eh

3K 379 14
                                    

Pukul 6.35 pagi. Mako masih duduk di tepi tempat tidurnya. Ia merasa sangat malas meskipun hanya untuk bangun dari tempat tidur.

Tiba-tiba hpnya berdering. Muncul panggilan dari 'Bapaknya anak-anak + gue'

''Hallo'', suaranya lemas. Khas orang baru bangun tidur.

''Lagi ngapain?'', suara Rion terdengar dari hp Mako yang sengaja di load speaker.

''Baru bangunnn''.

''Kirain masih tidur''.

''Nggaa''.

''Oh iya, nanti tolong bawain berkas yang di meja kantor rumah. Kasih ke divisi 1. Udah sih itu doang''.

''Emm''.

''Uang masih?''.

''Aman''.

''Adek-adek?''.

''Aman''.

''Oke good luck, Ko''.

''Sip, u too''.

Panggilan diputus oleh Rion. Mako kembali merebahkan tubuhnya. Rion tak memintanya untuk datang tepat waktu. Fleksibel saja sesuai bagaimana Mako mau.

Namun, belum sempat Mako tertidur, Agil datang membuka pintu tanpa izin.

''Astaga jurig! Bapak, jantung saya cuma satu loh, di prank mulu dari kemarin'', senyum manis Mako berikan pada Agil tanda ia sangat kesal. Agil hanya terkekeh menatap wajah bengis Mako.

''Masih pake piyama? Gajadi ke kantor?'', Mako kembali duduk karena ia bisa jamin Agil kesini membawa niat.

''Mager'', ia berkata dengan mata yang kembali menutup.

''Udah mandi?'', Agil bertanya, Mako hanya mengangguk.

''Yaudah ke kantor gini aja'', Mako melirik sengit Agil yang berkata sekenanya.

''Yakali, nanti masuk berita ya lucu dong. 'Wakil direktur KNZ Corporation datang ke perusahaan dengan piyamanya', lawak anjir'', Mako tak sadar sudah di pindahkan ke kursi roda oleh Agil.

''Kemana dulu nih'', Agil membawa Mako keluar dari kamarnya.

''Ke kantor di lantai 2'', Agil hanya menuruti kemana Mako mau.

Sampai mereka berakhir di mobil Agil menuju rumah sakit tempat dokter Miraie berada.

Keheningan melanda mobil Agil. Musik hip hop diputar oleh Agil untuk menghilangkan suasana hening.

''Perasaan kemarin masih ballad deh, kok tiba-tiba gini'', Mako lirik layar di dashboard, membaca judul lagu yang ada di playlist Agil.

''Dapet dari Rion tadi malem, setelah saya dengerin ternyata lumayan'', Mako mengangguk. Tak ada lagi obrolan hingga mereka sampai di ruang tunggu untuk antre check up.

Ada seorang gadis kecil yang mendekati Mako. Gadis dengan rambut hitam dan kulit putih, menggunakan baju tidur pendek berwarna baby pink.

''Eh, kenapa dek? Adek ngapain disini? Mama-papanya mana?'', Mako bertanya. Ia menggenggam kedua tangan anak itu.

''Mama tidur, papa lagi nemanin mama. Om yang pake baju putih itu bilang mama sudah meninggal'', dengan nada polos ia berkata. Mako terkejut seketika melihat kepada Agil. Agil tak kalah terkejut tapi ia berusaha untuk tetap tenang.

''Nanti, adek jangan sedih ya apapun kata papanya. Harus tetap senyum, nih, uncle punya gantungan lucu, kamu simpan yaa'', Agil berikan gantungan rajut berbentuk chibi octopus kepada anak kecil itu.

''Ngga papa kah kalau nau ambil?'', Agil mengangguk sambil tersenyum.

Anak itu tersenyum lebar sambil berbicara hal acak dengan Mako. Sampai seorang pria seusia Agil datang dengan napas yang putus-putus. Menghampiri anak kecil yang memanggil dirinya Nau tadi.

