9.Di jemput

3 2 0
                                    


Hari ini weekend, Reina sudah pulang dari rumah Rehan karena katanya Bunda dan Ayahnya akan pulang hari ini, Sembari menunggu kepulangan kedua orangtuanya Reina hanya memainkan ponselnya.

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum" Reina tahu siapa yang datang dengan semangatnya gadis itu beranjak dari sofa dan berlari untuk membukakan pintu.

"WA'ALAIKUMSALAM" Saat sudah membukakan pintu Reina langsung memeluk sang Bunda untung saja keduanya tidak jatuh karena pelukan Reina yang tiba tiba.

"Bundaaa" Wahidah yang melihat tingkah anaknya hanya geleng geleng kepala begitupun dengan Adiwijaya yang merupakan Ayah Reina "Kangen bundaaa"

"Sama Bunda doang sama Ayahnya engga?" Tanya sang ayah dengan wajah sok sedihnya, Reina yang melihat Ayahnya, melepaskan pelukannya dengan sang Bunda dan beralih pada Ayahnya.

"Kangen Ayah jugaa" Sang Ayah yang mendapatkan pelukan dari putrinya langsung membalasnya "Ayah juga kangen kamu"

Kini ketiganya pun masuk kedalam rumah melepaskan kerinduan.

*****

Saat ini Ansel, Rama dan Rehan mereka bertiga sedang berkumpul seperti biasa, setelah mengantarkan Reina tadi Rehan langsung menyusul kedua temannya di tempat bisa mereka berkumpul.

"Lama banget si lo Han" Rama memutar bola matanya malas Rehan ini memang kebiasaan ngaret "sori sori kan gue abis nganter Reina dulu"

"Nganter kemana?" Tanya Ansel, Rama yang mendengar itu seketika menoleh ke Ansel dengan wajah yang sulit diartikan "tunggu tunggu, sejak kapan Lo kepo urusan Reina" ucap Rama dengan wajah yang mengintrogasi.

Ansel yang sadar akan hal itu mencoba menetralkan wajahnya "ya kan gue cuman nanya" dengan berusaha biasa saja, "tapi emang bener sel, sejak kapan Lo pengen tau tentang Reina" pertanyaan Rehan yang seperti itu justru semakin membuat Ansel gelagapan.

"Ck emang kenapa si" ucapnya dengan kesal "ya engga biasanya gituloh" ucap Rehan dengan wajah yang sedikit mengejek.

"Eh tapi kayaknya gue mau deketin Reina sama anak baru deh" perkataan Rehan sontak membuat Rama dan Ansel berhenti mengunyah makanannya "maksud Lo?" tanya Rama dengan wajah yang tidak percaya.

"Tunggu tunggu, anak baru? siapa?" Ansel yang juga penasaran apa maksud Rehan dan tadi apa katanya anak baru? ada hal yang lebih mengejutkan ansel, Rehan akan mendekatkan anak baru itu dengan Reina ada sedikit rasa tidak rela tapi Ansel tidak mengerti dengan perasaannya.

"Iya anak baru di kelas gue Lo gatau?" jelas Rehan "dia anak basket, kalo gue liat liat nih ya dia cocok sama Reina" rahan sejujurnya juga tidak mengerti dengan ekspresi wajah Ansel sekarang.

"Iya si gue liat liat juga cocok lebih ganteng dari si Ansel lagi" ucap Rama dengan tidak sadar dan membuat sang pemilik nama menatapnya dengan tajam.

"hehee bercyandaa" ucap Rama dengan cengirannya jika Ansel sudah memberikan tatapan seperti itu harus siap siaga pikir rama.

"Tapi gue bingung gimana cara deketin mereka berdua sementara Erlangga yang dingin dan engga gampang suka sama cewe" Celoteh Rehan dengan panjang lebar "Erlangga?" Ansel mengulang satu kata yang Rehan sebut tadi.

"Iya Erlangga namanya" sudah Ansel duga tapi ia tidak bisa berbuat apa apa toh juga dulu dia yang meminta Reina untuk menjauhinya.

"satu sisi juga Reina anaknya keras kepala, tapi mereka berdua pernah ketemu pas Erlangga ke rumah gue buat minjem buku" ucapnya yang membuat Rama penasaran begitu juga dengan Ansel "Mereka udah kenalan Han?" tanya Rama.

Rehan mengangguk mengiyakan pertanyaan Rama " Lo beneran mau deketin mereka berdua?" Ansel memastikan apakah Rehan benar benar ingin mendekatkan Reina dengan anak baru itu.

Ansel yang mendengar itu mengangkat alisnya "Iya, kenapa?" seketika Ansel Bingin ingin menjawab apa, pertanyaan bodoh macam apa ini pikirnya bisa bisanya ia bertanya seperti itu.

