BAB 5 : Memories Of White Lily

81 11 2
                                    

Lima tahun yang lalu...

Yejun menatap satu buket bunga lili yang besar di samping tempat tidurnya. Ia membenahi nasal cannula yang di pasang di hidungnya yang sudah terasa mulai tidak nyaman.

(Suara Pintu diketuk)

Zaach masuk ke dalam ruangan serba putih itu, melihat istri dari kakak sepupunya sedang melamun menatap bunga lili sangat lama.

"Yejun-ssi," ucap Zaach kemudian menggengam tangan Yejun dan duduk di kursi dekat dengan kasur.

Yejun tersadar, ia tersenyum manis ke arah Zaach yang membuat jantungnya seakan berhenti berdetak.

"Apakah photoshoot nya berjalan lancar? Bahasa koreamu semakin bagus, " ucap Yejun sembari mengacak-acak rambut pirang milik Zaach.

Zaach mengangguk patuh, ia seperti seekor anjing jinak di depan tuannya. Yejun terlihat tertawa melihat tingkah Zaach. Namun hal itu hanya sementara, omega cantik mulai murung sembari menatap jari manisnya yang telah terselip cincin.

"Kapan Daniel pulang kesini?" Yejun mengerutkan alisnya dengan sedih.

Zaach tertegun sejenak, sambil membenahi tempat duduknya, ia melihat mata cantik itu sedang sendu. "Apakah ia belum sempat menjengukmu Yejun-ssi?" ucap Zaach yang tampak khawatir.

Yejun menggeleng, sambil bermain dengan kedua tangannya. "Dia belum kesini, kadang jika aku meneleponnya, ia selalu sibuk. Tadi ajudannya yang membawa bunga lili itu. Padahal sebentar lagi aku akan menjalani kemoterapi lagi. " Yejun menghela napasnya, "Apakah di perusahaan sedang banyak urusan? Kau putra direktur kan Zaach? Kau bisa memberitahuku sesuatu yang terjadi disana yang menyebabkan Daniel jarang kesini. "

"Ataukah, Daniel sudah mulai bosan merawat seseorang yang sakit sakitan sepertiku?" Mata Yejun berkaca-kaca, menatap Zaach sebentar kemudian menundukkan wajahnya. Terlihat tetesan-tetesan air membasahi selimut Yejun.

Suasana ruangan serba putih ituDengan berat hati, Zaach berusaha menghibur Yejun. Ia mengupaskan satu buah apel merah, dan menaruhnya di cawan kecil.

"Yejun-ssi, makanlah ini... " ucap Zaach sambil menyodorkan beberapa potong buah apel.

Yejun menerimanya dengan hati-hati. Sekilas ia tersenyum, dan menatap Zaach. "Kau bisa berhenti memanggilku seperti itu. Sangat formal. Kau bisa menggantinya dengan Hyung, " ucapnya yang kemudian sedikit tertawa.

Hati Zaach tambah berdegup kencang, sosok yang ia kagumi saat pertama kali ia melihatnya di pernikahan kakak sepupunya, kini perlahan mengubahnya menjadi perasaan yang lebih dari sekadar hubungan ipar. Perasaan ini jauh berbeda bagi Zaach yang senang bermain dengan para omega simpanannya, jelas melihat Yejun seperti angin segar baginya. Ia tampak lugu dan lembut. Kulitnya yang pucat dan tutur katanya yang halus namun penuh makna membuat Zaach yang haus kasih sayang menjadikannya serakah. Perasaan nyaman itu yang pada akhirnya memutuskannya untuk menjadi seorang pencuri.

"Aku akan menjaga Hyung, aku tidak peduli apapun lagi. Bahkan jika harus membunuh Daniel." Batin Zaach yang dengan tiba-tiba menyenderkan kepalanya di atas dipan, menatap Yejun yang tengah asyik memakan buah apelnya.

***

Sakit yang luarbiasa tertahan setelah kemoterapi membuat Yejun lemas dan tidak nafsu makan. Milo yang saat itu masih berumur lima tahun menatap ibunya yang terus mengkerutkan keningnya.

"Maa...sakit sekali ya?" ucap Milo yang naik ke atas kasur dan memeluk ibunya yang terbaring lemah. Efek kemoterapi yang semakin parah, membuat Yejun harus merelakan rambutnya sejak lama. Selain itu urat-urat di tangannya mulai menghitam, karena dosis obat yang semakin tinggi. Rasa mual muntah juga memenuhi kerongkongannya.

[BL ABO] AmarylisWhere stories live. Discover now