Pt. 1

1.9K 86 4
                                    

Joshua segera mengambil ponselnya yang berbunyi dari dalam tas. Ternyata sang ibu menelpon. Dia pun lantas mengangkatnya dan menempelkan smartphone itu ke telinga.

"Iya, ibu?" Ucap Joshua dengan suara lembut.

"Sedang apa?" Suara wanita paruh baya terdengar dari ujung telepon.

"Jisoo sedang berbelanja. Hari ini cuaca sangat bagus, rasanya memakan masakan Korea sangatlah pas" jawab Joshua sambil mendorong troli dan mengambil beberapa bahan masakan yang ia cari.

Dari ujung telepon itu, sang ibu tersenyum. Belum ada perbicaraan lagi selama beberapa detik, hingga akhirnya Joshua kembali memulai.

"Apa ada sesuatu?" Tanya Joshua sejenak menghentikan aktivitas belanjanya untuk sepenuhnya mendengarkan sang ibu.

"Hm" jawaban yang lebih terdengar seperti gumaman dari sang ibu membuat Joshua sedikit terkejut.

"Ada masalah yang terjadi di kantor ayahmu belakangan ini, hingga harus menerima bantuan dari perusahaan lain..."

Joshua menunggu kalimat dari sang ibu. Hingga dia mendengar suara hembusan napas panjang. Seolah-olah ibunya tidak sanggup untuk melanjutkan. Dan hal itu membuat hatinya gelisah.

"Jisoo-ah... bisakah kau pulang?"

Joshua menghirup napas panjang dan menghembuskannya pelan. Kemudian mengulas senyum dengan getir. Dia yakin masalah besar telah terjadi dan dia berhubungan dengan hal itu meskipun ia tidak tahu apa yang menyebabkannya.

"Jisoo... Jisoo akan pulang hari ini" jawabnya yang segera mendorong trolinya ke kasir meskipun bahan masakan yang ia ingin beli belum semuanya terambil.

"Maafkan ibu merepotkanmu, Jisoo-ah" ucap sang ibu yang membuat hati Joshua resah. Ini bukanlah salah sang ibu atau siapapun. Dia tidak ingin sang ibu berpikir akan merepotkan dirinya.

"Mengapa ibu berpikir seperti itu?! Jisoo tidak menyukainya" ucap Joshua dengan sedikit penekanan agar sang ibu mengerti.

"Kalau begitu Jisoo tutup dulu teleponnya ya?"

"Iya... Hati-hati sayang, tidak perlu terburu-buru" ucap sang ibu lalu mematikan sambungan telepon.

Joshua pun lantas memberikan barang-barang yang sudah diambil tadi kepada kasir untuk proses pembayaran.

.

.

Joshua kini telah berada di apartemennya dan sedang mengemas barang-barang yang akan dia bawa. Dia tidak tau berapa lama dia akan berada di Korea Selatan. Oleh karena itu, ia membawa pulang banyak. Setelah semuanya siap, iapun lantas bergegas menuju ke bandara. Dia memesan penerbangan secara online di smartphone-nya penerbangan dari LA menuju ke Incheon. Dan syukurlah, masih ada yang tersisa.

Setelah penerbangan selama kurang lebih 13 jam, akhirnya Joshua menginjakkan kakinya di Korea Selatan. Negara yang menjadi kenangan masa kecilnya ketika masih berada di panti asuhan. Yah, dia bukanlah anak kandung dari keluarga Hong. Joshua diadopsi saat usianya sekitar 8 tahun. Kemudian dia dibesarkan di LA dan ketika kedua orang tua angkatnya memutuskan kembali ke Korea Selatan. Dirinya masih berada di LA dan berencana menetap disana. Hanya 1 kali dia pulang ke Korea Selatan saat usianya 17 tahun. Dan diusianya yang ke 29 tahun ini, dia kembali lagi setelah sang ibu memintanya pulang.

Joshua menghentikan sebuah taksi dan memberitahu supir untuk mengantarkannya ke alamat rumah orang tuanya.

"Ternyata banyak yang berubah" ucap Joshua yang saat ini sedang melihat ke sekeliling lewat jendela mobil.

"Sepertinya tuan sudah lama berada diluar negeri ya?" Tanya sang supir yang seketika membuyarkan lamunan Joshua.

"Ah, iya... Aku sudah lama sekali tidak kembali ke negara ini" jawab Joshua yang kemudian kembali melihat keluar jendela.

Submissive | CHEOLSOOWhere stories live. Discover now