Chapter 12

1 1 0
                                    

      Aku termenung sembari mengunyah makanan di depanku. Killian duduk di seberangku, juga sedang makan.

***
     𝐵𝑒𝑏𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑙𝑢...
"Aku hanya bertanya..." ucap Killian.
"Kan aku sudah bilang! Diamlah!" seruku, kesal. Walau ini sebenarnya bukan salah Killian. Aku hanya sedang kesal, kesal berpikir, kesal memutuskan.
      Kenapa aku sangat memikirkan tentang pendaftaran? Itu bukan hal yang besar bukan?Seperti yang pernah aku bilang sebelumnya, aku tidak akan memilih lebih dari satu kelas tambahan, karena malas. Maka dari itu, aku harus memilih satu kelas tambahan dengan mata pelajaran yang benar benar aku ingingkan, agar tidak salah memilih dan menyesal, aku harus mengira ngira dahulu.
      Kelas yang aku paling inginkan...Memanah dan Berpedang...

      Aku mengeluh. Entahlah, aku merasa tertarik pada kelas tersebut. Ingin saja aku mempelajarinya, sepertinya seru. Belajar teknik yang beragam. Tapi aturan adalah aturan. Aku tidak bisa daftar pada kelas itu.
     Lima menit, aku diam membisu, menghela napas panjang.

𝘛𝘰𝘬 𝘵𝘰𝘬 𝘵𝘰𝘬
Ada yang mengetuk pintu yang sudah terbuka setengah.
"Permisi. Saya kemari untuk-"
"Tuan Feto!" Aku memotong ucapan 'seseorang' yang baru datang itu, berlari lari kecil menuju meja Tuan Feto. "Tuan! Saya ingin mendaftar!" Aku menghentakkan kedua telapak tangan pada meja.
Tuan Feto diam sejenak, mengangkat kedua halis nya. "Boleh, boleh...Tenang saja,Islette. Kamu seperti tidak akan kebagian pendaftaran saja.." Tuan Feto terkekeh. "Kamu kelas delapan kan? Kelompok berapa? Dan kamar mu?"
Aku menjawab semua pertanyaan tersebut, yang kemudian dicatat oleh Tuan Feto. Tak lama setelah itu aku berterimakasih, meninggalkan ruangan bersama Killian. Sementara 'seseorang', yang tadi mengetuk pintu, baru mulai mendaftar dan mengisi data, karena aku menyelanya.
"Islette," panggil Killian.
"Iya?" Aku menjawab.
"Anu...sekarang giliranku untuk memilih kelas ya?"
Eh? Aku hampir saja lupa.
"Iya, giliranmu." Aku menyibakan rambut ke belakang telinga. Berpikir, kira kira kelas apa yang akan dikunjungi sekarang...?
Killian menyilangkan kedua lengan nya, berjalan selangkah demi selangkah, pelan pelan.

𝘛𝘖𝘕𝘎.. 𝘛𝘖𝘕𝘎.. 𝘛𝘖𝘕𝘎..
"Yah..." keluh Killian.
"Sudah waktunya makan siang ya...?" Aku menyelidik.
"Yasudahlah, mau bagaimana lagi? Ayo ke kantin saja, daripada tidak kebagian makanan."

Aku mengikuri punggung Killian, berjalan tiga langlah di belakangnya.

***
      Aku meneguk segelas air putih. Makanan ku sudah habis, menyisakan piring kosong. Sementara Killian masih menikmaati makanan penutupnya.
     Aku merasa lebih tenang  karena sudah mendaftar kelas Sejarah, tidak perlu lagi pusing memikirkan kelas apa yang akan aku pilih. Walaupun sedikit berat hati, tetapi setidaknya jika aku merasa gemas tidak bisa masuk ke kelas Memanah dan Berpedang, aku bisa selalu menikmati waktu ku belajar dan membaca buku buku sejarah-  kegemaran ku.
    Jika di antara kalian ada yang berpikir '𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘥𝘢𝘩𝘶𝘭𝘶 𝘢𝘱𝘢 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘱𝘦𝘳𝘦𝘮𝘱𝘶𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬 𝘬𝘦 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘴 𝘔𝘦𝘮𝘢𝘯𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘉𝘦𝘳𝘱𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨?' Maka jawabannya, tidak bisa.
     Berbeda dengan kelas Taekwondo atau kelas Karate atau kelas lainnya, Memanah dan Berpedang tidak memiliki toleransi untuk menerima anggota perempuan. Mau sekeras apapun kita berusaha, tetap tidak akan bisa. Berbeda seperti Taekwondo, walau hanya satu, dua perempuan yang mendaftar, tapi tetap diperbolehkan.
"Islette." Killian memanggil.
"Hm."  Aku menimpal.
"Kenapa kamu terlihat sangat terganggu saat aku bertanya tadi? Masa aku disuruh diam." Killian mengangkat kedua bahu nya.
"Aku sedang berpikir."
"Lalu?"
"Kaau mengganggu saat aku sedang berpikir?"
"Jadi kamu tidak bisa fokus, begitu?"
Aku diam, tidak menjawab.
"Heleh, lemah," ejek Killian.
"Heh!" Aku nyaris melempar tisu kepadanya, menyebalkan.
"Salah kamu kok, aku diteriaki seenaknya."
"Ohh, yasudah. Aku akan kembali ke kamar, selamat tinggal." Aku berdiri, seolah olah akan meninggalkannya- mengancam.
"Hei! Islette!" Killian ikut berdiri.
"Makanya, diam kau!" Aku kembali duduk, disusul oleh Killian. "Cepat habiskan." Aku protes, Killian tidak menimpal.

Another Side Of Earth Where stories live. Discover now