「009」 Kasus

782 130 17
                                    

Atmosfer dalam ruangan bernuansa putih-biru ini benar-benar menegangkan. Lama-lama aku seperti bisa mendengar denting jarum jam kecil yang melingkari pergelangan tanganku.

'Ran! Em... jawab ga ya? Jawab ga ya? Jawab ga ya?' Batinku berpikir cepat.

Tik

Satu detik.

Tek

Dua detik.

Tik

Tiga detik.

Tek

"y-YA! TOLONG AKU!" Pekik ku gemetar. Syukurlah.... Kakiku benar-benar bergetar lemas.

"Sial!" Umpat orang itu.

"Ran! Dobrak saja pintunya!" Usul Sonoko dengan tambahan: 'biar aku yang ganti rugi'.

Ran menarik nafas panjang dan mengambil ancang-ancang. "Huuup...! Hiya- eh?" Bersamaan dengan Ran yang akan menendang pintu itu, pintu itu malah terbuka.

Cklek

Orang itu muncul dan keluar seraya memperlihatkan senjata apinya. Menodong ke arah mereka bertiga. Ran refleks mengangkat tangan kanannya ke samping dadanya dan membentangkan tangan kirinya ke belakang, aba-aba menyuruh Sonoko dan Shinichi mundur kebelakang karena tau tak bisa melawannya sekarang, keselamatan temannya lebih penting.

Manusia berjas hujan hitam juga bermasker putih yang terkena darah itu masih mengarahkan pistolnya ke arah mereka bertiga sambil berjalan mundur, mengawasi apakah akan ada yang mengejarnya. Setelah dirasa cukup jauh dan mereka bertiga tak mengejarnya, barulah orang itu, alias pelaku, membalik badannya dan lari, bergegas pergi dari situ, dengan sepatu rodanya yang membuatnya terlihat lebih tinggi.

Shinichi melihat keanehan itu, tapi memang ada area untuk sepatu roda. Ia berencana akan mengejarnya, tapi pikirannya teralihkan pada Ran dan Sonoko yang berteriak.

"Apa Ran?!"

"Da-darah!" Jawab perempuan itu masih syok-melihat darah mengalir di lantai putih toilet yang keluar dari toilet paling ujung-sambil menunjuk ke arah sana. Sonoko hanya diam bergeming sambil memegang erat kedua lengan Ran dari belakang. Ada sebuah perintah tak terbilang yang menyuruh Shinichi melihat duluan keadaan ujung toilet disana.

Shinichi berjalan mendekati toilet itu. Dan langsung ada ekspresi kaget yang terpatri di wajahnya. Tentu dengan efek dramatis seperti biasa.

[A/N: Bisa dibayangkan lah ya sound efect nya, yang biasanya itu lohh :v wkwkwk]

Dalam lubuk hatinya, Shinichi bersyukur itu bukan teman terdekatnya. Shinichi lalu mendekati perempuan berlumuran darah itu. Jari telunjuk dan tengah tangan kanannya bergerak maju mendekati bagian leher korban.

"Tewas seketika." Celetuknya membuat kesimpulan. "Ran! Panggil Inspektur Megure!" Titah Shinichi.

"Baik!" Ran langsung mengambil ponsel dari saku jaketnya.

Lalu satu hal yang dipikirkan dan dikhawatirkan Shinichi, ('Hoshino dimana?!') Shinichi memutar balik dan melihat satu persatu toilet yang pintunya rusak itu.

Cklek

Grep!

Kakinya lemas tak berdaya dan tangannya yang mendorong pintu itu terlihat bergetar sekali. Hoshino jatuh terhuyung ke depan. Dan pas sekali ditangkap oleh tangan Shinichi.

*Hoshino's POV*

"Uh." Jujur! Rasanya mual ingin muntah! Bau darahnya sangat menyengat hidungku. Bau yang seperti besi berkarat yang ditempelkan di hidungku.

The Character Who Never Mentioned [Detective Conan Fanfiction]Where stories live. Discover now