28 || Stay Together

En başından başla
                                    

"Tentu saja."

Gadis itu memicingkan matanya kearah Taehyung. Pemuda yang di tatap alih-alih langsung mengalihkan pandangan, tak berniat saling beradu pandang dengan Aeri.

"Aku mau mereka segera di tangkap."

Taehyung menarik nafas dalam-dalam, kemudian kembali menyesap minuman kalengnya. Perasaannya bingung. Ibunya memang pantas untuk di penjara, dan dia akan menjadi orang yang paling bersalah apabila menyembunyikan sang ibu yang jelas-jelas menjadi buronan polisi.

Wanita itu juga lah yang melakukan pencobaan pembunuhan kepada Jimin. Menjadikan dirinya semakin bersalah.

Pikiran Taehyung langsung buyar saat pundaknya ditepuk pelan oleh Aeri, "Ayo pergi. Kita tak boleh membiarkan Jimin sendiri."

Perempuan yang lebih tua darinya itu sudah berjalan lebih dulu kedepan, sebelum Taehyung ikut mengekorinya dibelakang. Pemuda itu menatap punggung Aeri, lalu entah kenapa senyumnya terukir begitu saja.

Karena terlalu asik dengan minuman sodanya, Aeri tak melihat ada batu didepan, akhirnya karena tersandung baru tersebut gadis itu hampir saja tersungkur ke tanah kalau tak ditangkap cepat oleh Taehyung.

Keduanya saling beradu pandang cukup lama. Tanpa sadar, semburat merah jambu mulai menjalar dikedua pipi gadis itu.

Kenapa gadis menyebalkan ini jadi begitu cantik saat dilihat dekat.

Sial!

Saat keduanya sadar dengan apa yang mereka telah lakukan keduanya memutuskan pandangan mereka. Aeri kembali berjalan normal, begitu pun Taehyung. Karena kejadian barusan, membuat mereka jadi salah tingkah.

Tiba-tiba saja jantung Taehyung berdegup begitu kencang, pipinya serasa panas. Namun dengan sekuat tenaga tetap memasang wajah yang dingin. Dia tak boleh terlihat salting didepan Aeri, kalau tidak mau kembali mendapat ejekan.

Tapi boro-boro memperhatikan Taehyung, kini gadis itu sibuk menetralkan detak jantungnya yang semakin berdegup kencang. Dalam hati dirinya menggeruru, mengapa harus kejadian seperti dia alami. Apalagi harus bersama pemuda yang sungguh dia rasa menyebalkan.

Setelah cukup lama berjalan tanpa mengatakan apapun, keduanya kembali menoleh kearah satu sama lain membuat tanpa sengaja tatapan mereka kembali beradu.

Sontak saja keduanya kembali menoleh cepat kearah lain.

Sialan!

***

Jimin hari ini sudah merasa sedikit baikan. Kini pemuda itu sudah bisa keluar dari ruang rawat walau masih dengan kursi roda, tapi setidaknya diri-Nya tak perlu lagi merepotkan orang lain.

Kembali ia lewati ruangan mina. Setelah dipikir-pikir sudah cukup lama dirinya tak bertemu dengan gadis itu. Jimin berhenti tepat di depan ruangan tersebut. Rasanya ingin sekali dia masuk tapi itu mungkin tidak sopan.

"Permisi cari siapa yah?"

Jimin langsung menoleh setelah mendengar suara perempuan menghampirinya, "Eh, saya mau ketemu Mina yang dirawat di ruangan ini."

"Oh, anak saya sedang pergi dengan anak-anak. Kamu bisa temui dia ditaman belakang rumah sakit." Ucap perempuan itu dengan senyum ramah.

Ending [Vmin] ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin