𝓟𝓪𝓻𝓽_19

74 13 14
                                    

💖💖💖

Bayangan suram dan menyakitkan seolah tergambar jelas di depan mata Sehun. Tanpa memedulikan panggilan Baekhyun, dia terus berjalan mendekati garis pantai. Tatapannya kosong, dan tangannya menggapai seperti hendak menjangkau seseorang. Dalam penglihatannya, dia melihat sosok ibunya yang berjalan masuk ke dalam lautan, menenggelamkannya hingga tubuh berbalut gaun putih itu terombang-ambing di samudera luas.

“Ibu ... jangan pergi ...”

Sehun menggumamkan ucapan bernada sedih. Air matanya mulai turun membasahi pipi. Sementara air laut sudah mencapai lututnya namun dia seolah tak peduli.

“Tunggu aku ...”

Sehun tersenyum melihat bayangan ibunya yang melambai, memintanya untuk mendekat.

“Aku datang ... Ibu ...”

Gelombang air laut sebenarnya tidak terlalu besar, namun karena tubuh Sehun mulai terendam sampai pinggang, dia merasakan guncangan keras yang menggoyahkan kaki hingga tarikan pada pinggang membuatnya tersadar.

“Sehun, sadarlah!”

Baekhyun yang dari awal terus berusaha memanggil akhirnya menarik Sehun hingga keduanya menjadi basah kuyup. Dia memeluk Sehun, sedikit menariknya ke belakang hingga hilang keseimbangan.

Seruan diiringi pelukan kuat menghilangkan bayangan yang menari-nari di benak Sehun. Dia terduduk hingga  seluruh pakaiannya basah terendam air laut. Kepalanya terasa berdenyut-denyut dan tubuhnya menggigil. Rasa takut dan syok menyergap hingga rasanya seperti terjun ke jurang yang dalam. Dua tangannya memegangi kepala, meringis sambil mencoba menghempaskan semua kenangan buruk yang pernah ia lihat.

“Sehun?”

Panggilan Baekhyun masih belum ditanggapi. Dia hanya bersimpuh sambil terus memegangi kepala. Mulai menggeleng cepat dengan ringisan yang tercipta di bibir.

“Ibu memanggilku ...” bisiknya lirih.

“Sehun, ini aku. Tidak ada siapa pun di sana.”

Baekhyun mencoba menyadarkan Sehun. Dia menurunkan kedua tangan Sehun yang memegangi kepala. Tidak peduli dirinya ikut basah, dia ikut duduk di atas pasir meski air laut merendam tubuh sebatas dada.

“Lihat aku, Sehun. Jangan terganggu oleh bayangan semu. Semua sudah berlalu,” ucapnya lembut sambil menyentuhkan telapak tangan Sehun ke wajahnya. “Kau pasti bisa melawannya. Lihatlah aku. Aku di sini bersamamu. Jangan biarkan pikiran gelap menghampiri. Sentuh aku. Hanya ada aku di dekatmu.”

Sehun merasakan gelombang air yang menerjang ke arahnya, memercik mengenai wajah dan ia menggeleng kuat-kuat. Dia menangkap satu wajah manis yang tersenyum, membelainya lembut dan berkata-kata penuh kasih sayang.

“Sehun, bukalah matamu. Semua hal di depanmu tidak nyata. Hanya ada aku di sini. Akulah yang kau lihat, yang kau cintai. Aku Baekhyun. Lihatlah dengan jelas. Aku mencintaimu, Sehun. Aku menyayangimu.”

Pandangan Sehun perlahan-lahan menjadi jelas. Dia menyadari tangannya yang menyentuh kehalusan pipi pemuda di depannya. Pemuda berparas manis dan lembut, sedang menatapnya dengan penuh harapan dan cinta.

“Hyun ...” gumamnya lirih.

“Ini aku. Aku Hyun-mu.”

Baekhyun mengangguk antusias. Kedua tangannya balas mengusap wajah Sehun.

“Jangan biarkan bisikan jahat itu mempengaruhi hatimu. Mereka hanya ingin melihatmu menderita. Mereka ingin memisahkan kita.”

“Tidak,” desah Sehun. “Jangan tinggalkan aku. Aku tidak ingin berpisah.”

𝑻𝒆𝒏𝒅𝒆𝒓 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐡𝐮𝐧𝐛𝐚𝐞𝐤] [𝓔𝓷𝓭]Where stories live. Discover now