25 || Tetaplah hidup

96 10 0
                                    


***

"Apa tidak apa melakukan ini, Sayang?"

Pemuda itu mengelus lembut surai sang kekasih yang nampak cemas, "Tidak apa. Aku janji tidak akan menyakiti mereka. Saat pernikahan kita selesai, kita akan lepaskan mereka. "

Tadinya yang tak setuju, wanita itu mengangguk. Dia juga tak mau apabila pernikahan mereka sampai batal karena perbuatan kedua putra mereka tersebut.

"Pak, saya mau melaporkan sesuatu."

Pria itu langsung menghampiri anak buahnya, "Ada apa?"

"Tadi saya lihat anak anda, Namjoon dan juga beberapa temannya masuk kedalam hutan tempat dimana anda menyekap Tuan Jungwoo dan temannya."

"Sialan! Kenapa tidak kau cegat mereka bodoh!" Geram pria itu hampir memukul orang di depannya tapi lebih dulu ditenangkan oleh sang kekasih.

"Mas.. Sudah."

"Aku harus mengejar mereka. Sepertinya dia tau bahwa aku menyekap teman mereka. "

Wanita tersebut berpikir sejenak. Pasti ini ada hubungannya dengan Jimin dan kedua temannya tersebut. Siapa lagi yang akan ikut serta dengan kejadian ini kalau bukan ketiga anak itu. Pasti mereka mendapatkan informasi mengenai penculikan ini, makanya sampai nekat untuk pergi kedalam hutan itu.

Wanita itu berdecak sebal. Jimin memang tak pernah membuat hidupnya tenang, semua rencana dia dan mas Hyunwoo akan sia-sia saja kalau sampai mereka menggali ini lebih dalam lagi.

"Aku harus pergi, sayang. Mereka tak boleh sampai lolos."

Ibu Taehyung mengangguk, "Tangkap mereka. Jangan biarkan mereka hancurkan semua rencana yang sudah kita bangun dari lama."

Dalam hati wanita itu menggerutu kesal. Mengapa harus ada yang mengganggu dirinya. Dia tak bisa membiarkan ini, bahkan kalau tak ada cara lain dia akan melenyapkan orang yang menganggu tersebut.

"Apa kau yakin kita akan masuk disana?" Tanya Jiwoo sudah gemetaran dibalik pohon.

Keempatnya kini tengah bersembunyi dibalik pohon besar tak jauh dari sana. Mereka takut untuk masuk kedalam sana. Bagaimana tidak takut, tak sedikit pria berbadan kekar yang berada di depan rumah tersebut. Tak jarang juga memegang pistol ditangannya.

"Bang NamJoon sudah beri tahu pihak polisi yang lain?"

"Sudah. Tapi kalau mereka bergerak kesini sekarang, bisa-bisa temanmu dan adikku sudah ditembak duluan oleh mereka."

"Memang ayahmu tega membunuh anaknya sendiri?"

"Tidak tau. Tapi pasti tega membunuh temanmu itu."

Jiwoo menelan ludahnya kasar. Sebenarnya dia tidak begitu peduli dengan Taehyung, tapi pasti Jimin peduli. Setelah menoleh kepada pemuda itu, terlihat dirinya begitu cemas. jiwoo heran, kenapa Jimin masih peduli dengan Taehyung padahal sudah jelas pemuda tersebut begitu jahat dengan dirinya.

Tapi yasudahlah. Mungkin itu yang dinamakan ikatan sedarah.

"Kita harus cepat masuk." Ujar Jimin dengan kekeh.

Ending [Vmin] ✔Onde as histórias ganham vida. Descobre agora