Pt. 18

370 39 11
                                    

Joshua mendengar suara gerbang yang dibuka dan mobil yang memasuku pekarangan rumahnya. Dia yakin itu pasti sang suami. Dia lantas beranjak dari sofa dan meletakkan buku dan kemudian berjalan ke pintu untuk menyambut pria itu.

Joshua membuka pintu dan melihat Seungcheol sudah ada di depan. Pria itu tersenyum padanya sambil merentangkan kedua tangan sebagai tanda menginginkan sebuah pelukan.

Joshua ikut tersenyum lalu memeluk sang suami. Keduanya kemudian memasuki rumah. Seungcheol akan mandi terlebih dahulu dan Joshua akan menyiapkan makan malam.

Joshua tadinya berencana menanyakan alasan ketidaksiapan Seungcheol memiliki anak. Namun setelah ia pikirkan kembali, sebaiknya tidak perlu. Dia tidak ingin suaminya merasa tertekan.

"Kau masak apa sayang?" tanya Seungcheol yang barusaja kembali dari kamar.

"Hanya beberapa sayuran dan daging sisa di kulkas" jawab Joshua yang telah selesai menyiapkan makan malam. Dia memberikan sepiring nasi dan beberapa lauk pada Seungcheol.

"Terimakasih" ucap Seungcheol setelah menerima piring itu.

Keduanya lalu makan bersama dengan tenang. Hingga Seungcheol membuka pembicaraan setelah selesai makan malam.

"Jadi siapa tetangga baru kita itu?"

"Namanya Minghao, dia memiliki anak perempuan bernama Juny berusia 3 tahun. Kau tahu sayang, Minghao ternyata seorang model. Sebelumnya mereka dari China. Tadi mereka membawakan buah untuk kita" jawab Joshua.

"Aku senang kalian saling mengenal. Kalian bisa menjadi teman, dan kau juga tidak akan kesepian" ucap Seungcheol.

Joshua mengangguk. Namun dalam hatinya dia mungkin akan lebih tidak merasa kesepian jika memiliki buah hati. Tapi dia tidak boleh egois.

.

.

Kini Seungcheol dan Joshua tengah berbaring dengan nyaman diatas ranjang. Lengan Seungcheol menjadi bantal untuk Joshua. Keduanya saling bercerita hal-hal yang menyenangkan. Sesekali Seungcheol mencium surai lembut Joshua.

Akan tetapi, dibalik kenyamanan itu, jujur Seungcheol masih memikirkan hal itu. Jujur dia merasa bersalah. Dan ia pikir harus menjelaskannya pada Joshua alasan dirinya belum siap memiliki anak.

"Sayang" panggil Seungcheol lirih dengan suara beratnya.

"Hm? Kau sudah mengantuk?" tanya Joshua sambil mendongakkan kepalanya untuk melihat mata sang suami.

"Bukan itu" Seungcheol menjeda kalimatnya agak lama "Aku minta maaf. Alasanku belum siap karena aku ragu" lanjut Seungcheol yang membuat Joshua mengernyit.

"Apa yang membuatmu ragu?" tanya Joshua dengan penuh perhatian.

"Sebenarnya aku ragu apakah kau juga mencintaiku? Aku tidak tahu bagaimana perasaanmu terhadapku. Kau kembali ke LA sebelum aku mengatakan perasaanku. Lalu kita bertemu kembali namun aku orang asing bagimu" jelas Seungcheol yang membuat Joshua tertawa kecil.

Seungcheol mengernyit. Apa ada yang lucu?

"Ada apa denganmu, Seungcheol-ah. Hm?" tanya Joshua sambil menahan tawanya yang belum bisa berhenti.

Melihat itu Seungcheol hanya berdecak—kesal.

Joshua merasa kasihan pada suaminya. Dia pun akhirnya bisa berhenti tertawa. "Apa kau ragu karena aku tidak pernah mengatakan— aku mencintaimu?"

"Tentu saja tidak, hanya saja—"

"Aku mencintaimu" ucap Joshua yang memotong kalimat Seungcheol.

"Sudah kubilang bukan karena—"

Submissive | CHEOLSOOWhere stories live. Discover now