itai

2.5K 312 38
                                    

Sekarang Mako tengah berada di taman rumah sakit bersama Agil. Mereka hanya saling diam menikmati suasana sore yang hangat itu. Ah, yang menikmati suasana sore hanya Mako, Agil sendiri tak bosan menatap wajah manis Mako yang hampir 3 bulan ini tak dapat ia lihat.

Dokter Sui berkata bahwa Mako akan berada disini untuk 3 hari kedepan untuk pemantauan lebih lanjut.

"Mia lagi apa ya sekarang?", Mako menyeletuk tiba-tiba.

"Mungkin dia nangis? Ngga tau juga, yang lain tau kamu disini, tapi Mia ngga", Mako mengangguk mengerti. Ah, kasihan sekali adiknya itu, tapi ia akan melanjutkan rencana ini agar Mia lebih senang lagi saat tahu.

"Apa yang kamu lakuin setelah pertemuan terakhir kita di rumah sakit waktu itu?", Mako bertanya penasaran. Ia tak melihat Agil sama sekali, tak ada pula yang membicarakan tentang Agil di rumah.

"Terbang berkeliling Asia, Eropa, dan akhirnya ada di Australia untuk dapat dilihat olehmu", ah, wajah Mako panas mendengar mulut manis Agil berucap.

"Aku kira kau benar-benar meninggalkan aku", Mako menunduk menatap tangannya.

"Tentu tidak, kau terlalu indah untuk aku tinggalkan. Melepasmu tak menjamin aku mendapat yang lebih baik", perkataan Agil membuat Mako tersenyum kecil.

"Terimakasih", lirihnya.

"It's alright, sekarang waktunya kembali ke kamar karena sebentar lagi matahari akan berpindah tempat", Mako terkekeh mendengar perkataan Agil.

"What we gonna do there?", Mako bosan di dalam ruangan. Hpnya tak dibawa oleh Sui sehingga tak ada yang bisa ia lakukan.

"Echi sempat membelikan buku, tidak akan bosan", Agil membujuk. Ia sempat meminta Echi membelikan buku untuk Mako karena hpnya yang tertinggal di rumah.

"Okey", Mako hanya menurut. Agil mendorong kursi rodanya untuk masuk perlahan.

"ih lucuu", Mako teralihkan oleh penjual balon lucu.

"Mau?", Mako mengangguk malu-malu.

"Kita kesana~", berakhir Mako dan Echi yang dibelikan balon hewan oleh Agil.

*****

"Sudah saya katakan, Tuan Mako tidak berada di negara ini!".

"Anda berbohong, saya tahu dari Tuan Krow, tuan Mako sudah sadar 2 bulan yang lalu", Allane bersedekap dada, menatap rendah Selia yang ada di balik meja.

"Lalu mengapa jika Mako sudah sadar? Ia juga tak tahu kau hidup", Allane terdiam sebentar. Benar, Mako datang sudah tak sadarkan diri, ia juga pergi sebelum sadarkan diri.

"Tapi saya tahu ia hidup", Selia yang duduk di kursi direktur memijat pelipisnya.

"Kamu diizinkan untuk keluar dari perusahaan ini dengan tak terhormat", Selia kembali fokus pada pekerjaannya.

"Siapa anda berani memecat saya?", Allane menatap wajah Selia.

"Saya Selia Aisnith, ada masalah?", Selia berkata tanpa memandang wajah Allane.

Allane terdiam. Selia Aisnith adalah sekretaris direktur, juga putri dari Rion Kenzo.

"Keluar.", Selia berkata, tak ingin di bantah.

Allane keluar dari ruangan dengan kaki terhentak kesal.

"Gue inget lu bentak Caine, Mako bakal gue tatar kalau sampe dia mau sama lu", Selia menggeleng heran, ada ya manusia seperti Allane?

*****

"Kak Rijiiiiiii", Riji yang tengah memperbaiki motor milik Caine di garasi hood terkejut hingga membentur stang motor.

"Astaga! Adek kenapa hei?", Riji dekati Mia yang hampir menangis.

"Digigit kucingnya kak Krow", jika Mia bukan adeknya, Riji pasti sudah tertawa.

"Apanya yang digigit", Riji dekati Mia.

"Ini", suaranya masih bergetar.

Mia tunjukkan betisnya yang memiliki bekas 4 gigi taring. Sepertinya memang lumayan sakit mengingat kucing Krow yang sudah besar. Biasanya kucing Krow akan baik dan pintar, mungkin Mia sedang jahil.

"Emang kucingnya kamu apain?", Riji usap kaki Mia. Ia bawa Mia untuk duduk ke teras.

"Buntutnya keinjek huee, mau kak Makooo", kenapa tiba-tiba membahas Mako? Riji bingung.

"eh eh, iya sayang iyaa, Mako bentar lagi pulang kok, cup cup cup, adeknya kak Riji pinter kok. Jangan nangis ya? Kita beli ice cream ke uwu aja yuk, kakak yang traktir", Riji gandeng tangan Mia masuk ke rumah.

"Kakak cuci tangan dulu ya, kamu tunggu sini", Mia hanya mengangguk. Riji berjalan naik ke kamarnya untuk cuci tangan dan mengambil dompet.

Berakhir mereka pergi ke uwu cafe untuk makan siang dan sedikit jalan-jalan.

*****

"Sayang kamu inget ngga anaknya kepala desa dasar jurang? Dia bikin ulah tadi di perusahaan, dia mau ketemu Mako katanya".

'Alah alahh, naksir dia tu ama Mako. Ga takut kalah saing sama Kawamura Agil apa'

"Dia gatau Selia Aisnith pula"

'Kacau sih'

Tiba-tiba Riji bergabung dalam panggilan telepon. Suaranya bergema, sepertinya ia sedang ada di toilet.

'Si adek digigit kucingnya Krow, nangis bilang mau Mako, sekarang kita lagi di uwu berdua, ntar kalau ditanya lagi gue harus ngomong apaa'

Tawa Echi pecah di kamar hotel. Mereka semua sangat berhati-hati jika sudah menyangkut Mia.

'Sabtu kami pulang, pas kan sama ultahnya adek, kita surprise in aja'

'bagus tuh! Kita obrolin nanti aja, ajak yang lain'

"Sip, apapun buat si adek".

|

|

|

|

"Saya mau dia mati, apapun konsekuensinya".

"Tapi, mereka bukan musuh yang mudah nyonya".

"Aku bilang hanya dia, bukan keluarganya".

"Tapi mereka satu, jika nyawa saya hilang, apa yang akan anda berikan?".

"Hehehe, bagaimana jika....









































Tubuh saya?"








'Dia kira dia siapa?'

'Memangnya siapa dia?'


798 words, gatel pen up

Tapi I lagi ga fit mwehe

Voment, lupyu💛

How? | MagilWhere stories live. Discover now