*****

Tidak terasa hari sudah menjadi Senin yang artinya sekolah dimulai lagi, pagi ini Reina sedang menunggu Rehan untuk menjemputnya tadinya Reina ingin bareng dengan Ayahnya tapi karena sang Ayah ada meeting pagi pagi sekali alhasil Reina meminta Rehan untuk menjemputnya.

"Ini si rehankampret kemana si" gerutunya karena sudah dari tadi menunggu kenapa anak itu tidak datang juga.

Drttt drttt
ponsel Reina berdering nama Rehan lah yang berada di layar ponselnya ia pun langsung mengangkat panggilan itu.

"Rehan lo dimana si?!" ucapnya dengan sedikit kesal

"sorry banget na gue gabisa jemput lo"  Reina yang mendengar itu ketika membuka mulutnya dan mata yang melotot.

"APA" Rehan yang disebrang sana seketika menjauhkan ponselnya dari telinga.
"Buset masih pagi neng jangan teriak teriak nanti tambah jelek"

"Dasar rehankampret awas Lo"

"hehe canda na canda, tapi gue udah minta temen gue buat jemput lo kok tungguin aja nanti juga dateng"

"siapa?"

"Ya orang lah masa setan, dah pokonyia tungguin aja, gue tutup dulu bye"

"Tap-" Tutt tutt Panggilan tersebut driputuskan sepihak oleh Rehan tentu saja membuat gadis itu kesel berkali kali lipat pada sepupunya itu.

Tiinnn tinnn
Tiba tiba saja suara kelakson motor mengagetkan Reina yang sedang kesal karena Rehan "siapa si?" ucapnya dan langsung menghampiri orang tersebut.

"Lo siapa? ngapain d-" belum selesai Reina melayangkan pertanyaannya tiba tiba saja laki kali yang memakai helm itu memotong perkataannya.

"Naik." Melihat gadis itu bingung laki laki tersebut pun membuka helmnya, Reina yang melihat itu terkejut dengan kedatangan laki laki itu untuk apa pikiran?

"Lo?" Erlangga yang melihat ekspresi Reina memutar bola matanya jengah apakah Rehan tidak bilang pada gadis ini bahwa yang menjemput dirinya, bukan apa apa masalnya dia malas hanya untuk sekedar menjelaskan apa maksud dan tujuannya datang kemari.

"Gue yang jemput lo" lagi lagi Reina dibuat terkejut dengan pernyataan laki laki itu, "Rehan yang nyuruh gue" sebelum Reina menanyakan alangkah lebih baiknya ia langsung memberitahu gadis itu.

"Mau naik sendiri atau gue taikin" ucap Erlangga yang tentu saja membuat Reina lagi lagi terkejut kurang ajar sekali laki laki ini pikir Reina "Enak aja Lo pikir gue anak kecil apa" kesal gadis itu.

"Emang" jawaban Erlangga membuat Reina geram tapi mengingat waktu sudah agak siang ia lebih baik mengakhiri perdebatan yang tidak akan ada ujungnya ini daripada harus telat dan berakhir di hukum seperti Minggu kemarin.

Keduanya pun meninggalkan pekarangan rumah Reina dan menuju sekolah.

*****

Saat ini Ansel dan dua sahabatnya sedang berada di parkiran sekolah ketiganya pun berbincang bincang entah apa yang mereka bicarakan sampai pada akhirnya sebuah motor sport berhenti, yang membuat ketiganya terkejut adalah Reina turun dari motor tersebut.

Ralat bukan ketiganya tapi keduanya karena Rehan lah yang memang menyuruh Erlangga menjemput Reina "Wih wihh wih bau bau pdkt nih" Suara Rama menyadarkan keduanya yang baru datang.

Yang menjadi pusat perhatian Reina sekarang adalah Rehan bisa bisanya laki laki itu menyuruh orang lain menjemputnya, Rehan yang mengerti tatapan Reina dengan tanpa bersalah memberikan cengirannya.

"Apa lo liat liat" ketus Reina kepada Rehan "sorry na sorry tadi ban motor gue bocor dari pada lu telat mending sama Erlangga iya kan" ucap Rehan yang jelas saja berbohong.

"Btw makasih ya Ga" Erlangga hanya mengangguk membalas ucapan Rehan. Saat ini mata Reina tidak sengaja bertemu mata Ansel entah lah Reina tidak mengerti arti dari tatapan Ansel.

"Gue masuk dulu" setelah itu Reina langsung pergi dari keempat laki laki tersebut.

******

Jangan lupa vote ⭐⭐⭐ and komen ya
hati hati typo bertebaran


Reilangga Where stories live. Discover now