「021」 Percuma

485 70 4
                                    

"Jangan-jangan…?!"

"Ah mungkin ga mungkin sih…"

"Tapi kalo iya, enak banget dong!"

"...kemungkinan kalau sekolah disitu, bisa temenan sama bocah-bocah itu. Irinya…"

Kembali kubuka buku itu, mencari kata yang mungkin cocok dengan pemikiranku. Sebuah kalimat yang cocok dengan pemikiranku tertulis disana. Tertulis: 'Conan datang' dan dibawahnya: 'berteman akrab dengan CaDeCi(Calon (grup) Detektif Cilik)' –yang kedua kalimat itu dicoret. Aku langsung mengetahui kalau nona kecil itu benar-benar bersekolah di SD Teitan dan sekelas dengan bocil kematian itu. Berteman dekat pula!

"Wah enak banget, gue iri banget, tolong…" Gumamku meringis menatap nasib.

Aku teringat sesuatu. "C-... chotto matte…!

"Kan. Kan… ini… bisa-bisa alurnya melenceng!" 

Bagaimana tidak? Jelas ini sudah melenceng dari alur aslinya. Aku memang iri pada nona itu, tapi kalau berteman karena sekelas itu sih aku ga bakal iri. Kalau terjadi sesuatu bisa gawat! Duh, nona kecil itu apa dia reinkarnasi dari bocah ya? Makanya ga mikir panjang tentang alurnya?  Kelamaan kalau menunggu sampai umur 17 dan 195 hari! 

"Apa yang harus aku lakukan…?" Gumamku.

Setan pikiran: "Ah! Gak Usah! Bukan urusanmu juga! Jangan ribetin diri deh!"

"Ih tapi kalau diam saja dan terjadi sesuatu sama tokoh utama gimana?"

Setan pikiran: "Tokoh utama kan punya plot armor, jadi, mau sekarat setengah mati pun bakal masih hidup kalau belum ada takdir dari author aslinya!"

"Terus, kasian dong kalau kena nona kecil itu!"

Setan pikiran: "Ya memang! Tapi itu kan salahnya sendiri! Yah kalau ga salah orang tuanya sudah meninggal, kan? Kalau gitu sebenernya ada bagusnya dikit, bisa ketemu orang tuanya tanpa harus melihat kejamnya dunia."

"Tuh kamu juga tetep kasian, kan! Nanti kalau Kazuhiko juga kena imbasnya lalu aku juga kena imbasnya gimana?"

Setan pikiran: "Ah sudahlah! Sudah aku bilangin jangan ikut campur yah! Itu masalah dia sendiri! Kamu tau apa?! Lagi pun kena imbas ke kamu masih jauh!"

"Ah tapi…"

Setan pikiran: "Bodo amat!"

★★★

*Hoshino's POV*

"Ohayo, Conan-kun!" Sapaku ketika kebetulan bertemu Conan di perempatan jalan menuju sekolah. 

"Ohayo, Irene-chan." Balas Conan lalu menguap.

Aku memulai basa-basi agar tak canggung. "Conan-kun masih ngantuk ya?" 

"Iya sedikit, tadi malam aku tidur agak terlambat." Conan mengucek matanya, menjawab malas.

"Dih Conan… anak kecil harus tidur cepat! Nanti saat dewasa, kamu bakal rindu tidur cepat lho!" Nasihatku dengan gaya menirukan Ayumi. Maklum, itu kejadian sendiri sama aku.

Conan mengiyakan malas. "Ehmm…"

Selama perjalanan, aku entah kenapa aku bisa terus mengoceh seperti anak kecil. Aku sendiri bingung. Dan dengan cepat juga aku bisa mencari topik, walaupun kebanyakan aku hanya bersenandung ria. Bersenandung lagu 'Nanatsu no Ko' dengan riang gembira. 

★★★

Aku menaruh randoseru merahku di atas meja. 

"Makanya, kan dari tadi aku bilang!" Ujar Genta yang sedang berkerumun dengan Ayumi dan Mitsuhiko. Seingatku sekarang kasus pencarian harta karun dengan kode simbol rahasia, yang mulai lah bermula awal dari grup Detektif Cilik. 

The Character Who Never Mentioned [Detective Conan Fanfiction]Where stories live. Discover now