56. Nama anak

Beginne am Anfang
                                    

"Apa nya?"

"Lagi panggil aku sayang..."

"Hahaha manja nya kesayangan ku ini... aduh aku sayang banget sama kamu deh by..." Gia merengkuh tubuh sang suami dengan erat. "Harusnya dari dulu aku terima lamaran kamu. Gak nyangka sebahagia ini aku jadi istri kamu. Maafin ya aku sempet ragu sama kamu dulu."

"Aku yang minta maaf gak bisa jadi tipe ideal suami buat kamu. Kamu harus nikahin orang pengecut kayak aku.."

"Husss! Jangan ngomong gitu, aku gak suka.." Gia merengut seraya melepas pelukan nya dari tubuh sang suami, tapi urung karena Zidan kembali menarik tubuh istrinya ke dalam pelukan nya.

"Gini aja beb, aku kangen banget sama kamu."

"Kamu kenapa sih? Kok tiba-tiba gini sih? Tumben amat."

"Si Naren anying malah mesra-mesraan di dapur coba. Sengaja banget pamer sama aku, mentang-mentang baru baikan sama si adek." Adu Zidan pada istrinya. "Sengaja banget ciuman di depan aku coba. Kayak gak ada tempat aja."

"Ya ampun kirain kenapa.."

"Aku kan mupeng beb.."

Cup

Gia mengecup tepat bibir suaminya.

Cup

"Udah ya?"

"Kurang, aku juga mau pamer ciuman sama Naren. Emang dia doang yang bisa ciuman."

"Gak mau ah. Kayak anak kecil deh by.."

"Sorry. Btw beb..."

"Iya?"

"Pake sayang dong."

"Hahaha kamu kayak Ajen deh. Iya apa sayang?"

"Besok aku mau beli kambing buat si kembar. Jadi seharian aku bakal pergi sama geng mulut lancip. Gapapa ya?"

"Nyari kemana gitu?"

"Ke Subang beb. Kata Ravi ada kenalan disana, Naren juga beli disana waktu buat aqiqah Luna."

"Bertuju?"

Zidan menggelengkan kepalanya lesu. "Bian gak bisa pas aku ajak. Paling berenam aja sih kayaknya."

"Gak bisa apa gak mau itu?"

"Hahaha besok dia mau ajak pergi sama Vania ke suatu tempat."

"Kemana?"

Zidan mengedikkan kepalanya, "Mana aku tau."

"Emang Vania nya mau?"

"Gak tau deh. Bian cuma bilang gitu."

"Yaudah, tapi hati-hati ya? Pake mobil siapa aja?"

"Satu mobil aja, pake mobil baru Bang Gapin dong." Zidan mengeratkan pelukan istrinya.

"Oh dalam rangka uji coba mobil baru ya?"

Zidan mengangguk sembari memejamkan matanya saat rambut nya di usap-usap oleh Gia dengan lembut.

"Berangkat jam berapa?"

"Pagi kayaknya, biar gak kena macet. Masalahnya besok masih weekend."

"Yaudah kamu jangan begadang lagi sama Naren. Jam sepuluh langsung tidur, gak ada tuh main ps lagi kayak kemarin sampe subuh."

"Iya maaf... aku cuma nemenin Naren yang nelangsa karena si adek ngunciin pintu kamarnya. Sebagai ipar yang kan aku cuma mau menghibur. Tapi dasarnya bocah itu gak tau diri, udah baikan malah umbar-umbar."

"Kata Yasmine kamu juga suka umbar-umbar."

Zidan terkekeh sambil mengangguk, "Sengaja, biar semua orang tau kalau kamu balas perasaan aku. Banyak banget yang meragukan rumah tangga kita tau beb."

Pengabdi Istri (The Series)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt