Chapter 12. Kehangatan Kota.

219 24 4
                                    

Dengan bulan yang bersinar terang, angin yang menyejukkan di malam hari itu. Entah sebab apa, namun rasanya perasaan ku saat ini lebih baik dari pada sebelum sebelumnya.

Menghirup udara segar di atas langit Tempest dengan bulan yang menyinari nya. Meskipun tempat ini hanya tersisa reruntuhan saja. Namun tetap, aku menyukai tempat ini. Terlepas dari kehangatan dan sakit yang ku rasakan.

Saat memandangi kota ini dari atas langit, aku bisa membayangkan bagaimana suasana malam saat ini jika insiden itu tidak pernah terjadi. Para warga yang berlalu lalang, meriahnya festival, tawa dan canda yang terlihat. Aku bisa membayangkan itu semua, dan kehangatan perlahan menyelimuti diriku.

Meskipun itu hanya untuk sesaat ketika aku kembali ke dalam kenyataan yang pahit. Menampilkan kembali sepi nya kota, seolah memperlihatkan juga bagaimana sepi nya hatiku saat ini.

"Jadi, apa rencana mu selanjutnya?"

Sosok Veldora, yang terbang di sisiku. Bertanya dengan senyum kecil nya.

"Entahlah ... Aku juga tidak tau." Tatapan ku tak menentu saat aku menjawab seadanya untuk pertanyaan Veldora.

"Kenapa tidak membuatnya lagi? Negaramu." Tanya Veldora dengan menaikan alisnya.

Membuat lagi ya, senyum pahit keluar melalui wajah ku saat mendengar pertanyaan itu."Kau bicara seolah itu hal yang mudah."

Meskipun aku membuat yang baru dengan orang-orang yang baru, tapi rasanya itu akan menjadi hal yang berbeda. Tidak, itu hanya akan menjadi alasan untuk ku melarikan diri dengan mereka. Membuat negara dengan tujuan hanya untuk mengisi kekosongan di hati ku. Apa itu akan berhasil? Jelas tidak. Maka lebih baik, aku tidak pernah sekalipun membuatnya.

"Aku tidak bisa terus bersikap egois, Veldora."

Benar, kehancuran Tempest adalah sebab dari ke egoisan ku. "Meskipun tempat ini sudah menjadi reruntuhan dan menjadi kota mati. Namun aku akan tetap menjaga nya."

"Kau menyukainya?"

"Aku menyukai nya, negara Tempest. Meskipun itu hanya tinggal sejarah, tapi aku akan tetap menyukai nya. Hutan ini juga, mereka sudah ku anggap sebagai rumah ku sendiri."

Mata Veldora melebar terkejut."Itu mengejutkan namun aku senang mendengar nya. Kau telah berubah Rimuru. Tidak, haruskah itu kembali menjadi Rimuru yang biasanya? Atau menjadi lebih dewasa?"

Sepertinya Veldora sudah menyadari itu, aku sudah mencoba melepas kepergian mereka dengan tenang.

"Haruskah ku katakan setelah kau bangun, banyak hal yang berubah?" Lanjut Veldora.

"Seseorang memberitahu kan padaku kalau dia yakin aku bisa melalui ini semua, jadi aku tidak ingin membuatnya kecewa untuk yang ke dua kalinya." Ucap ku dengan lembut, menyentuh dada ku sendiri.

Juga, aku sangat berterimakasih kepada Raphael karena telah menyelamatkan ku saat itu.

<<Apapun untuk Master.>>

Terimakasih.

"Kalau begitu mari kita jaga, Negara Tempest yang sudah mati ini bersama dengan hutan jura. Keduanya rumah mu bukan?"

Mataku terbelalak saat mendengar perkataan Veldora. Dia tersenyum dengan deretan giginya yang terlihat.

"Benar, mari kita menjaga nya." Aku bisa merasakan senyum tipis muncul di bibir ku saat aku memandang lurus ke depan dengan perasaan hangat.

Sepertinya ... Perasaan ku mulai jauh lebih membaik semenjak aku melepas kepergian mereka.

Apa kah ini yang di maksud oleh Shizu-san?

Lost Of TempestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang