Perfect Angel

1 0 0
                                    


Bintang hanya tersenyum canggung ketika berhadapan langsung dengan Cici, Mamahnya Banyu. Walaupun bukan pertama kali bertemu karena terhitung sampai sekarang sudah 3 kali dia bertemu dengan Cici. Pertama saat di panti, kedua saat di undang makan siang berdua dengan Cici lalu sekarang ketika Banyu mengajaknya kerumah untuk di kenalkan dengan yang lain.

"Banyuu..."

"Iya sayang?"

"Aku harus ngapain?" Bintang memelas, tangannya sudah dingin sekali saking gugupnya. Meski di sambut baik tetap saja dia harus beradaptasi susah sekali, terlebih menghadapi Rendi, terlihat tidak suka dengan dia. Mungkin karena sudah tahu umurnya sama dengan Rendi, pasti di kira mengincar brondong, memang benar sih. Tapi kan biarlah!

"Bantuin Mamah masak sayang," jawab Banyu seraya mengecup puncak kepala Bintang, lucu memang melihat kegugupan pacarnya. Dia sudah tidak sungkan lagi untuk memanggil Bintang dengan panggilan kesayangan. "Gugup banget ya? Santai aja oke? Mamah gak gigit kok, aku temenin kamu. Gak bakal kemana mana."

Bintang hembuskan nafas berkali-kali, menatap mata Banyu dalam, mereka sudah menjalin hubungan 2 bulan lebih. "Aku takut Nyu," rengeknya lagi, mereka memang masih di ruang tamu duduk berdua. Karena setelah bersalaman Cici malah langsung ke dapur memasak tidak mengajak Bintang sama sekali itu yang membuat Bintang sungkan. Tidak terlalu di terima itu saja pikirannya. Sudah mulai benar benar negatif sekarang. "Aku kayaknya pulang ya." Putus Bintang cepat, daripada harus merasakan sakit hati di tolak, dia lebih baik pulang saja.

"Eh mau kemana? Udah disini aja aku temenin." Banyu menarik kembali tangan Bintang, lalu menuntunnya untuk masuk ke area dapur, ada Zizah dan Cici disana sedang mengobrol sambil memasak bersama, sesekali malah tertawa. "Tenang aja sayang," ucap Banyu menenangkan pacarnya.

Bintang malah tertegun menatap pemandangan didepannya. Mamah Banyu dan Zizah Adik Banyu sangat sangat akrab, terlihat tidak ada jarak sama sekali. Tidak seperti dia, mengobrol saja tidak bisa yang ada di pukuli. Nur memang sudah terkena gangguan mental, hasil pemeriksaan dokter bulan lalu. Tetapi mertuanya tetap memperlakukan Nur dengan baik, merawat bahkan sangat menyayangi. Walaupun kesal Nur dan segala rasa yang Nur alami akan di lampiaskan kepada Bintang. Untuk Ayahnya, dia sudah tidak berkomunikasi lebih tepatnya, Hendra tidak membalas pesan dan tidak menjawab panggilan dari Bintang. Seolah tidak ada saja, bahkan uang yang biasanya masuk setiap bulan sudah tidak ada lagi.

"Sayang."

"Eh iya?" Bintang mengerjapkan matanya terkejut, malah lebih kaget lagi ketika matanya mengeluarkan air mata. Itu tanpa sadar terjadi.

"Kenapa nangis? Apa kenapa? Ada yang sakit?" tanya Banyu bertubi-tubi jelas dia khawatir dengan pacarnya yang tiba tiba meneteskan air mata. Apa karena gugup? Tapi sepertinya bukan, ada tatapan kosong yang tidak pernah Banyu lihat. Baru sekarang dia melihat tatapan hampa penuh kekosongan dari Bintang. Dan kenapa hatinya merasakan sakit juga?

"Ak- Aku itu Nyu, aku di suruh Bunda pulang, nah iya Nyu. Itu aku pulang dulu aja ya." Dia langsung terburu-buru menghampiri Cici dan Zizah. "Tante, saya pulang dulu ya, udah di suruh Bunda. Zah duluan."

Banyu sampai tertegun tidak mengerti apa yang sedang terjadi bahkan ketika Bintang melewatinya dengan tergesa gesa lalu pergi. Setahu Banyu tidak ada notifikasi dari Bunda Bintang ataupun chat tapi mengapa Bintang berbohong?

"Kenapa Nyu?"

"Mah, aku tau Mamah belum bisa nerima Bintang. Tapi Mamah harus hargai dia. Kamu juga Zah, aku gak habis pikir sama kalian semua. Aku udah gede punya pilihan sendiri, aku gak mungkin milih kalau emang gak baik buat aku-"

"Aku milih Bintang, emang karena aku sayang dia, alasan sayang sama dia apa? Ya aku juga gak tau, ngalir gitu aja. Kalian semua mana tau luka apa yang ada di diri Bintang. Kalian mana pernah rasain yang Bintang rasain. Tapi, please hargain dia sedikit. Aku yang minta dia, aku yang mau dia. Kalian emang berhak atas hidup aku karena kalian keluarga aku, tapi kalau begini, aku kecewa banget. Banyu bener bener kecewa sama kalian semua. Setidaknya ajak pacar Banyu ngobrol, sekalipun kaku, namanya juga kenalan. Kalau kalian gak suka bilang sama aku please aku gak perlu ngajak pacarku kesini, aku gak mau liat dia kesakitan lagi-"

INI BINTANGKUWhere stories live. Discover now