[dua]: gardening date

33 4 0
                                    

.
.
.
.
.
╣[✧]╠

Suara air yang mengalir deras dari keran kini memenuhi pendengaran Razelene

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


Suara air yang mengalir deras dari keran kini memenuhi pendengaran Razelene. Tangannya yang memegang sponge  cuci piring itu kini bergerak berputar-putar di atas permukaan piring yang tengah dicucinya.

Saat ini dia sedang membantu ibunda dari Harsha untuk membersihkan alat-alat bekas sarapan pagi tadi.

"Tahun depan berarti baliknya?" Razelene hanya mengangguk dan tersenyum saat bunda Harsha yang bernama Hesty itu bertanya padanya. Alasan perempuan itu bertanya karena Razelene bercerita tentang rencananya dan juga apa saja tujuannya datang ke Sumatra.

"Iya, bun. Tahun baruan disini. Dean yang minta" Setelah dikenalkan ulang oleh Harsha tadi, kini Razelene tidak canggung untuk memanggil ibu sahabatnya itu dengan sebutan bunda.

Semuanya tak sesuai dengan apa yang dia pikirkan sebelum berangkat kesini. Razelene kira dia dan Harsha juga dia dan keluarga Harsha akan merasa canggung di pertemuan awal. Namun nyatanya itu tidak benar karena keluarga cowok itu yang dengan baik dapat menyambutnya.

Perlakuan keluarga Harsha terhadapnya juga seakan sudah menganggapnya sebagai anggota keluarga sendiri. Razelene senang berada di antara keluarga ini. Sebab sejujurnya sudah lama dia tak merasakan kehangatan dalam keluarga. Bukan sudah lama, melainkan sepertinya tidak pernah.

"Setelah ini nanti mungkin beberapa hari kedepan bakal sibuk. Tau sendiri kan kalau habis ini natal? Jadi nanti akan banyak persiapan" ujar bunda Hesty menginformasikan.

Razelene lagi-lagi mengangguk dan menjawab, "Iya" Lagipula dia tidak tahu akan membalas apa. Ingin bertanya apakah dia boleh bergabung? Tentu dia urungkan karena sebenarnya dia juga tidak berniat. Ia ingat dia dan Harsha berbeda. Lalu untuk apa ia bergabung? Tidak bermanfaat.

"Istirahat aja dulu di ruang tamu. Biar bunda yang rapihin ke rak" Razelene menurut dan segera pergi meninggalkan dapur untuk menuju ke ruang tamu setelah sebelumnya dia mengeringkan tangan-nya yang basah karena habis mencuci alat makan.

"Mau kemana?" Harsha yang baru saja pulang dari rumah saudaranya karena disuruh sang bunda untuk mengambil sesuatu itu bertanya kala dia berpapasan dengan Razelene di depan pintu yang membatasi ruang tengah dengan ruang tamu.

"Istirahat di ruang tamu. Tapi kayaknya mau pulang aja deh. Pamitin ke bunda, ya? Gue mau beres-beres kontrakan dulu" Razelene meraih tangan Harsha yang masih berada di atas kepalanya karena tadi cowok itu mengusak rambut-nya.

"Owh" Harsha mengangguk paham lalu memberi izin Razelene untuk pulang. Tapi sebelum Razelene pergi dia bertanya, "Mau aku anterin?"

"Gue bukan anak kecil. Berani pulang sendiri. Lagian deket juga"

"Tapi bagi aku kamu itu anak kecil"

"Nggak kebalik? Orang lu yang kek bocah"

Harsha hanya terkekeh main-main. "Yaudah. Tapi jangan lupa nanti sore aku jemput"

My Reason | Lee Heeseung [✓]Onde histórias criam vida. Descubra agora