28 || Stay Together

84 9 2
                                    


***

Hari ini Taehyung memilih untuk tak masuk sekolah terlebih dahulu, hanya Jungwoo dan Jiwoo yang masuk. Pemuda itu memilih untuk pergi membantu Aeri di ruko tersebut. Setelah kepergian ibunya, pasti sudah tak ada yang membiayai semua kebutuhannya disini. Terlebih selama ini memang dia hanya mengandalkan sang ibu, dan sama sekali tak berfikir akan mencari kerja.

Walau tak seberapa, bos Aeri berjanji akan menggaji Taehyung karena sudah membantu Aeri. Kebetulan teman kerja Aeri memilih untuk resign dari pekerjaan itu karena mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Sebenarnya Taehyung tak begitu suka dengan pekerjaan disana. Tapi mau bagaimana lagi, dia masih duduk di bangku SMA tentu tak akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

"Minumlah, pasti kau haus." Ucap Aeri menyodorkan sekaleng soda.

Taehyung meraihnya dengan senyum tipis. Kini mereka berdua tengah berada di salah satu taman tak jauh dari tempat mereka bekerja. Setelah mengerjakan semuanya, Aeri mengajak pemuda itu ketempat tersebut, katanya akan menghilangkan rasa lelahnya.

Ternyata benar, disana ada danau kecil dengan bangku yang berada tepat di depan Danau. Kita dapat melihat pemandangan danau tersebut dengan sangat indah. Ditambah suasana yang sejuk akibat pepohonan yang mengelilingi sekitar.

Tiba-tiba Taehyung terpikirkan Jimin. Pemuda itu sendirian di rumah sakit. Taehyung sempat mengatakan kalau anak itu tidak mau ditinggal sendiri dia tak akan pergi, namun Jimin tetap menyuruh Taehyung pergi bersama Aeri.

"Apa perlu kita carikan donor jantung untuk Jimin?"

Taehyung menengok kearah Aeri. Memang kata dokter sekarang itulah Satu-satunya cara agar Jimin bisa sembuh. Kalau hanya pengobatan, itu hanya akan menunda saja. Namun yang sulit adalah dimana mereka harus mencari pendonor, apalagi biaya mereka sangat terjangkau.

"Aku bingung. Kita juga tak punya cukup uang, Aeri."

Gadis itu menghela nafas panjang, "Benar juga."

Lain dari dulu, sekarang Taehyung benar-benar tak punya uang lagi. Kalau dulu ada ibunya yang siap membayar berapapun, sekarang dia harus terbiasa tanpa itu.

"Ngomong-ngomong apa kau sudah ada kabar dari ibumu dan pak Hyunwoo?" Tanya Aeri tiba-tiba.

Taehyung tak bergeming dengan pertanyaan Aeri barusan. Tidak mungkin dirinya mengatakan bahwa baru saja kemarin ia di temui oleh sang ibu, bahkan wanita itu memberikan alamat kepada Taehyung.

Karena melihat pertanyaannya tak direspon sama sekali, Aeri menyenggol pelan bahu pemuda disampingnya itu, "Kau ini dengar aku atau nggak sih?" Ucapnya kesal.

Taehyung tersadar dari lamunannya lalu langsung tersenyum kikuk, "Iya, iya. Aku dengar."

"Jadi bagaimana?"

"Apanya?"

"Ibumu!"

Sekali lagi Taehyung hanya bisa tersenyum kecut, "oh, oh.. Ibu...."

"Tidak, aku tidak pernah mendengar kabarnya. Mungkin sudah pergi jauh."

Aeri mengerutkan alisnya, "Tanpa mu?"

Ending [Vmin] ✔Where stories live. Discover now