The Trapped Soul || Nyxshire

Começar do início
                                    

Dia? Bagaimana bisa ada disini!?

Sial. Kesalahan apa lagi ini?

"Lagipula, kenapa kau melamun di atas pohon begitu?"

Terkesiap, uluran tangan yang menawarkan bantuan menarik kesadarannya untuk kembali. Tetapi keterkejutan tak bisa lekas ditepis, disela gerak refleks mendorong diri tuk menyahuti bantuan. Berdiri berhadapan, atensi tak bisa teralih dari sosok.. tak terduga itu.

"Bagaimana caranya kau bisa ada disini?"

Jangan salahkan jika keluar dari pembahasan pertama, hal ini sungguh perlu dipastikan.

Senyuman terkulum, gurat kentara di kening menjelaskan diri merasa bingung atas reaksi sang Trapped Soul. "Hanya mengikuti jalur jalan. Aku sedang berjalan-jalan sembari melihat ladang bunga dendalion, lalu aku sampai kesini. Melihatmu sedang melamun di atas pohon sendirian, kupikir aku ingin menyapamu."

Tidak salah lagi. Ladang bunga dendalion yang dimaksud adalah Bloomhaven, alam dimana semua Seeker Soul bersama Helper Angel-nya berkumpul usai—dan selagi menunggu misi. Pun secara geografis, Bloomhaven memang bersisian dengan alam ini. Hanya terhalang benang tipis tak kasat mata.. yang seharusnya tidak bisa ditembus. Bahkan seharusnya alam ini tidak bisa dilihat oleh seluruh penghuni Bloomhaven.

Sungguh.. seharusnya tidak ada siapapun yang bisa memasuki alam khusus ini. Pun selama seratus tahun berlalu, tidak ada sosok apapun yang bisa melewati benang pembatas hingga memasuki alam ini—kecuali sang Demon sendiri, dengan sesosok Helper Angel yang menjadi khusus untuknya. Jelasnya, yang lain tidak diizinkan masuk oleh sang Demon.

Lalu sekarang? Dia? Hanya sesosok Seeker Soul biasa, yang bahkan baru masuk ke dalam LOD World selama tiga hari. Bagaimana bisa dia memasuki..

.. alam Nyxshire? Alam tersembunyi yang hanya dikhususkan untuk satu-satunya Trapped Soul di seantero LOD World.

"Siapa namamu?"

Lagi, ia terkesiap. Manakala sosok itu terlalu cepat mengalihkan situasi, tenang menempatkan diri di atas rerumputan ungu. Lalu mendongak, mencari tatapan tuk kembali beradu.

"Saat itu kita belum berkenalan. Bahkan kau menghilang begitu saja."

Seudara napas pasrah terlepas. Baiklah, agaknya pertanyaan besar itu akan disimpan saja untuk sang Demon, atau pada sang Helper Angel.

Memilih mengikuti jejak, menempatkan diri di sisi sosok Seeker Soul itu. Atensi tertuju lurus, mengamati sejauh alam Nyxshire—yang terlalu hambar ia rasakan. Pemandangan indah ..hamparan rumput ungu dengan sedikit taburan bunga daisy, menghampar rata hanya dengan satu pohon berdaun ungu yang menjadi rumah untuk sang Trapped Soul, lanskap yang membentang berbias cahaya senja, perpaduan teramat apik antara warna biru, ungu dan orange.. tidak lagi terlihat menarik apalagi menggugah antusiasnya. Sudah terlalu biasa.

"Ingin tahu nama asli, atau nama pena?"

Diulur, sepertinya disengaja.

"Huh? Kau memiliki nama pena?"

Mengangguk segera. "Young Veins."

Mutlak dengan takdir. Seperti.. perpaduan kata teramat apik tuk menjadi filosofi atas kondisi sang pemilik. Sejalur pembuluh darah yang berhenti di usia muda, dipaksa mati dan selesai oleh keadaan yang tidak memihak.

"Bagus."

Tapi tidak dengan makna terdalamnya. Veins tersenyum, tanpa siapapun tahu jika senyum itu hanya sebatas entitas tuk menyembunyikan luka parah teramat menganga di dalam diri.

Soul JourneyOnde histórias criam vida. Descubra agora