{three }

81 6 2
                                    

Bu desi : kenapa kamu gak cerita sama adek kamu.

Petir : sejak kematian kedua kakak kami saya melihat adik saya tak seceria dulu.

Bu desi: apa kamu tidak mempunyai kerabat.

Petir : saya mempunyai kerabat lain dia adalah pak ferdi ayah angkat kami.

Bu desi : terus mengapa kamu tidak meminta tolong pada pak ferdi.

Petir : aku tidak mau menjadi beban bagi ayah angkat ku.

Setelah bercerita dengan bu desi cukup lama akhirnya petir kembali ke kelas.

Setelah kelas selesai petir dan adiknya pun pulang ke rumah.

" Bang "

" Iya ada apa? "

" Masalah uang spp gimana"

" Abang akan usahain "

" Bagaimana jika aku berhenti sekolah "

Petir agak kaget mendengar kata itu keluar dari mulut adek nya sendiri.

" Gak lo harus nerusin pendidikan sampai kuliah "

Petir melarang angin untuk berhenti sekolah dengan alasan agar angin bisa menggantikan petir untuk merawat nya ketika sudah bisa mencari uang lewat jalur prestasi.

Petir mencari pekerjaan kesana kemari namun tidak ada lowongan yang memperkerjakan anak SMA.

Hari baru pun tiba.

Di depan pintu ada pak ferdi yang sedang memegang amplop coklat.

" Pak anda kenapa kesini ? "

" Ini "

Ujar pak ferdi sambil memberikan amplop itu pada petir.

" Apa ini "

Sambil melihat amplop itu.

" Buka saja "

Petir pun membuka amplop itu dan terkejut melihat cek
Yang terdapat uang 10.000 US Dolar.
Atas nama kedua kakak nya

 Atas nama kedua kakak nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Pak ini? "

" Itu hadiah dari walikota untuk mereka berdua karena telah menyelamatkan ratusan nyawa "

Petir terkejut dan petir pun langsung sujud syukur.

" Mau kalian apakan uang itu"

" Mungkin buat biaya sekolah angin "

" Bang "

" ??? "

" Mending buat pengobatan kamu aja dulu "

" Apa maksud kamu aku gak sakit "

" Bohong tadi aku dengar semua yang abang omongin sama bu desi"

Sebenarnya saat petir dan bu desi berbicara 4 mata

Diam diam angin menguping obrolan mereka dan alangkah terkejutnya angin.

Saat tau abang nya punya penyakit jantung.

Petir : lo udah tau.

Angin: kenapa abang bohong.

Petir : aku gak mau bikin kamu khawatir.

Angin : aku gak punya anggota keluarga lain selain abang.

Petir : maaf  , tapi kamu harus sekolah

Angin: bang gw lebih baik gak sekolah dari pada harus hidup sendirian.

Pak ferdi : sudah stadium berapa penyakit kamu itu.

Petir : udah stadium akhir.

Angin : apa!!

Pak ferdi: ......

Petir : kemungkinan besar aku tidak bisa hidup lama.

Setelah petir bicara ia pun pingsan tak sadar kan diri.

Angin : abaaaaang!!!

Bersambung.....

Luka Anak Sulung Where stories live. Discover now