X

382 78 12
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

"KEPUTUSAN lo buat putus dari Miko itu sudah yang terbaik Charley." Ghefani dengan tenang mencoba untuk menghibur Charley yang satu minggu sebelumnya telah putus dari Miko. Banyak sekali perubahan yang terjadi kepada Charley sekarang, yakni dia menjadi lebih banyak diam, dan sibuk menghabiskan waktu untuk belajar dan membaca buku di setiap kesempatan.

Charley tak menanggapi, dia lebih memilih fokus untuk membaca buku tebal di depannya yang berisi sekumpulan soal-soal untuk tes masuk ke perguruan tinggi.

Ada sedikit keuntungan yang di dapatkan Charley setelah putus dari Miko seminggu yang lalu, yakni memilikki waktu luang yang cukup banyak untuk belajar. Serta tak harus lagi pusing untuk memikirkan segala hal yang dapat menyia-nyiakan waktunya. Seperti yang biasanya dia lakukan, misalnya; selalu memikirkan Miko, dan sering menahan api cemburu karena perilaku Miko yang sering selingkuh.

"Gue juga nggak nyangka sama Violin yang dengan teganya ngehianatin lo kayak gini." Gadis itu menarik napasnya. Meski tak mendapatkan balasan dari Charley, dia tetap melanjutkan. "Padahal dia tahu lo seringkali dibuat sakit hati sama Miko, tapi dia-"

Charley menutup buku tebal di tangannya dengan keras. Ghefani yang melihat itu tersentak. Dia tersadar jika ucapannya barusan telah mengganggu Charley.

"Maaf." Ujarnya pelan. Memperhatikan Charley yang nampak memejamkan mata sesaat. "Gue bukan bermaksud untuk-"

"Lo udah belajar buat uas nanti?" Charley tak menanggapi perkataan Ghefani barusan, dan lebih memilih untuk mengalihkan pembicaraan.

Ghefani menggeleng. "Gue baru belajar sedikit," Jawabnya. Lalu meremat kedua tangannya. Dia jadi merasa bersalah karena kembali mengungkit kejadian yang seharusnya tak perlu diingat lagi.

Charley terdiam sesaat. Dengan gerakan perlahan dia melirik Ghefani yang merunduk rendah di depannya. Napasnya kemudian tertarik dengan pelan,

"Gue tahu lo peduli sama gue, Ghefani." Ghefani perlahan mendongakkan kepalanya setelah mendengar hal itu. Charley tersenyum tipis. "Dan gue berterima kasih atas kepedulian lo itu."

Ghefani terenyuh mendengarnya.

"Tapi untuk ke depannya gue mohon... Jangan di ungkit-ungkit lagi ya?"

Hening sesaat.

"Gue sekarang ini lagi pada tahapan untuk melupakan segala kenangan buruk yang ada, dan memperbaiki segala hal yang selama ini selalu terbuang sia-sia karena kebodohan gue sendiri. Jadi gue minta tolong kerja samanya."

Ghefani mengangguk cepat. Charley kembali menerbitkan senyumnya.

"Gue mau ke perpus, mau ikut nggak?" Ajak Charley.

"Ngapain?" Ghefani mulai bangun dari posisinya. Sekarang ini dia pindah posisi untuk duduk di samping Charley. Violin yang memang tak ingin lagi berdekatan dengan Charley memilih untuk pindah posisi duduk yang jauh dari gadis itu.

CHARMIKOWhere stories live. Discover now