[lima]: menghindar?

23 5 0
                                    

.
.
.
.
.
╣⁠[✧]⁠╠

Duduk di tepi trotoar sambil melamun dan mulut yang sibuk mengunyah cilok adalah kesibukan yang dilakukan Razelene saat ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Duduk di tepi trotoar sambil melamun dan mulut yang sibuk mengunyah cilok adalah kesibukan yang dilakukan Razelene saat ini. Hanya diam dan sesekali mata cantiknya melihat langkah orang yang berlalu lalang di hadapannya. Razelene saat ini tak peduli dengan tatapan orang-orang yang menatapnya dengan aneh.

Hal yang dilakukannya sejak tadi setelah membeli seplastik cilok adalah melamun dan berulang kali menghela nafasnya. Tak ada lelahnya Razelene melakukan itu semua.

Sejak tadi dia juga sendirian. Tak ada teman. Tak ada gangguan juga. Tenang, tapi membuatnya kesal. Tak ada yang bisa disalahkan disini kecuali dirinya sendiri.

"Ngapain tadi gue jalan kesini sendirian?" Monolognya lirih masih sambil melamun.

Ia kembali menusuk satu cilok dan menariknya dari dalam plastik lalu membawanya ke arah mulutnya. Coklat batang ukuran kecil yang juga ia genggam bersama plastik berisi cilok itu ikut dia gigit.

Makan cilok pakai coklat. Aneh. Razelene memang aneh. Membuat satu orang yang berdiri lumayan jauh darinya menatapnya gemas.

Orang yang memperhatikan Razelene itu berjalan melewati Razelene dan menjatuhkan selembar uang kertas lima ribuan di depan Razelene.

"What the fu—! Dikira gua pengemis apa?" Razelene yang kesal meremat uang yang baru diambilnya itu. Baru saja dia hendak mengejar orang tadi tapi ternyata orang tadi sudah mendudukkan dirinya di samping Razelene. Tak memperdulikan Razelene yang menatapnya dengan kesal dan bingung.

"Maksud lo apa? Emang tampang gue macam pengemis gitu?" tanyanya pada cowok asing yang hanya tersenyum menatap lurus ke arah depan walau mereka sedang duduk bersebelahan.

"Sengaja. Biar lo nggak ngelamun kayak orang gila" jawab cowok itu dan pada akhirnya dia menatap Razelene dan tersenyum manis.

"Tch. Kelihatan banget kah gue gilanya?" tanya Razelene lirih. Ia kembali menghela nafasnya dan menunduk menatap jalanan beraspal di bawahnya sambil kembali mengunyah cilok-nya.

Cowok itu terkekeh. Berpikir aneh membayangkan rasa perpaduan dari coklat dan cilok bersaus itu. "Lo boleh cerita kalau mau. Gue rasa gue bisa jadi pendengar yang baik" Tawar cowok itu.

"Lo orang asing"

"Enggak. Setelah ini gue bukan orang asing. Kenalin, gue fabian. Panggil aja bian, jangan bi. Nanti jadi kayak manggil babi" Fabian tertawa setelahnya. Mencoba untuk menghibur Razelene.

"Nggak lucu. Lagian tetep aja kita baru ketemu. Gue nggak bisa langsung percaya sama lo"

Mendengar jawaban Razelene, Fabian sama sekali tidak merasa sakit hati walaupun sejak tadi gadis itu ketus terhadapnya. "Tau nggak kenapa gue nyamperin lo?"

My Reason | Lee Heeseung [✓]Where stories live. Discover now