16 || Siapa dia?

90 5 0
                                    


***

Taehyung dan Aeri memilih untuk pergi bersama ke rumah Taehyung, saat pemuda itu sudah mulai tenang. Pemuda itu pikir bahwa mungkin saja dia akan diejek, tapi bukannya ejekan yang dia dapat malah tatapan penuh cemas dari gadis tersebut.

Karena malam yang sudah mulai larut, mereka bergegas segera takutnya Aeri kemalaman untuk pulang ke rumah sakit apalagi dirinya perempuan.

"Jadi, bagaimana keadaan Jimin?"

Aeri yang sibuk mengemas barang Jimin untuk di masukkan kedalam tas berhenti sejenak setelah mendengar pertanyaan Taehyung barusan, "Langkah sekali kau peduli dengannya, kenapa tiba-tiba bertanya?"

"Apa tidak boleh?"

Aeri menggeleng pelan, "Tidak juga, aku hanya heran."

Gadis itu kembali mengemas barang-barang yang mungkin akan dibutuhkan Jimin di rumah sakit. Sedangkan Taehyung, pemuda itu hanya duduk di kasur sambil melipat kedua tangannya didada, sudah seperti bos saja dan Aeri pembantunya.

Setelah selesai mengemas semua barang yang ingin dia ambil, Aeri mengangkat tas tersebut lalu menatap sekitar ruangan. Sangat tidak layak, pikirnya. Ruangan yang ditempati Jimin sebagai kamar lebih pantas di sebut gudang dari pada kamar, bahkan Aeri takut alih-alih ada tikus yang berlarian kearahnya.

"Kau sudah selesai?"

Suara serak Taehyung langsung membuyarkan perhatian Aeri pada sekitar lalu langsung mengangguk.

Taehyung meraih tas yang cukup besar dari tangan Aeri, "Biar aku yang bawa, pasti berat."

Gadis itu menatap punggung pemuda tersebut yang sudah berjalan mendahuluinya. Tunggu sejak kapan pemuda itu begitu peduli dengan dirinya? Tapi yasudahlah. Aeri menaikkan kedua bahunya lalu ikut mengekor dibelakang Taehyung.

"Jimin sakit apa sampai dirawat inap?" Tanya Taehyung sembari terus melangkah.

Aeri berfikir sejenak, mencari jawaban apa yang tepat untuk dia berikan kepada Taehyung. Jelas saja, perempuan itu tidak berani mengatakan hal sejujurnya pada pemuda tersebut.

"Hanya kecapean, tapi dia butuh perawatan." Jelas itu pernyataan bohong, tapi mau bagaimana lagi Aeri tidak punya pilihan lagi.

Taehyung terkekeh pelan, "manja."

Baru saja Aeri memujinya, perempuan itu kembali menggerutu didalam hati. Mau bagaimana pun Taehyung tetaplah Taehyung, pemuda menyebalkan yang kadang tidak punya hati nurani tapi terkadang juga seperti malaikat. Malaikat pencabut nyawa kalau kata Aeri. Bercanda.

Pemuda itu bisa terlihat begitu menenangkan, bisa terlihat begitu lembut, tapi terkadang juga bersifat menyebalkan dan tidak ada rasa iba. Aeri pikir mungkin ada sesuatu yang terus dia pikirkan sehingga dia bersikap seperti itu.

Karena sibuk dengan pikirannya, Aeri bahkan tidak sadar bahwa dia sudah berada tepat di pekarangan rumah, sampai dia menabrak punggung Taehyung yang tiba-tiba saja sudah berada didepannya.

"Kau mau diantar?"

"Haa?"

"Ck, kau mau diantar kerumah sakit atau tidak?"

Ending [Vmin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang