IX

422 79 25
                                    

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

.
.
.

"CHARLEY?"

Charley menerbitkan senyum tipisnya ketika melihat Miko yang memandangnya penuh semangat dari atas brankar. Setelah beberapa hari Charley memantapkan hati, gadis itu kini kembali datang ke rumah sakit untuk menjenguk Miko. Kekasihnya.

"Bagaimana keadaan kamu?" Gadis itu berusaha untuk bersikap biasa saja. Meski nyatanya kemarin jiwa dan hatinya di hancurkan secara habis-habisan dari segala fakta yang dirinya dapatkan.

"Semakin baik." Balas Miko. Tersenyum manis di sana. Tangannya kemudian menepuk sisi pinggir brankar; dengan tujuan agar Charley duduk di sana. Charley mengikuti arahan pemuda itu.

"Kamu kenapa beberapa hari ini nggak datang buat jenguk aku?" Kedua matanya meredup; sedih dan juga kecewa. Namun meskipun begitu dia tetap menerbitkan senyumnya di sana.

"Aku kangen banget tahu sama kamu, Charley." Tangannya bergerak memeluk Charley. Menghirup aroma minyak wangi yang gadis itu gunakan dalam-dalam.

Charley menarik napasnya. Dengan pelan dia ikut membalas pelukan Miko. "Aku ada urusan beberapa hari ini, oleh sebab itu aku nggak bisa datang."

"Urusan apa?" Tanya Miko, menatap wajah Charley dengan lamat. Kekasihnya terlihat cantik sekali hari ini. "Dan kenapa nggak kasih tau aku?"

Charley tersenyum tipis. Dia kemudian menggeleng. "Kapan kamu boleh pulang?" Dia lebih memilih untuk mengalihkan pembicaraan.

Miko yang belum sadar mengenai perubahan Charley langsung menjawab. "Besok." Ujarnya. Charley mengangguk.

"Emang lukanya udah kering?"

"Udah." Miko mengusap luka di perutnya yang tertutup pakaian pasien itu. "Dokter juga udah kasih obat yang mujarab buat luka aku. Jadi nggak perlu takut lagi lukanya bakalan terbuka."

Charley lagi-lagi mengangguk.

"Kamu udah makan?"

"Belum." Bibirnya mengerucut lucu.

Pandangan Charley kemudian terarah ke sebuah makanan rumah sakit yang berada di atas nakas; tepat di sebelah brankar Miko.

"Kenapa belum makan?" Tangannya kemudian terjulur untuk mengambil makanan tersebut dan hendak menyuapi Miko. "Sini aku suapin."

Miko menggeleng. "Nggak mau," Tolaknya.

"Kalo kamu nggak makan, bagaimana nanti kamu mau minum obat dari dokter?" Charley berusaha bersikap sabar untuk menghadapi Miko sekarang.

CHARMIKOUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum