O8 - ZAIDEN

6.1K 359 200
                                    

Huhuhu haloo semua... ((menangis bersalah)) mianhae aku baru upload setelah 1 tahun, terimakasih yang masih stay, sangat sangat terharu! semoga kedepannya aku bisa lancar lagi dan kemungkinan ini bakal jadi short story karena biar cepet selesai..
love u all and happy reading!💗

***

Sudah hampir 3 bulan Shanza tinggal dirumah mewah milik Amartya, ia mulai terbiasa akan ke absurdan suami-istri bermarga Amartya itu. dan juga, sudah lamanya ia tak menjumpai Zaiden, Kakak angkatnya sekarang, karena ia sudah masuk dalam KK keluarga Amartya. Shanza Shaqueena Amartya, namanya sekarang.

Setelah kabar masuknya Shanza kedalam KK Amartya, Zaiden jarang sekali menampakkan wajahnya dirumah ini. Shanza merasa bahwa Zaiden sangat amat membencinya, bagaimana tidak? jika Shanza tak sengaja menatapnya, Zaiden akan langsung membuang muka dan pergi begitu saja. mungkin, dapat dikatakan hubungan keduanya jauh dari kata akur. 

Agenda hari ini, ia akan bersekolah di SMA Waradigmaga. yap! dia akan satu sekolah dengan Kakak angkatnya, Zaiden. hal ini tak luput dari rencana Ami.

"Shanza mau sekolah kaya Zaiden ngga, nak?" Tanya Ami antusias, mendekatkan mereka berdua adalah tujuannya. ia memandangi gadis berpiama barbie dengan senyum lebar.

Shanza menunduk dan memilin piamanya, "Emm," Gumamnya bingung. jujur Shanza ingin bersekolah seperti kakaknya, tapi ia takut Zaiden akan semakin membencinya.

Mengerti apa yang dipikirkan Shanza, Ami memegang tangannya lembut, "Kamu tenang aja sayang, Zaiden pasti suka kamu sekolah disana." Nada Ami sangat menyakinkan.

Shanza mendongak menatap Ami setengah berbinar, "B-beneran, ma?" Tanya Shanza ragu-ragu. Ami menjawab dengan anggukan kepala, "Mau ya?" 

Itulah dirinya yang berakhir sekarang dengan seragam SMA Waradigmaga. Seragam dengan balutan jas bewarna navy, rok sekitar 5cm di bawah lututnya, membuat kakinya terlihat kecil, karna tubuhnya yang pendek. rambut sebatas punggung digerai membuat ia terlihat manis, dan jangan lupakan pita berwarna merah muda yang ia pasang pada belakang rambutnya menambah kesan feminim pada dirinya.

Jam menunjuk pukul 06.35, Shanza bergegas untuk keluar. jujur, ini adalah pertama kalinya ia bertemu orang banyak setelah insiden itu. Shanza gugup setengah mati! semoga ia tak membuat kesalahan di hari pertamanya.

Dari ruang makan Ami sudah mempersiapkan sarapan, ia menata piring yang yang  ia tata hanya dua saja. dikarenakan suaminya Ardhan yang ada urusan diluar kota dan juga anak laki-lakinya yang seperti bang toyib, jadilah hanya berdua yang ia siapkan. walaupun terlihat berkecukupan, Ami tak mempersilahkan Keluarganya dipersiapkan makanan oleh ART. untuk makanan itu tugas Ami sebagai Ibu rumah tangga. sedangkan yang lain, akan dikerjakan ART dirumahnya.

"Pagi, ma!" Sapa Shanza riang, Ami membalas tak kalah riang.

"Pagi sayang, cieee yang mau sekolah." Shanza tersenyum malu mendengarnya, matanya mulai mencari-cari keberadaan seseorang yang nyatanya nihil, tak ada.

Ami menyadari, "Cari Papa? Papa belum pulang, mungkin lusa pulangnya." 

"Kalo Zaiden...huft anak itu." Terdengar Sedih ditelinga Shanza, ia menunduk merasa bersalah lagi.

Ami terkikik melihatnya, "Lucu amat menantu gue, ngga sia-sia latihan sedih semalem." Batinnya bangga.

Oke kembali ke rencana Ami, "Maka dari itu sayang, Mama takut Zaiden belum makan sampai sekarang, kamu mau ngga bawain makanan buat Zaiden?" Shanza bingung, ia takut Zaiden akan semakin membencinya.

Seakan tau Shanza akan menolak, Ami membuat rautnya sesedih mungkin. "Mama cuma khawatir, takutnya nanti mati kelaparan." Shanza tak tega melihat Ami yang terlihat sangat sedih, ia mengangguk sebagai jawaban.

ZAIDENМесто, где живут истории. Откройте их для себя