''Nau, papa nyariin kamu loh, jangan asal lari lagi. Duh, maaf ya kakak-kakak'', sepertinya dia adalah papa dari Nau.

''Ini papa-nya Nau ya? Ngga papa kok pak, Nau juga ngga nakal'', Mako mengelus rambut anak kecil itu.

''Iya, ayo Nau, kita pulang, makasih ya udah jagain Nau'', Agil mengangguk sambil tersenyum.

''Sebentar, boleh tau nama Nau?'', Mako bertanya.

''Nauza Volvoreta Catherine, saya Verdynan Neorenzo, kalau kalian?'', papa dari Nau menjawab juga bertanya.

''Saya Mako Navarro, dan ini salah satu anggota kepolisian kota Kawamura Agil'', Mako juga memperkenalkan Agil yang sedari tadi diam.

''Oh tuan Mako, saya salah satu pekerja lapangan perusahaan KNZ'', Mako sedikit terkejut. Tapi ia dengan cepat kembali tersenyum ramah. Verdynan ini sangat tenang menurut Mako, ia akan berpura-pura tak tau mengenai kematian istri Verdynan.

''Ah begitu, tolong jaga Nau dengan baik, jika perlu bantuan tolong jangan sungkan kepada saya maupun kepada Pak Rion'', Verdynan hanya mengangguk sebelum berpamitan sambil menggendong Nauza.

Mako melamun setelah kepergian Verdynan dan Nauza. Agil yang menyadari tatapan kosong Mako pun menyenggol pundaknya.

''Hei, kenapa?'', membuat Mako menatapnya.

''Gimana perasaan Nau setelah dia mengerti kalau mamanya udah pergi?'', suara Mako begitu pelan namun untungnya Agil masih bisa mendengarkan perkataannya dengan baik.

''Aku yakin Nau kuat, kamu yang sabar ya'', ntah kenapa, Agil merasa jika Mako memiliki hal berat yang ia pikirkan. Agil hanya bisa menepuk bahu Mako menenangkan.

Tak lama, nama Mako dipanggil oleh seorang suster untuk masuk menjalani pemeriksaan.

''Hallo Mako, Agil'', Agil mengangguk sambil tersenyum menjawab sapaan dokter Miraie.

''Langsung kita cek aja ya, Agil, boleh bantu saya?'', Miraie meminta bantuan Agil untuk memindahkan tubuh Mako ke tempat tidur.

''Overall tinggal pemulihan saja, mungkin 3-4 minggu lagi sudah bisa kembali berjalan dengan normal'', Mako mengangguk. Mungkin besok sudah bisa menggunakan tongkat?

''Sudah, ini hasilnya bisa diperiksa lagi. Sama, saya dapat laporan dari Caine kalau Mako punya gerd? Tolong dijaga pola makan-nya ya'', Mako menghela napasnya. Maminya itu, tidak bisa menyimpan rahasia.

''Baik dokter, kami pamit dulu'', Agil yang berbicara.

''Baik, silakan Pak Agil''.

'Tolong jangan sakit'

'Maaf'

I ga pernah bikin A/N kan? Jadi sekarang bikin.

Di book ini, ada beberapa tokoh yang merupakan tokoh fiktif atau karangan writer semata, jadi bukan merupakan orang yang memang sudah ada/nyata.

Dan ingat, buku ini cuma bentuk dari pikiran liar writer ketika insomnia menyerang di malam hari. Jangan pernah mengaitkan semua hal yang terjadi di dalam book ini ke dunia nyata, atau ke kehidupan asli karakter yang ada disini. Book ini murni pikiran writer dan diimbangi beberapa inspirasi dari writer-writer lainnya tentu saja.

Aku publish chapter ini sebagai bentuk party karena besok udah kembali ke rutinitas sehari-hari yang (sok) sibuk karena liburan yang dinyatakan selesai.

Enjoy, jangan lupa voment, I lup Agil, wkwk.

How? | MagilWhere stories live. Discover now