Chapter 6

2 1 0
                                    

"Kamu sudah menentukan kelas tambahan mana yang akan kamu pilih,Islette?" Killian bertanya tanya.Kami sedang berjalan di lorong asrama,menuju Gedung Bagian Tengah,tepatnya dimana ruang kelas berada.
"Ada beberapa yang sudah kupilih,tapi belum pasti",aku menjawab.
"Dengar dengar,katanya kita bisa memilih lebih dari satu kelas tambahan,lho",timpal Killian.
"Walau benar seperti itu,aku akan tetap memilih satu kelas tambahan saja."
Lima menit,maka kita akan tiba di Gedung Bagian Tengah.
"Kenapa begitu? Padahal kan kamu pintar,istilahnya,atau,biasanya orang orang cerdas akan dengan senang hati belajar tanpa henti.Aku kira kamu akan seperti itu",ucap Killian,kebingungan.
Aku mengangkat bahu.
"Tidak tahu,malas saja.Mata pelajarannya tidak menarik untukku."
"Sayang sekali.Tapi memang sedikit benar sih.. Osorior membatasi kebebasan memilih kelas tambahannya." Killian melembutkan nada bicaranya.
"Yaa begitulah."
     Kini kami sudah berada di depan pintu utama Gedung Bagian Tengah.Banyak pintu yang berjejeran.Setiap pintunya digantungi sebuah papan nama kelas beserta kelompoknya.Kami terdiam sejenak.
"Ekhem,jadi...mau masuk ke kelas mana dahulu?"
Aku menatap ke arah Killian.
"Aku ikut kamu saja",aku menjawab.
"Aku saja bingung mau melihat lihat kelas yang mana",balas Killian.Aku mengehela napas.
"Eh,sekarang aku sudah tau.Ayok." Killian berjalan meninggalkanku.
Aku menepuk dahi,lalu menggelengkan kepala,dasar anak ini.
"Hei,tunggu!"
Aku berlari lari kecil,menyusul Killian.

***

Ini dia,kelas tujuan pertama kami,kelas Seni dan Melukis,atau singkatnya,Seni,atau singkatan lainnya,Melukis.

Tok tok tok.
     Killian lebih dulu mengetuk pintu.
"Permisi",seru Killian,aku hanya menunggu di belakangnya.Toh dia juga yang ingin melihat kelas ini,bukan aku.

Click,swing...
Pintu terbuka,seorang pria- yang berumur sekitar 30 tahun-an - terlihat di ambang pintu.
"Selamat pagi."
"Selamat pagi."
Kami berdua menyapanya.
"Ah,selamat pagi juga." Pria itu menyapa kembali.
"Kami kemari ingin melihat lihat sedikit kelas Melukis.Apa boleh?" Killian bertanya dengan sopan.
"Tentu saja boleh,dengan senang hati saya akan menunjukannya.Mari masuk." Pria itu tersenyum ramah.
     Kami memasuki ruang kelas.Saat masuk,kami disambut dengan lukisan lukisan dan karya seni lain yang dipajang.Aku bisa melihat patung,ukiran,lukisan,dan masih banyak lagi. Mereka disusun rapi di dinding dan lemari kaca. Ruang kelas tersebut hampir sama seperti kelas kelas pada umumnya,namun ada satu hal yang aku anggap unik,mejanya.
     Mejanya memang tampak seperti meja biasa saja,tapi asal kamu tahu,meja tersebut sudah dimodifikasi.Meja tersebut bisa dilipat,lalu diubah menjadi stand canvas,untuk melukis.
Lalu di bagian depan kelas,ada sebuah papan tulis putih dengan bingkai kayu yang diukir,cantik.Jujur,hanya melihat lihat saja aku menjadi senang,bukan karena aku menjadi tertarik untuk memilih kelas ini,tetapi karena karya seni yang ada di kelas ini.Lukisannya juga tidak kalah cantik,biar aku beri tahu,lukisannya...
"Islette." Killian memanggilku,matanya menunjuk kepada pria tadi.
"Ah,namamu Islette ya? Nama yang bagus.Panggil saya Pak Remu saja." Pak Remu mengulurkan tangan,aku meraihnya.
"Baik,Pak Remu.Senang bertemu denganmu."
Aku melepas jabatan tangan.
"Sepertinya kamu sangat tertarik ya dengan lukisan di sini." Pak Remu terkekeh,disusul dengan aku.
"Iya,aku memang tertarik."
Pak Remu berbalik,memandangi lukisan di belakangnya.
"Ini lukisan pertama yang dipajang di Osorior.Dilukis langsung oleh guru Seni dan Melukis pertama di sini.Sekarang ia sudah tidak ada." Pak Remu menjelaskan,aku mengangguk.
"Kalau aku justru tertarik pada papan tulis di depan",ucap Killian,menunjuk pada arah papan tulis.
"Ah,itu." Pak Remu berhenti sejenak.
"Kalau papan tulis itu memang baru ada sekarang,aku sendiri yang membuatnya.Beruntunglah kalau kau suka"
"Wah,hebat sekali Bapak membuatnya." Killian turut memuji.
"Terimakasih." Pak Remu mengangguk.
Tiga menit lengang,hingga Killian memecahkannya.
"Baik,Pak.Terimakasih atas panduannya hari ini,kami pamit",ucap Killian,menunduk terimakasih,aku pun mengikutinya.
"Ah,baiklah.Tidak masalah.Semoga kamu tertarik memasuki kelas ini." Pak Remu terkekeh.
"Sampai jumpa lagi,Killian,Islette",ucap Pak Remu dengan ramah.
"Terimakasih,Pak.Semoga harimu menyenangkan." Aku memberi pamit.
Dan dengan begitu sudah,kami pergi meninggalkan kelas Seni dan Melukis.






Another Side Of Earth Where stories live. Discover now