"Ini fotonya, lo jangan gunain untuk macam-macam ya? Buat gertak doang. Anaknya juga bukan beneran gay. Kasihan gue."
Sera menerima amplop coklat itu, memeriksa sebentar. Ia mendesis jijik melihat gambarnya. "Ekspresi lo astaga! Dia nggak beneran nge-guy. Itu kan ulah lo. Kenapa malah jijik sendiri lihatnya."
"Whatever! Mungkin aja beneran gay, tapi dia simpen dalam hati. Soalnya di foto ini kelihatan kayak bener-bener orang nge-gay," seloroh Sera setelah memasukkan amplop di hand bag-nya.
Zoya gemes sendiri, gadis di depannya ini memang pantas jika mendapatkan umpatan. Dia sendiri yang mau terlihat benar-benar nyata, tetapi saat ada malah menuduh orang tidak-tidak. Menyebalkan sekali. Zoya jadi bingung bagaimana bisa Sera tumbuh menjadi setan cilik seperti ini? Ia yang tumbuh di keluarga penuh kelicikan tidak seperti Sera. Dirinya masih dibatas wajar dan masih dibicarakan. Tetapi, Sera? Setan di neraka pasti insecure jika disandingkan dengan kelakuan Sera.
Kalau kata Zoya sih, wajah gadis itu saja yang seperti malaikat. Namun, kelakuannya? Tidak perlu ditanyakan lagi, jika perlu jauh-jauh dari pandangan gadis itu kalau tidak ingin terkena dampak tingkah licik Sera.
"Gue dapat bonus, kan? Susah itu dapatnya."
Dengan uang Sera tidak perlu turun tangan langsung untuk mengeksekusi rencana jahat yang mengalir dari otaknya.
"I'll transfer."
Zoya mengangguk senang, bodo amatlah dengan segala rencana jahat Sera. Yang penting rekeningnya semakin bertambah gemuk semenjak ia memutuskan kerja sama dengan keturunan Jenggala itu. Uang dari Helena lancar, dari Sera juga lancar. Apa tidak makmur hidupnya?
"Sip! Kalau gitu gue pergi, have fun!" seru Zoya kemudian berlari ke arah terotoar setelah meloncati tanaman yang berada di sisi jalanan.
********
"Night!" Dengan tampang tidak bersalah, Sera mendudukan dirinya di kursi empuk tepat di hadapan laki-laki yang ia perkirakan dia tahun lebih tua dari dirinya. Siapa namanya lagi? Sera sedikit lupa.
Untuk apa juga ia ingat-ingat? Memang laki-laki di depannya ini penting?
"Macet?" Laki-laki itu tersenyum kecil, tidak ambil pusing dengan tingkah gadis cantik di depannya.
"Biasa aja, emang datangnya terlalu telat tadi." Sera memanggik waiters memesan appetizer dan dessert saja. Dirinya tidak terlalu berselera makan makanan berat saat ini. "Have you ordered?"
"Of course, lo cantik. Pantesan mami gue pengen banget kalau gue sama lo," ujar Laki-laki itu.
"I'm, eum.... Siapa lagi nama lo?"
Speechless.... Laki-laki itu kehabisan kata-kata, ia bahkan ingat tanggal lahir gadi di depannya ini. Bagaimana bisa dirinya bahkan tidak tahu namanya.
"Bukan bermaksud ngelupain, tapi hari ini terlalu banyak istilah-istilah asing masuk di otak gue. Jadi, mungkin spot untuk nama lo nggak ada."
"Angga Prametya. Lo bisa manggil gue Angga," ujarnya terdengar lambat. Seolah ingin menjelaskan secara jelas jika ia adalah salah satu anak dari artis pesohor tanah air.
Tetapi, apa Sera perduli? Jika pun anak presiden ia tentu saja bodo amat.
"Oh, Hai."
VOCÊ ESTÁ LENDO
INVISIBLE STRING
RomanceKaya raya, cantik, trendsetter, pintar, dan mandiri. Sempurna bukan? Ya, itu Seraphina Zephyra Jenggala. Gadis cantik yang digadang-gadang bisa menjadi Miss Indonesia beberapa tahun lagi jika tubuh gadis itu bisa semakin bertumbuh tinggi. Namun, mem...
