ai?

2.2K 306 34
                                    

Mako mengira ia akan dibuang saat Rion mengatakan ia tak bisa lagi tinggal di hood TNF. Namun, semuanya salah ketika setiap hari Rion dan Caine akan berkunjung bersama anak-anak tentunya. Mako tinggal di rumah baru yang cukup mewah dan besar bersama Riji, Gin, Selia, Echi, dan Mia serta 2 orang maid dan belasan bodyguard.

Rion menjelaskan bahwa beberapa musuh mungkin mengetahui keberadaan hood keluarga sehingga bisa saja mereka melukai Mako ketika rumah sedang sepi. Jadi ia membelikan rumah baru yang lebih mendukung penjagaan untuk Mako.

Mako sendiri tak pernah lagi merasakan keberadaan Agil setelah terakhir kali bersentuhan saat ia baru saja sadar. Mako mendengar sendiri jika Agil akan meninggalkannya, dan itu benar-benar terjadi. Siapa yang mau pasangan yang tak sempurna? Tidak ada! Apalagi Agil adalah sesosok yang mendekati kata sempurna itu sendiri.

Mako berusaha keras melupakan sosok Agil yang pernah memeluknya dulu. Menerima kenyataannya, ia dan Agil tak dapat kembali menjadi satu. Menerima kenyataan bahwa ia bukan Mako Navarro yang memiliki segalanya lagi.

Saat ini, ia tengah duduk di teras rumah. Menghangatkan diri di pagi yang cerah bersama Mia yang tengah bermain dengan kucing Krow yang dititipkan untuk menemani Mako.

''Mia jangan lari-lari, nanti kalau jatuh sakit'', Mako berbicara ketika mendengar langkah kaki Mia sedikit cepat.

Mako adalah mantan assasin yang bekerja dalam bayangan. Sebenernya kebutaan tak berpengaruh banyak karena ia tak membutuhkan cahaya untuk melihat. Mako sering kali berlatih dengan kain yang menutup matanya. Memperkuat indra pendengarannya. Ia juga masih mengantungi senjata kemanapun ia pergi karena instingnya masih begitu tajam.

''Huaa, kakak!'', Mako langsung berdiri dari kursinya.

''Kan kakak sudah bilang, jangan berlari. Kela, tolong bantu Mia duduk kemari'', Mako menyuruh satu maid membantu Mia.

''Baik, tuan''.

''Hueee, sakit kak kelaa'', Mia merengek. Bisa ia lihat, lututnya berdarah karena tergores paving.

''Aldo tolong kucing Krow dibawa masuk saja'', Mako menarik Mia untuk duduk di pahanya. Meniup pelan lutut Mia yang berdarah. Menunggu Kela memasang plester.

''Sudah, tuan''.

''Nah, sudah. Nanti akan sembuh kok, lain kali hati-hati'', Mia mengangguk. Tak ingin turun atau pergi kemanapun.

Echi datang dengan mobilnya masuk ke halaman rumah yang cukup luas. Heran melihat Mia yang duduk di pangkuan Mako dengan mata sembab dan bekas air mata di pipinya.

''Kenapa, Mia?'', tanyanya.

''Jatuh waktu ngejar kucing'', Mako yang menjawab sambil mengelus rambut Mia.

''Owalahh, ada-ada aja kau dek, lain kali hati-hati pas main ya'', Echi berlalu masuk ke dalam rumah.

''Iya'', Mia hanya menjawab dengan lesu. Ini juga salahnya, Mako sudah mengingatkan untuk hati-hati.

''Sudah, liat kak Echi sana, dia bawa ice cream tuh'', Mako berkata sambil mengusap air mata Mia.

''Eh, serius?'', Mia heran, bagaimana Mako tau?

''Iya, dia tadi izin keluar buat beli ice cream'', Mako menurunkan tubuh Mia.

''Kak Echiii'', Mia berlari masuk kedalam rumah.

''Tuh kan, sudah bisa lari lagi'', Mako menggelengkan kepalanya.

''Nona memiliki energi yang tak pernah habis, tuan'', salah seorang bodyguard berkata.

Mako tertawa kecil sambil mengangguk.

