Chapter 65 - The Happiest Day

29.1K 3.5K 3.8K
                                    

Maaf telat! huhu. Happy reading❤️

Total Kata : 2.900 Kata

***

Louisa menahan napasnya sambil menunggu ucapan Ayahnya.

"Dalangnya-" ucapan Rasmus pun terpotong oleh Lily.

"Tunggu, Rasmus," ucap Lily. Membuat Rasmus menoleh ke istrinya.

"Bukankah akan semakin berbahaya jika mereka tahu?" tanya Lily khawatir.

Dante yang mendengar itu langsung berkata.

"Lebih berbahaya jika kami tidak mengetahuinya, Mrs. De Jonge," ucap Dante.

"Ditambah, kemarin Louisa sudah menjadi target pembunuhan oleh Shadow Corp. Aku harus tahu siapa yang sebenarnya ingin mencelakai kekasihku dan apa motifnya." Dante terlihat sangat marah.

Lily dan Rasmus terlihat kaget mendengar Louisa menjadi target pembunuhan kali ini.

Sedangkan Louisa, wajahnya memerah karena mendengar Dante memanggilnya 'kekasihku' di depan orang tua Louisa.

Lalu Dante menambahkan.

"Tebakkanku, yang mencelakai Louisa adalah orang yang selama ini ingin membunuhku. Atau mungkin Shadow Corp sendiri, karena mereka tahu Louisa adalah putri kalian."

Alis Rasmus terangkat mendengarnya.

"Kau masih cerdas seperti dulu, kid," ucap Rasmus sambil tersenyum miring.

"Benar, kemungkinannya memang seperti itu," tambah Rasmus.

Lily menatap Louisa khawatir sekarang. Louisa sedang hamil dan menjadi target pembunuhan?

Lily tahu Louisa tidak dididik seperti Lara yang memiliki keahlian menembak dan bela diri. Pasti Ibunya Lily hanya mendidik kepribadian Louisa seperti yang dia lakukan pada Lily dulu. Louisa tidak memiliki keahlian untuk menjaga dirinya dari seorang pembunuh. Itu yang membuat Lily khawatir.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Lily khawatir pada Louisa.

Louisa tersenyum lembut melihat Ibunya tidak menutupi kekhawatirannya.

"Hanya sedikit syok," jawab Louisa jujur.

"Kau tidak boleh terlalu stres, Louisa," ucap Lily.

Tangan Louisa tiba-tiba merangkul lengan Dante di sebelahnya dan berkata. "Dante selalu ada di sini, jadi aku merasa lebih tenang selama ada Dante." Sambil Louisa memberikan senyuman, seolah ingin memberitahu pada orang tuanya tidak perlu khawatir.

Dante kaget melihat Louisa seperti itu. Dia menahan senyuman bodohnya. Rasanya Dante sangat ingin mencium bibir manis Louisa itu habis-habisan, lalu bercinta dengannya sekarang juga.

Dante tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengecup puncak kepala Louisa sejenak sebelum menatap kedua orang tua Louisa.

Rasmus dan Lily sama-sama menatap Dante dengan tatapan menyelidik.

"Jadi, bisa katakan siapa dalang sebenarnya, Mr. De Jonge?" tanya Dante.

Lily dan Rasmus saling bertatap-tatapan lagi. Sebelum Lily akhirnya mengangguk pada Rasmus memberi persetujuan.

Rasmus pun kembali menatap Dante dan berkata. "Orang yang mau membunuhmu selama ini itu, Hassan, Kakaknya Silvi, apa kau ingat dia?"

Dante mengerutkan dahinya mendengar itu. Tentu saja Dante ingat. Dante tidak pernah lupa nama-nama orang setelah Dante berkenalan dengannya.

Dan Hassan ini adalah orang yang membeli Dante dan Damien sebagai budak dari Yusef. Tapi Dante diberikan kepada Adiknya, Silvi. Sedangkan Hassan mengambil Damien menjadi budaknya.

Dante's ConfessionWhere stories live. Discover now