🪶 19. Aswad

176 38 53
                                    

Hidup memang tidak pernah sesuai dengan apa yang direncanakan bukan? Terkadang manusia hanya bisa berencana dan berusaha, sementara takdir bukanlah milik kita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hidup memang tidak pernah sesuai dengan apa yang direncanakan bukan? Terkadang manusia hanya bisa berencana dan berusaha, sementara takdir bukanlah milik kita.

Setidaknya itulah yang sering didengar dan dialami Yoona sepanjang hidupnya. Selama ini, ia tidak pernah memiliki rencana besar. Bisa dibilang, Yoona lebih fokus pada rencana jangka pendek dibanding jangka panjang. Jadi ketika ia sudah mengambil keputusan jangka panjang, itu artinya dia sudah berpikir berulang kali mengenai jalan hidupnya ini.

Sama seperti 7 tahun lalu. Ketika seorang pria berakhlak baik, dari keluarga terhormat, memiliki pekerjaan bagus dan bertanggung jawab pada kehidupannya tiba-tiba melamar Yoona, tentu saja wanita itu terkejut. Ia hampir saja menyemburkan minuman yang ditelannya ketika pria itu menyodorkan sebuah cincin berlian ke arahnya.

Memang sih mereka berpacaran saat itu. Sudah jalan satu tahun juga. Tapi mungkinkah pria dengan kualifikasi seperti yang disebutkan di atas nekat melamar Yoona? Dia hanya seorang gadis sederhana yang tidak memiliki tujuan hidup, yatim piatu, tidak memiliki pekerjaan tetap dan bahkan berniat untuk hidup sendirian selamanya. Ia bahkan tidak berpikir untuk menikah dan memiliki anak. Rasanya hidup sendirian tidak buruk karena banyak wanita yang memilih pilihan itu dalam hidupnya.

Hanya saja rencana itu buyar saat sang pria berniat untuk menikahinya. Bahkan saking niatnya, pria tersebut melamarnya di hari ulang tahunnya. Yoona sampai berpikir, apa yang dicari oleh pria itu dari perempuan seperti dirinya? Lagipula sang pria tidak akan kekurangan perempuan kan? Pasti banyak gadis lain yang mengejarnya. Ia bisa mendapatkan mereka semua hanya dengan menunjuknya.

Tapi kenapa pria itu memilih Yoona? Cantik? Banyak gadis yang melebihi dia. Kaya? Yang benar saja! Dia bahkan tinggal di apartemen studio kecil saat kuliah dulu. Atau karena.. Cinta? Ini terdengar naif sebenarnya. Tapi Yoona sendiri bingung mendefinisikan hal itu. Dulu ayahnya membesarkan Yoona dengan penuh kasih sayang. Ia hanya tau arti sayang kepada ayahlah yang dimaksud, bukan kepada lawan jenis.

Karena itu.. Yoona memilih untuk menolak lamarannya 3 hari setelah lamaran itu. Kemudian menutup segala akses yang menghubungkan antara dirinya dan pria itu. Ia pergi ke Busan karena merasa bingung dengan perasaannya sendiri, berharap ketika mengunjungi tempat itu dia akan merasa baik-baik saja.

Nyatanya saat Yoona pergi menjauh, dia justru mendapat kabar bahwa sang pria mencarinya bak orang gila. Bahkan pria tersebut menemui Sooyoung dan membujuk sahabatnya itu agar mencari Yoona.

Sikap sang pria membuat Yoona semakin bingung. Ia tidak bisa acuh begitu saja dan bersikap seolah mereka tidak pernah memiliki hubungan apapun. Lagipula selama berpacaran, mau tak mau mereka pernah berbagi banyak hal. Sangat tidak mengenakkan jika Yoona memutuskan begitu saja. Dan kembali lagi.. Karena itulah Yoona kembali berpikir ulang mengenai keputusannya.

Sampai akhirnya dia bertemu sang pria. Mereka berbicara banyak hal dan pria itu mengatakan kalimat sakral. Pernyataan cinta dan pertanyaan lamaran. Yoona juga tak ingin membohongi hatinya. Ia juga merasakan kenyamanan itu. Hingga dia menerima lamarannya. Tentu dengan keputusan yang sudah dipikirkan secara matang.

DILUTED HORIZONS [ON GOING]Where stories live. Discover now