Setelah cukup lama berbincang, akhirnya perhatian Mikoto teralihkan sepenuhnya pada Sakura yang sejak tadi hanya terdiam. Padahal wanita itu duduk di sebelahnya.

"Wah Sakura, kau tampak cantik sekali malam ini." Mikoto memuji sekretaris putranya tersebut.

Sakura yang mengenakan gaun putih selutut itu pun tampak tersipu. "Ah terima kasih, Bibi."

"Tapi... apa kau sendirian saja malam ini? Kenapa tidak mengajak kekasihmu?"

"A-ano... aku belum memiliki kekasih, Bi." Sang wanita musim semi pun tertawa canggung.

"Eh? Benarkah? Aneh sekali wanita secantik dirimu belum memiliki kekasih."

"Benar Bibi, aku juga merasa heran." Timpal Naruto. "Padahal aku yakin dengan penampilan seperti ini kau bisa mendapatkan lelaki manapun yang kau inginkan Sakura-chan, bahkan... walau itu suami orang sekalipun."

'Deg'

Sakura tercekat setelah mendengar ucapan Naruto tersebut, bahkan wajahnya langsung berubah menjadi pucat. Namun yang tertohok jelas bukan Sakura saja, melainkan Sasuke juga.

"Jaga bicaramu, Naruto. Kurasa kau sedikit keterlaluan." Balas Sasuke memperingatkan.

Oh sang kekasih membela rupanya. Membuat Hinata dan Naruto terbahak geli dalam hati.

Menjijikkan.

"Ah benarkah?" Naruto tampak pura-pura terkejut. "Padahal aku kan hanya bercanda tadi. Maaf ya Sakura kalau kau merasa tersinggung."

Pria pirang itu teratawa canggung pada Sakura sembari memasang ekspresi menyesal. Bahkan Ino juga langsung menyikut lengannya.

Mikoto terkekeh kecil. "Dasar kau ini, Naruto. Kurasa candaanmu memang sedikit berlebihan kali ini. Lagipula mana mungkin wanita sebaik Sakura mau merebut suami orang. Benar kan, Sakura-chan?"

Ucapan Mikoto tersebut justru semakin membuat Sasuke dan Sakura gelagapan. Mereka benar-benar dibuat mati kutu.

Sasuke memalingkan wajahnya, Sakura menunduk dan hanya menjawab dengan senyuman. Ino terdiam karena memang tak mengerti apapun sedangkan Naruto dan Hinata menyeringai puas.

Ya, Hinata sudah tahu bahwa sahabat kuningnya itu mengetahui prihal hancurnya rumah tangganya dengan Sasuke. Dia bahkan menjelaskan alasan kenapa memilih untuk tetap bertahan karena kondisi ayahnya yang masih sekarat.

Naruto mengerti hal itu, dan dia memutuskan untuk membantu wanita yang pernah dicintainya tersebut agar Hinata dapat bertahan hingga waktunya perceraian.

.

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya sampailah pada acara inti. Mulai dari penyambutan, hingga potong kue yang dilakukan Fugaku dan Sasuke. Semua berjalan dengan lancar. Dan sekarang orang-orang pun dapat menikmati pesta dengan lebih santai. Ada yang makan, mengobrol, lalu ada juga yang berdansa.

Karena Hiashi memang tak bisa terlalu lama berada di pesta maka pemimpin Hyuuga itu pun berpamitan lebih dulu kepada besannya. Bersama Neji dan Tenten, dia pun kembali ke rumahnya dengan menyisakan Hinata yang memang sudah menjadi bagian dari Uchiha.

Lalu di tempat lain, Sakura juga tampak menyingkir sejenak dari keramaian. Wanita itu terdiam dalam salah satu bilik toilet sembari menarik nafas dalam-dalam. Hatinya masih sakit mengingat ucapan Naruto padanya beberapa saat lalu.

Seperinya pria itu mulai membecinya, padahal dulu mereka berteman akrab. Sakura juga tahu bahwa dirinya melakuka kesalahan dengan menjalin hubungan gelap bersama Sasuke, tapi bukankah cinta tidak pernah salah? Toh Sasuke juga mencintainya. Kenapa semua orang tidak dapat mengerti perasaan mereka berdua?

It's Not FineWhere stories live. Discover now