𝓟𝓪𝓻𝓽_5

85 15 13
                                    

💖💖💖

Kamar hotel itu hanya diterangi lampu tidur di atas meja nakas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kamar hotel itu hanya diterangi lampu tidur di atas meja nakas. Pendingin ruangan menyala di suhu hangat, menciptakan desau lembut mengiringi napas-napas teratur dari dua pemuda di atas tempat tidur. Tubuh mereka tersembunyi di balik selimut putih dan tebal, nampak tertidur dengan nyaman tanpa mengingat waktu yang merangkak maju.

Tapi ternyata rasa nyaman itu tidak dirasakan oleh salah satu dari mereka. Baekhyun yang dari awal merasa gelisah, tidak benar-benar terlelap dalam tidur pulas. Di kala suasana sepi kamar melingkupi mereka, dia terbangun dengan gundah. Berkali-kali mengerjapkan mata dan melirik Chanyeol yang memeluknya. Perlahan-lahan dia melepas pelukan, satu tangannya menggapai ke atas meja nakas, meraba-raba, mengingat dia meletakkan ponsel di sana.

Dengan mata memicing karena silau dari layar ponsel, dia mencoba mengecek panggilan atau mungkin chat yang masuk. Jantungnya berdebar kencang ketika melihat panggilan tak terjawab dari ayahnya. Ada lima kali panggilan. Baekhyun merasa tidak menyalakan mode silent, tapi kenapa dia sama sekali tidak mendengar ponselnya berbunyi.

Mungkinkah Chanyeol ...

Baekhyun menoleh pada Chanyeol yang masih tertidur. Dengan sangat hati-hati dia menggeser tubuh hingga dirinya terbebas dari lingkaran lengan Chanyeol. Pemuda itu tidak terganggu sama sekali, mungkin karena lelah, dan hanya memutar tubuh sedikit memunggungi. Perlahan Baekhyun bangun dan duduk di sisi kasur, membuka satu chat yang dikirim ibunya.

[Hyun, kalau kau bisa pulang. Pulanglah. Ayahmu terlihat marah]

Perasaan Baekhyun semakin tak karuan. Dia mencoba untuk tenang dan menyimpan lagi ponsel pada meja. Sesaat memandangi layar ponsel yang memperlihatkan jam saat itu.

01.25 AM

Diiringi helaan napas panjang, dia menjangkau pakaiannya yang teronggok di ujung tempat tidur, memakainya seperti sebelumnya. Setelah selesai berkemas dan memasang sepatu, Baekhyun termangu sejenak lantas mengambil kertas dan bolpoin yang tersedia di atas meja. Dia menuliskan sesuatu sebelum akhirnya melangkah hati-hati tanpa suara menuju pintu kamar.

Kalimat di atas kertas itu bertuliskan,

Maaf aku harus pulang dan aku tidak ingin membangunkanmu. Sampai bertemu lagi

Love,

Baekhyun

Pemuda manis itu berusaha untuk tidak menimbulkan suara berisik, dia pun kini kembali menutup pintu dan berdiri sekian detik di depan pintu. Sambil menyelempang tas, Baekhyun mulai berjalan di sepanjang koridor hotel. Tiba di lobi bawah, dia mendatangi meja resepsionis yang tetap dijaga oleh pegawai hotel selama 24 jam.

“Apakah ada taksi hotel? Saya harus pulang karena urusan mendadak,” ia berkata pada laki-laki yang berdiri di balik meja.

“Ada, Tuan. Maaf, atas nama siapa?” Resepsionis itu menjawab dengan ramah.

𝑻𝒆𝒏𝒅𝒆𝒓 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐡𝐮𝐧𝐛𝐚𝐞𝐤]Where stories live. Discover now