Chapter 42: Menyelinap Lagi

63 15 4
                                    

Latihan Lilah kali ini berjalan lancar, dia dinyatakan mampu menggunakan pedang dan baru akan lanjut ke tahap penguasaan tenaga dalam besok. Setelah latihan, gadis itu berniat untuk kembali ke perpustakaan, ingin mencari lebih banyak buku yang bisa memberikan informasi penting baginya.

Namun, di tengah perjalanan, dirinya tanpa sengaja bertemu dengan Zeoya yang sedang berlatih bersama seorang pria asing. Lilah langsung menghentikan langkahnya, mengerutkan dahi sembari menajamkan atensi.

"Dia tidak pergi ke sekolah bersama yang lain ya?" tanya Lilah kepada Prim yang selalu setia mengikutinya kemanapun.

"Sepertinya begitu."

Zeoya yang baru saja menyelesaikan latihan, berhasil menangkap keberadaan Lilah dan Prim. Sang Tuan Putri langsung menghampiri dua gadis itu yang memilih bertahan di tempatnya.

"Bunda baru selesai latihan?" tanya Zeoya yang hanya dibalas senyuman Lilah bersama anggukan kepala.

"Tuan Putri tidak sekolah?" tanya Lilah balik. Zeoya mengangguk kemudian berkata, "aku akan fokus pada latihan Diamond Power-ku untuk sekarang."

Lilah tampak berpikir. Setelah pulang dari sekolah, para pangeran akan langsung melakukan latihan. Itu membuat mereka terlihat sangat sibuk. Sepertinya hanya Zeoya yang punya banyak waktu luang.

"Ah ya, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu." Lilah membawa Zeoya ke tempat yang lebih sepi untuk berbicara berdua saja.

"Ada apa, Bunda?"

"Apa kamu tau toko ramuan di sini?" tanya Lilah.

"Ramuan? Jika ingin mendapatkan banyak pilihan, toko paham Sheon jawabannya. Tapi itu ada di hutan Lycan."

Mendengar jawaban Zeoya, Lilah sedikit menggigit bibir bagian bawahnya. Dia tak mungkin blak-blakan meminta Zeoya untuk mengambil ramuan yang dia inginkan, harus ada alas kata agar Lilah tidak secara langsung menyuruh Zeoya seperti itu.

"Memangnya Bunda butuh apa?" tanya Zeoya.

Lilah menghela napas panjang, lebih baik jujur untuk mendapatkan kepercayaan seseorang daripada terus berbohong seperti ini.

"Jadi ... sebenarnya, aku ingin mendapatkan ramuan penghilang ingatan untuk Prim." Zeoya tampak memiringkan kepalanya dengan wajah bingung.

"Kenapa Bunda melakukan itu?"

"Dia ... terlalu banyak mengalami penderitaan di masa lalu, aku hanya ingin menghapus ingatannya dan membuat dia lebih bahagia dengan hidupnya yang sekarang." Pada akhirnya Lilah tetap kembali berbohong.

Alasan sebenarnya adalah, Lilah ingin Prim melupakan Asphodel, dengan begitu, Prim pasti akan mudah diajak kerjasama untuk kabur dari tempat ini.

"Kenapa Bunda peduli kepada masa lalunya?" tanya Zeoya lagi. Lilah kembali memutar otak.

"Akhir-akhir ini Prim banyak melakukan kesalahan, aku kasihan melihat dia dimarahi Asphodel terus. Dia juga sering terlihat melamun dalam waktu yang lama. Aku ingin dia berhenti melakukan itu."

Kali ini Zeoya mengangguk paham. "Baiklah, aku akan mendapatkan ramuan itu untuk Bunda."

Mendengar itu, Lilah sedikit mengangkat alisnya kaget. Tak menyangka sang Tuan Putri akan setuju begitu cepat.

"Sungguh kamu akan melakukan itu?" Lilah awalnya tampak ragu. Masalahnya dia Tuan Putri, sungguhkah dia bisa keluar dengan mudah?

Zeoya tersenyum dengan mata yang sedikit menyipit. "Tenang saja, sebelumya aku pernah menyelinap keluar dari kubah tanpa ketahuan."

Eternity : Permaisuri untuk Raja Vampir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang