16. The Monster

1.1K 187 26
                                    

"Ingat anak-anak, jangan sampai terpisah atau pergi ke jalur lain tanpa izin. Semuanya harus terus bersama kelompok masing-masing, mengerti?"

"Mengerti Pak!"

"Baiklah kalau begitu, mari kita mulai perjalanan ini. Semangat semuanya!"

"Ra, ayo."

Hyein menepuk bahu Rora pelan, membuat gadis yang asyik bercengkerama dengan adiknya itu tersadar dan segera mengikuti langkah orang-orang di depannya.

Rora juga langsung mengeratkan rangkulan pada tangan Chiquita agar mereka tidak terpisahkan, sebab kini berdesakan dengan anak-anak lain yang juga memulai petualangan.

"Obat dan inhalermu tidak tertinggal kan, Ra?" Tanya Chiquita ketika mereka mulai berjalan mengikuti pembimbing.

"Tidak, kau juga lihat sendiri tadi aku memasukkannya ke dalam tas."

Chiquita tersenyum dan mengangguk.
Dia memasukkan tangannya pada saku jaket, Iroha di sampingnya juga merangkul lengan kanannya. Membuat dia di apit dua gadis cantik sekarang.

Saat ini jam menunjukkan pukul 3 sore, dan kegiatan yang akan di lakukan adalah jelajah alam di area gunung jirisan. Setelah istirahat dari kegiatan pertama beberapa waktu lalu, sekarang waktunya melaksanakan kegiatan lain.

Murid terbagi menjadi beberapa kelompok dengan satu pembimbing dari setiap tempatnya. Dan setiap kelompok ada yang 4 sampai 6 orang anggota.

Tak jauh dari tempat kelompok Chiquita, 4 gadis dalam satu kelompok itu terlihat sengaja berjalan paling belakang.

Mereka adalah Eunchae, Kyujin, Leeseo dan Rei. Rei baru bergabung tadi siang karena dia awalnya tak ingin ikut studi tour, tapi karena perintah Ayahnya dia terpaksa menyusul, jadi dia berada disini sekarang.

"Chae, kau yakin akan masuk ke dalam gunung itu? Aku masih trauma.. " Leeseo merangkul lengan Eunchae cukup erat, wajahnya terlihat sedikit pucat ketika mereka mulai meninggalkan pemukiman dan masuk ke gunung.

Kyujin juga segera merapat, membuat Rei yang tidak tau apa-apa menatap bingung ke arah mereka.
Sementara itu Eunchae juga menghembuskan nafas berkali-kali, berusaha rileks.

"Kalian kenapa sih?" Rei bertanya setelah berdiri di samping Kyujin, menatap mereka penuh kebingungan.

"Tidak biasanya gugup seperti ini." Lanjutnya.

"Sebaiknya kau diam, kau tidak tau apa-apa." Sergah Kyujin pelan.

"Makanya beritahu aku, agar aku mengerti. Dasar aneh kalian ini, huh."

Rei mengerling jengah, kesal juga. Sebenarnya sejak dia datang, ketiga gadis itu mendadak bertingkah seperti anak pendiam. Tidak merusuh seperti biasa di sekolah.
Entah apa yang terjadi dengan mereka, dia belum tau.

"Kita jangan sampai tertinggal, ayo cepat." Eunchae mempercepat langkahnya, tak ingin tertinggal oleh kelompok lain di depan sana.

Rei sekali lagi menggelengkan kepala, dia seperti orang bodoh yang tidak tau apa-apa. Kemudian bicara sendiri karena teman-temannya mulai meninggalkannya.

"Sepertinya mereka telah kerasukan penunggu gunung, makanya aneh. Aku jadi menyesal pergi kesini, lebih enak di rumah, tidur dan nonton drama. Fyuh~"

Gadis berambut sebahu itu berlari kecil, menyusul. Tak sadar dari tempat yang gelap oleh pepohonan ada beberapa pasang mata yang memperhatikan.

**********************

Tin-tin! Tin!

Gadis pemilik mobil berwarna putih itu tak sabaran menekan klakson akibat kendaraan di depannya yang tidak maju-maju. Entah apa yang terjadi, yang jelas dia kesal bukan main karena perjalanannya semakin terhambat apalagi waktu sudah semakin sore.

IM HERE, UNNIE...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang