama 2 menit.

Rion sama sekali tidak mengingat anak yang sedang dikandung oleh istrinya saat itu. Hingga Caine melepas paksa tautan itu dan memukul pelan dada Rion berkali kali, ia tak menyadari yang istrinya rasakan saat itu adalah kesakitan karena kehabisan nafas.

"Haa.. Ka-kamu lupa yon?!" teriaknya dengan nafas yang masih sesak

"Lupa apa sayang?"

"Anak!"

Satu kata dari mulut Caine membuat matanya membelalak dan segera memeluk sang istri. Malangnya, pelukan itu tak dibalas sedikitpun oleh Caine karena dirinya masih merasa kesal pada Rion. Jika dirinya tidak melepas percumbuan itu dengan paksa, mungkin anak yang sedang ia kandung bisa saja menghilang karena ulah suaminya sendiri.

Kini giliran Rion yang membujuk Caine agar tidak marah padanya. Dengan sebuah pelukan dan elusan dari tangan Rion membuat hatinya luluh untuk memaafkan ulah Rion yang sedikit nakal "maaf ya? Aku lupa tadi" dirinya meminta maaf pada sang istri sembari mengelus surai merah yang tengah menenggelamkan wajahnya di dada milik sang suami.

"Janji dulu?"

"Apa janjinya?"

"Sebulan habis aku lahiran kamu gabisa ngambil jatah"

"Hah? Jangan gitu lah sayang.."

"Aku habis lahiran masa kamu serang? Bisa mati aku yang ada"

"Yaudah iya, asalkamu maafin aku"

Tawa kecil terdengar ditelinga Rion, ia tahu istrinya memang sengaja untuk membuat perjanjian dengan dirinya sehingga hal yang ia inginkan tidak bisa didapat setelah menunggu 9 bulan lamanya.

Berdamai. Hal itu yang sedang mereka berdua lakukan setelah bertengkar, memang keduanya sering sekali melakukan hal ini saat masih kecil. Jika pertengkaran terjadi, salah satunya akan meminta maaf terlebih dahulu hingga mereka berdua menjadi teman baik kembali.

"HATCHI!"

Suara bersin dari mulut Rion membuat suasana didalam kamar itu berubah. Dari yang awalnya sedang asik bermesra, kini Caine menjadi sibuk mengurus suaminya yang masih sakit.

Rioncaine [Sweet Family Romance]Where stories live. Discover now