Maaf

6.2K 602 2
                                    

Pukul 07.28 Caine tersadar dari pingsan dan mengetahui bahwa dirinya saat itu berada di atas kasur, kamar itu penuh dengan anak anak yang telah menunggu kesadarannya.

"MAMI UD-" Gin menutup mulut Souta yang baru saja ingin berteriak di kamar tempat mami nya beristirahat itu.

"Mami udah bangun" ucap Gin dengan pelan yang membuat semua saudaranya pergi ke samping tempat tidur mami nya.

Caine yang melihat anak anaknya setia menunggu disebelahnya tersenyum, ia memperhatikan dengan detail siapa saja yang ada disitu. Dengan cepat ia menyadari bahwa suaminya sendiri lah yang tidak ada di situ.

"P-papi mana..?" tanya Caine dengan lesu

"Papi.. Belum pulang dari kemarin.."

Mendengar jawaban itu, Caine bangun dari kasur dan mencari handphone disekitarnya. Melihat mami nya yang sedang mencari sesuatu, Gin bertanya padanya

"Mami cari apa?"

"Hp"

"Ini pake hp Gin aja" ucap Gin sambil memberikan handphone nya

"Um"

Setelah mengambil handphone yang diberi Gin pinjam ia menelfon nomor Rion berkali kali namun tetap tidak diangkat oleh Rion. Caine yang merasa khawatir akan terjadi sesuatu pada Rion menyuruh kedua anaknya untuk mencari keberadaan papi mereka.

"Riji kamu tolong cari papi di semua tempat tongkrongan yang pernah papi kunjungin ya.."

Riji mengangguk dan pergi menuju garasi rumah, sedangkan Key dipinta oleh Caine untuk mencari di seluruh bar yang ada di kota.

"Key kamu cari papi di semua bar yang ada di kota ya"

Dan sisa dari mereka disuruh oleh mami untuk tidur beristirahat dikamarnya masing masing.

"Kalian ke kamar aja biar kakak yang jaga mami" ucap Gin pada adik adiknya

"Souta mau disini aja nemenin mami"

"Mia juga!"

"Kalian masih kecil tidur sana"

"Enggaaaa gamauuu... Hiks iihh mami... Kak Gin mi!!..." rengek kedua anaknya itu

"Cup cup sayang.. Udah kalian boleh kok nunggu disini..." ucap Caine dengan nada yang terdengar lembut ditelinga mereka

"Tapi mi mereka masih kecil"

"Udah gapapa"

Semua keluar dari kamar tidur Caine dan Rion kecuali Gin, Souta dan Mia. Mereka menjaga mami nya agar tetap baik, kemudian setelah 30 menit menunggu, terdengar suara nada dering handphone milik Gin berbunyi. Ia keluar dari kamar dan pergi ke balkon untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Halo Key kenapa?"

"Ini nih gua nemu papi di bar xx tolong panggilin sapa gitu kek buat bantuin gua, berat ini badan si papi"

"Oke Oke gua minta si Riji buat datang kesono dah"

"Cepat dikit dah, si papi nge berontak soalnya"

"Yodah gua telpon Riji dulu"

Panggilan ditutup oleh Gin, ia bertukar menelpon Riji untuk datang membantu Key yang kesulitan membawa tubuh berat papinya itu.

"Napa bang?"

"Bantuin Key bawa papi di bar xx ya, dia udah nungguin di sono"

"Oh ya sipp"

Tanpa Gin sadari, maminya telah mendengar seluruh percakapan tersebut.

"E-eh mami.."

"Papi mabuk trus pingsan?, kok ga bilang sama mami Gin??" tanya Caine sambil menatap anaknya dengan tatapan tajam

"Maaf mih.. Gin gamau mami khawatir"

"Justru hal kaya gini yang b- akhh.." belum sempat melanjutkan kalimatnya, Caine tiba tiba terjatuh dan merasa sakit yang begitu kuat di perutnya.

"Loh?? Mami kenapa mi!!"

"G-gin.. Per... P-perutt, sak-it" dengan nada yang terbatas bata Caine berusaha mengatakan hal itu dengan jelas tetapi tetap saja tidak bisa, tubuhnya membulat sambil memegang perut yang sedari tadi terasa sakit.

Gin yang menyadari maminya merasa kesakitan mencoba untuk menggendong dan membawanya ke kamar, tetapi saat ia coba menyentuh tubuh maminya terlihat sebuah bayangan yang menutupi cahaya dari atas balkon tersebut.

"Caine kenapa?" tanya Rion yang masih dalam keadaan mabuk

"A-anu pih.. Mami.. Sakit perut" jawab Gin dengan suara yang sedikit gemetar

Mendengar ucapan Gin, Rion sigap menggendong istrinya yang sedang membulat sambil memegang perut yang masih terasa sakit. Saat Rion mencoba mengangkat tubuh itu, ia merasa ada yang berbeda dari sebelumnya.

"Sayang?"

"Iyoon.. Sa- sakit.. Aghh.."

"Kamu ga ada makan?"

"I-iya.."

Mendengar ucapan itu, Rion bergegas membawa Caine masuk menuju kamar mereka. Caine hanya bisa memejamkan mata karena rasa sakit yang ia rasakan, Rion terus melihat ke arah Caine yang sedari tadi menahan rasa sakit di perutnya itu.

--

Author lagi kehabisan ide ges jadi maap nih kalo alurnya agak lain yaa..

Btw jangan lupa votenya biar makin banyak cp yg ku bikin!! Di cp ini aku berusaha bikin sepanjang mungkin supaya kalian puas loh and maybe nanti cp yang lain aku up lagi malam ya.. Mau mikirin alurnya jugaa

Lop buat semua yang udah suport aku💗💗💗

--


Rioncaine [Sweet Family Romance]Where stories live. Discover now