30 || Lebih lama didunia

72 7 2
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW, BANTU 300 FOLOWERS ಥ_ಥ

***

Hari yang begitu cerah mewarnai hari ini. Burung berkicau riang di ranting pepohonan, matahari bersinar terik menampakkan cahayanya. Taehyung berjalan dengan senyum mengembang diwajahnya dengan satu buket mawar merah yang dia bawa.

Hari ini rencananya dia akan mengajak Aeri berkencan. Seperti yang sudah dia katakan kemarin di tempat itu dan gadis itu meng-iyakan ajakannya. Betapa senangnya pemuda itu, entah kenapa selayaknya terasa ada kupu-kupu yang bertebrangan diperutnya.

Namun belum sampai ke apartemen gadis itu, satu panggilan dari ponselnya membuat rencananya tiba-tiba saja tak jadi. Aeri di seberang terdengar begitu cemas dengan menyuruh Taehyung dengan cepat pergi kerumah sakit. Jimin kritis.

Tanpa mengingat kencannya lagi, pemuda itu memutar balik mobilnya kerumah sakit dengan cepat.

"Bagaimana Jimin, Aeri?" Tanya Taehyung setelah sampai didepan ruangan Jimin.

"Keadaan Jimin memburuk, Tae. Aku tak tau harus apa, aku takut."

Gadis itu menenggelamkan tubuhnya kedalam pelukan Taehyung, tangisnya pecah didalam sana sedangkan Jiwoo dan Jungwoo yang berada disana hanya tertunduk sendu.

Taehyung menatap ruangan yang tertutup. Perasaannya was-was, Jimin didalam sedang memperjuangkan hidup dan matinya saat ini. Setelah melihat Aeri yang semenjak dia datang sudah menangis tersedu-sedu, Taehyung khawatir waktunya bersama anak itu benar-benar tak lama lagi.

Pintu ruangan terbuka. Dokter keluar dari sana, yang segera di hampiri keempatnya dengan perasaan cemas.

"Jimin sudah sadar. Tapi, hanya boleh di jenguk satu persatu."

Ketiganya langsung menyuruh Taehyung saja yang lebih dulu masuk, sebab pemuda itu adalah keluarga paling dekat Jimin. Mereka juga sangat tau, sekarang perasaan Taehyung khawatir bukan main. Pemuda itu bukan pemuda yang dulu dia kenal lagi yang membenci Jimin sekarang dia amatlah berbeda.

Taehyung masuk dengan langkah kaki yang pelan menuju Jimin. Rasanya sakit sekali harus melihat saudaranya terbaring rapuh disana dengan peralatan rumah sakit yang sangat beragam.

Pemuda itu menggenggam tangan Jimin dengan lembut, "Kau harus bertahan Jimin. Demi aku, dan teman-temanmu."

Pernah dirinya pikir, mungkin selama dia hidup tak pernah berguna bagi orang lain. Pernah Taehyung pikir, hidupnya selama ini hanya untuk membenci dan menyakiti Jimin untuk bahagia. Itu kesalahan paling fatal.

Raut wajah Jimin yang damai membuat hati Taehyung semakin teriris. Ruangan itu terasa begitu dingin bagi Taehyung. Mampukah dia membuat Jimin bertahan sebentar saja agar dirinya bisa membuat pemuda itu bahagia.

"Taehyung... " panggilan lirih itu berhasil membuat Taehyung langsung menatap Jimin.

Mata pemuda itu menatap Taehyung sendu namun senyuman kembali dia ukir hanya untuk diberikan kepada saudaranya. Taehyung tak sanggup, matanya memerah. Hatinya sesak.

"Bertahanlah... Ku mohon."

Tak pernah Taehyung memohon seperti ini kepada seseorang. Baru kepada Jimin. Rasanya kalau perlu dia akan bersujud dikaki Jimin untuk menyuruhnya tetap disini.

Ending [Vmin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang