27 || Happy Days

285 80 24
                                    

Hari yang ditunggu sama bang Haikal dan kak Gigi datang juga. Mereka akhirnya bertunangan.

Bukan pertunangan yang mewah dengan dekorasi mentereng ala anak konglomerat gitu bukan!

Meskipun kak Gigi berasal dari keluarga berada dia adalah pecinta kesederhanaan. Tunangan itu hanyalah acara tukar cincin, makan-makan, dan bincang-bincang bahagia.

Dirayainnya di restoran mama. Bang Haikal dapat space sendiri di luar. Ini hal baru dari restoran. Bang Haikal yang ngide buat bikin meja di outdoor.

Dan yang pertama memakai itu adalah bang Haikal. Untuk acara pertunangannya yang sakral.

Gue sama kak Julian datang. Tadi pagi kita udah jalan, milih-milih hadiah yang bagus buat diberikan ke bang Haikal dan kak Gigi.

Udah kayak ke nikahan aja dikasih kado. Tapi gapapa, gue emang mau ngasih kado ini buat apresiasi ke bang Haikal.

"Udah cantik, Love," komentar kak Julian melihat gue berkaca di spion mobil untuk memperbaiki lipstick gue. "Jangan merah-merah ah!"

"Kenapa? Jadi pengen nyium ya?" goda gue.

"Nanti kalau tiba-tiba kamu ilang dari sini jangan salahin aku," kak Julian mengambil lipstick di tangan gue.

"Aku mau diculik?"

Kak Julian enggak jawab. Dia malah nutup lipstick gue dan mengantonginya di saku celana. Habis itu gandeng tangan gue buat pergi dari parkiran.

"Posesif banget pacar aku," gue menggoda kak Julian dengan menggoyangkan tangannya.

Gemasnya!

Udah ada rame-rame waktu gue dan kak Julian datang. Ini sih walaupun gak pakai dekorasi tetep aja kelihatan mewah.

Soalnya restoran mama juga berpengaruh sih. Sejak ada bang Haikal dia banyak bikin gebrakan supaya restoran terus maju dan gak kalah saing sama tempat usaha yang lain.

Kalau mama fokus berinovasi di makanan, maka bang Haikal lah otak dibalik renovasi sana renovasi sini ini.

Dan restoran mama udah beda jauh dari enam tahun yang lalu. Bisa dibilang sekarang restoran ini bisa disebut restoran mewah.

"Abang!" gue langsung menghambur ke pelukan bang Haikal.

Gatau ya sejak dipeluk waktu di makam papa hari itu gue ngerasa seneng aja nempel ke dia.

Apa karena itu pelukan pertama yang gue dapat setelah gue dewasa?

Bang Haikal membalas pelukan gue. Terus gak lama gue lepasin. Gantian gue meluk kak Gigi.

"Cantik banget calon kakak ipar," goda gue.

"Bisa aja kamu hmm! Cantikan kamu banget. Calon adik ipar siapa sih?"

"Bang cepat nikahin kak Gigi! Gue gamau tau!"

Banyak orang tergelak sama ucapan gue barusan. Lalu gue juga baru sadar kalau gak cuma ada keluarga gue di sini melainkan juga papa mama dan kakaknya kak Gigi.

Mampus! Gue maluuuuu!

Jadilah gue menempel di ketek kak Julian. