𝓟𝓪𝓻𝓽_6

103 17 21
                                    

💖💖💖

Aku ingin memegangmu dan memintamu untuk tidak pergi. Aku tahu aku tak dapat memberikan kesempurnaan padamu. Tapi aku ingin hidup dan bernapas di sampingmu di seluruh hidupku

Menunggu di sofa yang disediakan, Baekhyun terkadang membuka-buka majalah atau bermain-main dengan ponsel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menunggu di sofa yang disediakan, Baekhyun terkadang membuka-buka majalah atau bermain-main dengan ponsel. Sesekali matanya melirik ke arah Sehun yang sedang di make-over oleh Kim Jiyoung. Di saat dia memperhatikan, ibunya tiba dan bergabung dengannya di sofa. Dua cup minuman berisi kopi diletakkan ibunya di atas meja kaca.

"Ibu lihat kau tidak sempat menikmati kopi. Kebetulan mampir di stand yang biasa. Untukmu dan Sehun," Ny. Baek berkata. "Sehun belum selesai?" Ia menoleh ke arah kursi yang diduduki Sehun.

"Sepertinya sebentar lagi," jawab Baekhyun. Tangannya menjangkau cup dan membuka tutup hingga menimbulkan uap yang beraroma menyenangkan.

"Ayahmu tidak benar-benar marah tadi malam?" Ibunya kembali bertanya.

"Tidak. Kalaupun marah, aku akan menerima karena aku memang salah."

"Lantas bagaimana dengan Chanyeol?"

"Dia cukup mengerti," sahut Baekhyun, mengingat telepon kekasihnya di pagi hari dan percakapan singkat mereka tentang kepergiannya.

Ny. Baek manggut-manggut kemudian menikmati minumannya sendiri. Matanya yang cantik melempar tatapan lagi pada Sehun yang mulai nampak berubah.

"Bagaimana rencanamu terhadap Sehun? Dia harus mengejar paket C sebelum kuliah. Kau sudah berbicara dengan ayahmu?" ia bertanya pada sang putra.

"Sudah. Ayah setuju untuk memasukkan Sehun ke universitas KAIST. Aku alumni sana jadi bisa membimbing Sehun selama kuliah," Baekhyun menjawab.

"Ibu harap Sehun terus berkembang menjadi lebih baik."

"Jangan khawatir, Ibu. Aku akan menjadi guru yang baik untuknya."

Baekhyun tersenyum dan menyesap sedikit kopi sampai melihat Jiyoung menoleh dan memberi tanda padanya. Dia tergesa bangkit dan menghampiri Sehun yang bangun dari kursi. Mereka berdiri berhadapan dan sesaat ia tertegun. Sedikit terpana melihat perubahan Sehun. Ketampanan Sehun yang tak terduga muncul ke permukaan. Rambut hitam dengan potongan rapi yang stylish, wajahnya yang disentuh sedikit make-up semakin terlihat bersinar.

"Kau terlihat tampan," ujarnya tanpa bisa menutupi binar kekaguman di mata. Tangannya terulur menyentuh poni tajam yang jatuh di sisi kening Sehun. "Saat dewasa nanti, aku yakin akan banyak yang mengantri untuk menjadi pacarmu," ia menambahkan sambil mengulas senyum ceria.

"Aku sudah bilang dia pemuda yang tampan," Jiyoung menimpali, gayanya yang sedikit feminin ikut mengusap-usap bahu Sehun, terkesan membersihkan sisa-sisa rambut.

"Tuan Muda, dari mana kau menemukan si tampan Sehun?" tanyanya, setengah menggoda.

"Kau tahu namanya?" Baekhyun sampai menoleh kaget.

𝑻𝒆𝒏𝒅𝒆𝒓 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐡𝐮𝐧𝐛𝐚𝐞𝐤]Where stories live. Discover now