Mau melihat bintang?

23 4 0
                                    

Geoff menepati janjinya. Pria itu kembali lebih cepat, bahkan masih ada beberapa jam lagi untuk matahari tenggelam.

Blaire melihat Geoff tidak datang sendiri, melainkan datang bersama seorang pria yang tidak lebih tinggi dari Geoff.

Pria dengan surai hitam itu mengenakan pakaian putih, hampir senada dengan warna kulitnya, sangat kontras jika dibandingkan dengan pakaian Geoff yang serba hitam.

"Blaire, perkenalkan, dia---

"Lucius Myron, tabib tampan yang akan mengobatimu" pria berkulit putih itu lebih dulu mengulurkan tangannya ke arah Blaire, tersenyum manis dan terkesan sok akrab. "Senang bertemu denganmu, Blaire"

Karena sejatinya Blaire juga memiliki sifat sok asik, dia menyambut uluran tangan pria itu dengan senyum tak kalah manis. "Senang bertemu denganmu juga, Luci---

"Myron" buru-buru Myron meralat panggilan yang Blaire berikan. "Aku lebih suka dipanggil Myron"

"Oh, maaf. Aku pikir bisa memanggilmu Luci. Karena itu terdengar manis. Sangat cocok dengan pria yang memiliki senyuman manis sepertimu"

Nah, kan! Baru juga kenal, Blaire sudah mengeluarkan jurus andalannya. Rayuan maut.

"Benarkah?" Seketika wajah Myron berbinar. "Kalau begitu, khusus untuk Blaire boleh memanggilku seperti itu"

Geoff mendengkus mendengar percakapan keduanya.

"Sudah cukup basa-basinya" kata Geoff seraya menarik tangan Myron agar terlepas dari Blaire.

Lalu menyorot tajam ke arah Myron. "Bisa langsung kau mulai saja pengobatannya? Jangan makan gaji buta"

"Tch! Bahkan selama ini kau tak pernah membayar jasaku meski itu dengan sekeping koin" sarkas Myron sebenarnya merasa kesal.

Pasalnya, dia tengah bersantai, menikmati liburan di pinggiran pantai sambil menunggu datangnya sunset yang berada di negeri seberang. Namun tiba-tiba Geoff muncul dan langsung memanggulnya seperti karung beras, membawanya kemari dengan jurus cepat kilatnya itu.

Tch! Bahkan kepala Myron masih sedikit pening karena hal tersebut. Namun Myron tidak boleh mengeluh dan mulai memeriksa kondisi Blaire sebelum jarum naga hitam milik Geoff meluncur ke arahnya.

Blaire meringis pelan saat Myron mulai mengobati kakinya dengan jurus penyembuhan.

Ternyata benar, Kaki kanan Blaire mengalami patah tulang hingga tungkainya membengkak.

Plak!

"Aish!" Ringis Myron sontak menatap kesal ke arah Geoff. "Kenapa kau memukulku?"

"Apa kau tidak bisa lebih pelan? Kau membuatnya kesakitan, bodoh!"

"Aku sudah melakukannya dengan sepelan mungkin. Bahkan aku tak menyentuhnya sama sekali. Lihat! Aku hanya mengarahkan telapak tanganku di atas kakinya"

"Tapi kenapa Blaire tetap meringis kesakitan? Kau pasti tidak melakukannya dengan benar"

"Tch! Namanya juga patah kaki ya memang sakit. Dasar idot!"

"Kau mengataiku?"

Myron berdecih pelan, melanjutkan mengobati kaki Blaire. Pria itu juga sudah merubah ekpresinya menjadi lebih ramah ketika memandang Blaire.

"Maaf, Blaire... apa sangat sakit?" Tanya Myron. Nada bicaranya langsung berubah menjadi lembut.

Blaire mengangguk. "Tapi tidak apa-apa. Aku bisa menahannya"

Myron menoleh ke arah Geoff dan wajahnya berubah menjadi garang. "Lihat! Blaire bilang baik-baik saja. Meski perempuan, dia itu kuat. Jadi, berhentilah menjadi pria cerewet. Sangat tidak cocok dengan gayamu"

RUNAWAYWhere stories live. Discover now