🪶 Flashback 02: A Happiness

153 35 39
                                    

Awal Musim Dingin, 2011

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Awal Musim Dingin, 2011.

Langit malam berubah semakin gelap saat pergantian hari menuju malam natal. Lampu-lampu dan dekorasi khas natal menyala di sepanjang jalan utama dari Incheon menuju Seoul. Meski malam ini sudah masuk dini hari, tapi kepadatan jalan terasa begitu menyesakkan. Mobil-mobil bergerak perlahan dan lampu-lampu lalu lintas di persimpangan jalan mengatur kepadatan tersebut.

“Lama sekali.”

Suara decakan di samping kemudi, membuat Jaewan menoleh sejenak. Ia yang sedang menyetir mobil sedikit mengernyitkan dahi. Tentu saja itu Lee Junho, sahabatnya yang tidak berhenti mengeluh.

Sejak Junho masuk ke mobilnya beberapa jam lalu, pria itu bergerak dengan gelisah. Sesekali ia terus menatap jalanan yang padat, kemudian melihat ke arah jam tangannya. Terus seperti itu sampai-sampai membuat Jaewan merasa kesal. Belum lagi keluhan demi keluhan yang membuat telinga Jaewan panas.

“Kapan kita sampainya?” Junho menoleh ke arah sahabatnya itu.

“Ya! Apa kau tidak lihat jalannya padat?” Jaewan bersungut-sungut kesal sambil menunjuk mobil di hadapan mereka.

Junho berdecak semakin gelisah. Pria itu langsung mengambil ponselnya dan mengetik pesan disana.

“Tenanglah sedikit..” Jaewan berujar santai.

Junho langsung menatap Jaewan dengan tajam. “Bagaimana bisa aku tenang, sementara Yoona sedang melahirkan?!”

Jaewan sedikit terlonjak mendengar nada suara itu. “Kau panik pun tidak akan mengubah apapun.”

“Ah, sial!” Junho lagi-lagi mengumpat. Ia heran kenapa dini hari seperti ini jalanan sangat padat sekali. Meski ini adalah malam natal, tetap saja kemacetan saat tengah malam sangat tidak masuk akal.

Sebenarnya Junho sedang berada di Jepang saat mendengar kabar istrinya itu melahirkan. Ia sedang menjalani pelatihan observership untuk program fellowship nya di tahun kedua ini. Itu adalah pelatihan bagi dokter spesialis seperti Junho untuk mengamati praktik klinis di Rumah Sakit atau Lembaga Kesehatan. Kebetulan selama 2 bulan terakhir ini, Junho dikirim ke Jepang untuk melakukan observership. Selama kurun waktu itu pula, ia tidak pernah pulang dan menemui Yoona di kehamilan trimester tiganya. Junho juga baru selesai program observership ini di awal bulan Januari. Tapi saat mendengar istrinya akan melahirkan, Junho langsung izin pada pembimbingnya untuk pulang lebih awal. Beberapa laporan yang harus dikerjakannya akan diselesaikan saat ia sampai di Korea Selatan.

Lagipula berita Yoona yang akan melahirkan pun datang secara mendadak. Seharusnya due date kehamilannya di awal 20-an bulan Januari 2012. Tapi ternyata istrinya itu melahirkan jauh lebih cepat dari dugaan mereka. Tentu saja itu membuat Junho panik dan gelisah selama perjalanannya ke Rumah Sakit. Ia juga terpaksa memaksa Jaewan untuk menjemputnya di bandara saat tengah malam seperti ini.

“Tidak adakah jalan alternatif lain?” Junho kembali merecoki Jaewan yang duduk di sampingnya.

“Tidak ada, kita terperangkap.”

DILUTED HORIZONS [ON GOING]Where stories live. Discover now