23

22.9K 1.4K 37
                                    

Keesokan harinya...

  Keluarga Xanthone sedang sarapan bersama di ruang makan, tapi Axella tidak ikut sarapan bersama mereka. Misha hanya mengaduk makanannya, gadis itu terlihat tidak bernafsu untuk makan.

"Misha, makan." Ucap Camilla menatap ke arah sang anak.

"Di mana Axella?" Tanya Evan yang sedari tadi tidak melihat cucu pertamanya di ruang makan.

"Kak Axella katanya sibuk mengurus berkas-berkas perusahaan." Ucap Misha sambil mengaduk-aduk makanan nya.

"Dia terlalu fokus pada berkas-berkas itu, nanti kalau dia sakit pasti akan merepotkan." Ucap Celin.

"Bagaimana kabar Darel di Swedia, Claudia?" Evan menatap ke arah Claudia yang makan dengan begitu tenang.

"Dia belum mengabari ku, ayah." Ucap Claudia.

"Ayah harap semoga suami mu baik-baik saja di sana." Ucap Evan yang sedikit khawatir dengan anak pertamanya.

"Siapkan jet pribadi sekarang!"

Terlihat Axella keluar dari lift dan berjalan begitu terburu-buru, semua keluarga Xanthone terkejut mendengar teriakkan cempreng gadis itu. Mereka langsung menghampirinya.

"Ada apa, Axella?" Tanya Evan.

"Apa yang terjadi?" Tanya Bastian.

"Aku tidak bisa menjelaskan sekarang, Shane kau ikut aku ke Swedia." Ucap Axella menatap sang adik.

"Kenapa, kak?" Tanya Shane penasaran.

"Kamu akan tahu." Ucap Axella menatap ke arah layar ponselnya, dia melihat titik merah tempat Darel berada. Di tempat itu terjadi penyerangan besar-besaran dari pihak musuh pria tersebut.

"Jet pribadi nya sudah siap, nona muda." Ucap salah satu bodyguard.

"Ayo Shane, jangan lupa bawa senjata." Ucap Axella langsung berjalan meninggalkan tempat itu.

Semua orang yang berada di sana masih penasaran apa yang membuat Axella pergi ke Swedia.

"Papi akan ikut bersama kalian." Ucap Bastian.

"Kalau begitu papa juga akan ikut." Ucap Noah.

"Aku juga akan ikut." Timpal Jude dan Dante bersamaan.

"Aku akan mengambil beberapa senjata ke ruang senjata." Ucap Shane.

"Tidak perlu, di jet pribadi kita sudah memiliki senjata." Ucap Evan.

"Tapi kak Axella pasti memakai jet pribadi nya, jet nya itu tidak memiliki senjata." Ucap Shane.

Shane, Jude, dan Dante menuju ke ruang senjata. Bastian dan Noah pergi menyusul Axella yang sudah dalam perjalanan menuju ke bandara.

⭐⭐⭐⭐⭐

Axella sudah tiba di bandara, gadis itu masuk ke dalam jet pribadi miliknya. Dia tampak begitu cemas dan khawatir karena titik merah keberadaan sang ayah terus bergerak cepat.

"Tuhan, semoga Daddy ku baik-baik saja. Meskipun dia seperti seorang bajingan, tapi dia tetap ayah ku di dunia. Apalagi dia sudah mulai tobat akan semua kesalahannya." Gumam Axella.

Tidak lama Shane, Jude, Dante, Noah, dan Bastian tiba di jet pribadi milik Axella. Mereka melihat gadis itu sudah mondar-mandir di dalam pesawat. Jet pribadi Axella pun mulai berjalan.

"Sebenarnya apa yang terjadi, Axella?" Tanya Bastian menatap Axella yang tampak begitu cemas.

"Daddy dalam bahaya." Ucap Axella.

"Dari mana kau bisa tahu, Axella?" Tanya Noah penasaran.

"Aku memasang alat pelacak di jas Daddy." Ucap Axella.

⭐⭐⭐⭐⭐

Di Swedia...

Di markas mafia Darel...

Terjadi baku tembak di markas milik Darel, sudah banyak musuh The Python yang gugur dan ada juga anak buah Darel yang gugur.

"Menyerah lah, Darel." Ucap Kai, musuh bebuyutan Darel.

"Aku tidak akan menyerah, Kai." Ucap Darel menatap tajam Kai.

John terus melawan para anak buah Kai, tempat itu sudah bukan seperti markas mafia lagi karena banyak mayat di sana.

"Serahkan putri mu kepada ku, maka aku akan menghentikan semua ini." Ucap Kai.

"Aku tidak akan menyerahkan putri ku kepada mu, anakku bukan barang yang bisa di barter." Ucap Darel sambil menyerang Kai, pria itu sangat marah saat musuhnya membawa nama anaknya.

"Bukankah kau tidak mempedulikan anak mu itu? apalagi Axella sangat begitu cantik dan aku akan membuat hidupnya bahagia." Ucap Kai sambil tersenyum menyeringai dan menghindari pukulan Darel.

"Anakku sudah memiliki kekasih, calon menantu ku lebih baik dari mu." Ucap Darel yang tiba-tiba teringat dengan Axella bersama Elijah.

Kai dan Darel terus bertarung tangan kosong di sana, John menembak para anak buah Kai.

⭐⭐⭐⭐⭐

Beberapa jam kemudian...

Axella dan gerombolannya tiba di Swedia, sekarang mereka sedang dalam perjalanan menuju ke markas milik Darel. Shane mengemudi mobil di atas kecepatan rata-rata, Axella terus menatap layar ponselnya.

"Belok kanan, Shane." Ucap Axella.

"Tapi kita harus belok kiri, kak. Karena markas Daddy di sana." Ucap Shane.

"Jangan banyak bicara, cepat belok kanan." Ucap Axella.

"Belok kiri saja, Shane." Ucap Bastian.

"Tapi papi..." Axella menatap ke arah Bastian dengan tatapan tidak percaya.

"Papi yakin, Daddy kamu masih di markasnya." Ucap Bastian berusaha menenangkan Axella.

Tidak lama kemudian mereka tiba di markas mafia Darel, Axella keluar dari mobil dan berlari masuk ke dalam. Shane dan lainnya mengikuti dari belakang.

Terlihat begitu banyak mayat yang tergeletak dan lumuran darah di mana-mana, Axella tidak sengaja melihat John yang masih setengah sadar. Gadis itu langsung menghampiri tangan kanan dang ayah.

"Nona muda, tuan Darel di bawa pergi ke tempat tinggal orang yang menyerang markas ini." Ucap John dengan begitu lirih dan akhirnya tidak sadarkan diri.

"Bawa John ke rumah sakit terdekat, papi." Ucap Axella menatap ke arah Bastian.

Lalu Axella berjalan keluar dari markas dan masuk ke salah satu mobil yang terparkir di sana.

"Kak Noah, Shane, Jude, dan kamu Dante, ikuti Axella. Kalian lindungi gadis itu, dia tidak bisa melindungi dirinya sendiri." Ucap Bastian.

"Jaga diri papi." Ucap Shane, Jude, dan Dante.

"Kami pergi dulu." Ucap Noah.

Mereka berempat masuk ke dalam mobil dan mengikuti Axella dari belakang, Bastian menggendong John dan masuk ke salah mobil di sana. Lalu menuju ke rumah sakit terdekat.

TBC...

Maaf kalau gak terlalu seru.

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.

MENJADI SUGAR MOMMY ||HAPPY ENDING Where stories live. Discover now