「014」 Nama

659 123 15
                                    

Udara dingin semakin menusuk hidungku. Sekitar dua puluh menit kemudian, seseorang datang dengan mobil Roll Royce hitam, mobil kesayangan CEO Ishikawa, alias kakakku. Mobil itu berhenti tepat di samping telepon box, dan mengklakson dua kali untuk mengode.

Kazuhiko melihat sekitar, mencari-cari seseorang yang sudah menunggunya, sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di stir mobil.

Aku keluar dari telepon box mengalihkan perhatian Kazuhiko. Karena dalam sudut pandangnya sekarang, pintu telepon box itu terbuka dan tertutup sendiri, diriku kecil tak terlihat.

Kazuhiko mendatarkan alisnya curiga. Dan tambah mengernyitkan alisnya kebingungan saat melihat seorang gadis kecil masuk begitu saja ke dalam mobilnya.

"No-nona kecil... apa kau tak salah masuk mobil?" Tanyanya lembut agar tak menakuti nona kecil yang asing itu.

"Oh, tidak. Aku tidak salah masuk mobil kok, Kazuhiko-niisan..." Satu sudut bibirnya terangkat dan menatap datar ke depan, menandakan kalau dia orang yang di cari Kazuhiko.

Kazuhiko semakin menatap Hoshino curiga. "Siapa kamu?"

*"Edogawa Conan! Tantei sa!" // Mengsenyum licik.

"Satu-satunya adik perempuanmu, Ishikawa Hoshino. Jahat banget kau melupakan wajah adikmu ini."

Kazuhiko terdiam. "Aku memang punya adik perempuan, tapi dia nggak mungkin sekecil ini. Tapi kalau dilihat-lihat, mukamu mirip Hoshi-chan sewaktu kecil."

Aku tersipu malu. "Bisa ga sih gausah pake nama Hoshi-chan?" Protesku.

"Lah ko ngamok?"

"Ah sudahlah, pulang saja! Aku mau pulang!"

"Oh yaudah oke." Kazuhiko mengubah gigi mobil dan langsung menginjak gas. Belum sampai tiga meter, Kazuhiko kembali berhenti, mengerem mendadak. Aku hampir terjungkal ke depan. Duh si kakak ini....

'Bisa-bisanya aku langsung nurut! Siapa sih dia?' Batin Kazuhiko kebingungan.

"Kok berhenti? Mau ngapain?" Tanya ku yang belum sadar kalau kakak masih belum mudeng dan belum peka.

"Lah kau siapa juga?! Nyuruh-nyuruh orang seenak jidat!"

"Kau bilang kalau ada sesuatu, aku bisa katakan kepada kalian atau pulang ke rumah, kalian akan selalu membuka tangan dengan sangat lebar untukku, tapi kenapa kau malah berkata seperti itu?!" Mata ku sudah berkaca-kaca, hampir menangis. Aku berusaha agar tak menangis di depan orang lain, itu prinsipku.

Aku... lupa kalau diri ini sudah mengecil. Kazuhiko hanya menatap dari pantulan kaca mobil sambil berpikir ulang, mencerna apa yang terjadi.

"Tunjukkan lengan kananmu padaku." Pinta Kazuhiko mengambil langkah pertama memastikan.

Aki baru teringat kalau diriku mengecil. 'Oh iya lupa... pantes Kazuhiko-niisan ga percaya...' Batin ku tak habis pikir. Langsung aku menunjukkan lengan kananku dan memperlihatkan garis bekas luka. "Oh ya, mau aku perlihatkan tahi lalat di belakang leherku?" Aku menawarkan seraya menundukkan kepalan dan menyisihkan rambut ke depan.

Setelah Kazuhiko melihat kedua tanda itu dan tersenyum kecil. "Katakan padaku sesuatu yang terjadi itu." Katanya sambil menancap gas dan melaju.

"Aku tak sengaja bertemu orang mencurigakan dan menjadi saksi mata, lalu dibungkam dengan racun, saat sadar tubuhku sudah mengecil begini." Singkat, jelas, padat.

Kazuhiko hanya mematung mendengar jawaban penjelasan tersingkat, terjelas, dan terpadat itu.

"Uhm... ini... rahasia?"

The Character Who Never Mentioned [Detective Conan Fanfiction]Where stories live. Discover now