FIFTY FIVE

87 2 0
                                    

HAPPY READING !!!
°
°
°
°
°
•••••

kini anggasta sedang disuapi oleh bundanya, padahal anggasta bisa sendiri, tetapi ia meminta bundanya untuk menyuapi.

ingatan anggasta sekarang, ia merasa dirinya masih sekolah menengah pertama ( SMP ). ingatan anggasta tidak semuanya hilang.

sikap anggasta kembali manja, membuat sang bunda yang sedang menyuapinya tersenyum melihat anggasta yang manja seperti ini.

antina sudah lama tidak merasakan putra bungsunya ini bermanja. karena anggasta tidak pernah bermanja lagi ketika sudah SMA .

sudah satu minggu anggasta ingin disuapi seperti ini, dan kondisi tubuhnya makin makin hari makin membaik.

anggasta juga sering bercerita random kepada bundanya, anggasta yang sempat cuek pada bundanya, kini kembali seperti anggasta yang dikenalinya.

antina selalu tersenyum ketika anggasta sedang bercerita secara acak itu, hatinya juga merasa tenang ketika anggasta tersenyum.

"bunda" celetuk anggasta sesudah menelan makanannya. "aku mau pulang" lanjut anggasta yang berbaring diranjang.

"kata dokter bentar lagi kita pulang nya" jawab antina sambil menyimpan mangkuk yang sudah tidak berisi itu diatas nakas yang berada disamping ranjang.

anggasta tidak betah berada disini, ia ingin segera pulang dan tidur dikamarnya sendiri disitu lebih nyaman untuk dirinya.

ceklek .....

pintu terbuka, antina melihat kearah suara. "bunda kesini dulu ya, kamu sama arka dulu" ucap antina sambil bangun dari duduknya. "tolong jagain anggasta dulu ya" lanjut antina sambil melangkahkan kakinya untuk pergi dari kamar.

belum sempat arka menjawab, antina sudah pergi dari ruangan dengan terburu-buru.
arka menghiraukan nya, ia mulai berjalan menuju anggasta dan arka duduk diatas kursi yang berada disamping ranjang.

arka hanya duduk saja sambil melihat kearah anggasta yang sedang melihat kearah jendela.  jika kedua kakak anggasta bingung untuk membuka suara, sekarang arka juga sedang memikirkan apa yang harus diucapkan oleh mulutnya ini, arka kebingungan sekarang.

hanya ada keheningan diruangan, arka masih bingung apa yang harus ia katakan, apakah hanya sekedar memanggil namanya?, arka akan lakukan itu.

"anggasta" celetuk arka dengan hati hati.

mendengar suara yang memanggilnya, anggasta berbalik untuk melihat siapa yang sedang memanggil namanya.
anggasta melihat arka berada disampingnya.

"apa?" jawab anggasta.

"hmmm..... kapan bisa pulang" tanya arka, ia hampir saja tidak menemukan topik pembicaraan.

"kata bunda bentar lagi pulang" jawab anggasta. "tapi gatau kapan" lanjutnya yang terlihat kecewa.

arka mengangguk saja, ia juga melontarkan beberapa pertanyaan yang menurutnya tidak penting tapi anggasta selalu menjawabnya.
sekarang saja anggasta sedang bercerita yang tidak masuk akal dengan arka, tapi arka hanya mengangguk saja. anggasta menganggap arka sudah dewasa, jadi ia bercerita random padanya.

Different ( End )Where stories live. Discover now