「024」 Percaya

229 39 4
                                    

Suasana aneh tercipta begitu aku masuk ruang kerja pribadi milik Toru-nii, lebih tepatnya ruang di bawah tanah rumah Edogawa. Sungguh seperti langsung masuk ke dunia lain. Ruang milik Toru-nii ini bisa dibilang khusus untuknya. Ruang ini tidak memiliki jendela dan hanya ada satu ventilasi di atas pintu, dan tentu memakai AC.

Toru-nii sedang sibuk dengan komputer-komputernya ketika aku masuk, begitu juga dengan Kazu-nii yang diamーduduk di atas kasurーtak berkutik di depan laptopnya. Entahlah, rasanya seperti aneh saja suasananya. Mencekam, tetapi tidak sedingin itu. Tegang suasana tetapi tidak secanggung dan sekaku itu.

Aku langsung duduk di sofa kecil yang berada di pojok ruangan. Tak sampai beberapa detik mereka menyadari eksistensi seseorang yang baru masuk. “Ah, Irene.” Panggil Kazu-nii saat melihatku.

Kazuhiko bangkit dan berpindah duduk ke depan mejaーduduk bersebrangan dari ku. Laptopnya ia taruh di atas meja. Semetara Kazuhiko sedang mengutak-atikーmembuka file-file di laptopnya, Satoru berpindah, lebih tepatnya menggeser dirinya dengan sedikit dorongan kaki menggunakan kursi komputer yang sedang didudukinya.

Aku menunggu sebentar. Tak lama, Kazuhiko menghadapkan laptopnya ke arahku, menekan tombol play dan terputar lah video CCTV rekaman semalam. “Benar seperti yang kamu katakan. Nah sesuai janjinya, beritahu aku, maksud dan tujuan semua ini. Lagipun kau tak berencana menyembunyikannya selamanya juga, kan?”

Video CCTV yang Kazuhiko tunjukkan itu adalah bukti bahwa beberapa orang memasuki rumahku secara diam-diam. Ingat saat Haibara Ai berkata kepada Conan bahwa ia mengetahui identitas aslinya? Ya, semalam rumahku yang sebelumnya aku tinggali sendirian itu didatangi oleh ‘mereka’, termasuk seorang ‘Sherry’.

Aku menarik nafas dalam-dalam. “Baiklah. Cerita ku ini mungkin tidak logis, tetapi kakak-kakak yang memintaku untuk bercerita sejujurnya. Jadi kakak-kakak tidak boleh protes, dan tidak ada penolakan.” Ucapku serius.

Kazuhiko dan Satoru saling bersitatap lalu mengangguk berbarengan.

Setelah melihat keyakinan mereka, aku melemaskan otot pundak dan bersandar santai pada sofa. “Oke. Dari mana ya aku harus mulai…?” Tanyaku pada diri sendiri. “Oh, ya!”

Aku menyiapkan diriku sendiri. Pertanyaanku akan terjawab bila aku bisa menceritakan semuanya. Tentang apakah 'mereka yang tidak disebut' dan tidak punya hubungan dengan cerita aslinya bisa mendengarkan ku?

“Sejak awal, aku… adalah seorang yang terlahir kembali.”

Suasana langsung benar-benar menegang. Pikiran mereka pasti penuh dengan ketidak percayaan dan pikiran logis mereka menolak ini semua. Teringat kejadian yang lalu saat aku berada di gedung tempat harta karun itu, tanpa sadar tanganku bergerak menyentuh leherku.

“Lalu?” Sahut Toru-nii tidak sabar menunggu lanjutan dari perkataanku.

Aku terbelalak kaget. Padahal aku sudah menyiapkan diri dan jawaban kalau mereka tidak percaya, atau kalau mereka berlaku sama seperti karakter-karakter di cerita aslinya. Mereka percaya dan mendengar ku?

“Kalian percaya?” Tanyaku tidak percaya. Bukan kata penolakan kenyataan, melainkan nada percaya yang aku dengar?

Kazuhiko menghela nafas panjang. “Kau yang bilang sendiri tidak ada penolakan dan kau sendiri berjanji bercerita sejujurnya.” Tangannya terulur kedepan, mengelus pucuk kepalaku sebentar, sembari mengulum senyum.

Laki-laki berkacamata itu menarik tangannya kembali lantas berdeham untuk mengalihkan suasana yang terasa tak biasa untuknya itu. “Lagipula kau kan adikku sendiri. Masa tidak aku percaya?” Ia lagi-lagi berdeham, menolehkan pandangannya ke sampingnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 03 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Character Who Never Mentioned [Detective Conan Fanfiction]Where stories live. Discover now