''Dia akan menangis setelah jatuh, tapi kemudian mulai kembali berlari'', Mako mendongak bagai menatap langit biru yang cerah.

''Tolong antar saya ke kamar saya''.

*****

Di dapur, Mia membantu Echi membereskan belanjaannya.

''Kak Echi ada beli ice cream?'', Mia bertanya sambil mengintip ke dalam tas belanjaan.

''Oh ada, nih'', Echi memberikan ice cream yang Mia inginkan.

''Kok tau sih, kak Echi beli ice cream?'', Echi bertanya tanpa menatap Mia. Ia tengah memasukkan bahan-bahan kedalam kulkas.

''Dikasih tau kak Mako, katanya kak Echi tadi izin beli ice cream'', Mia berkata seperti apa yang ia dengar dari Mako.

Echi yang terkejut langsung berjalan kearah Mia.

''Kakak ngga ada izin ke Mako loh, yang biasa beli ice cream juga Selia'', mendudukkan dirinya di samping Mia yang tengah makan.

''Gatau, kata kak Mako gitu'', Echi heran. Tak jarang ia melihat Mako berbicara sendiri sambil membaca atau mendengar lagu. Echi kira ia sedang bermonolog, tapi ntah lah.

*****

Rion ada di kantor saat ini, duduk dengan tumpukan berkas yang tinggi. Menggelengkan kepalanya karena bosan. Ia bangkit dan mulai berjoget tidak jelas.

''Telpon Caine aja lah, dia lagi sendirian di rumah'', Rion bergerak menuju mejanya mengambil hpnya.

''Tutululut'', senandungnya lirih.

'Hello, Caine'

'Iya, kenapa?'

'Dimanakah dirimu?'

'Lagi di kebun, ngambil jambu ni, kenapa?'

'Ke kantor dong, bantuin ngerjain laporan, hehe'

'Oh, oke, i'll be there in 30'

'Eh, bawa makanan ya, aku dah laper lagi'

'Iyaa'

'Okey, thank you, luv u'

'Haha, luv u more'

Telpon dimatikan oleh Caine. Rion berbalik badan mendapati Zaki berdiri di depan pintu dengan wajah julid.

''Kau ni! Jantungku sampe betis liat mukamu'', Rion meraup kasar wajahnya.

''Ya maap, situ asik banget ngobrol sama istri. Nih, laporan divisi 1-2'', menyerahkan 2 map yang lumayan tebal.

''Anjay, kerjaan. Thanks Jak, ntar lu gausah lembur, Krow sakit perut katanya'', Zaki mengangguk. Krow tadi berkata perutnya sakit setelah jajan ayce.

''Pulang siang I, jam 2'', Rion kembali memasang wajah julidnya.

''Bossnya aku loh'', katanya.

''Aku kan anakmu, pfft'', Zaki membalas sambil berjalan keluar ruangan Rion.

''Mereka tu, kalau di depan Client kek orang bener semua loh! Ditawari jadi mantu sana sini, di depan bapaknya sendiri kok kek setan? Mana jabatan sama gajinya tinggi semua'', ia mengomel. Zaki yang ada di luar ruangan terkikik.

''Oh, hallo Mami'', bertemu dengan Caine di depan resepsionis.

''Hai, mau kemana?'', Caine menatap Zaki.

''Mau jajan di depan'', Zaki ingin melanjutkan langkah sebelum Caine berhasil mencegah.

''Aku bawa makanan nih'', Zaki langsung berbalik mengikuti Caine ke ruangan Rion.

''Itu siapa? Perempuan berambut merah pendek?''.

''Itu seorang lelaki, ia istri CEO perusahaan ini, Tuan Harris Caine''.

''Astaga, CEO kita Rion Kenzo 'kan?''.

''Benar''.

''2 orang yang kuat''.


'Aku tak lagi menunggumu, tapi hatiku selalu bertanya, kemana pergimu?'

'Tunggu aku sebentar lagi, aku bukan meninggalkanmu'


Party 1

938 words😼

I mau injak tanah bentar, kemungkinan up party 2 bakal agak siangan.

janlup voment ye kelen

see u, luv u all, but I still luv Agil more💛

How? | MagilWhere stories live. Discover now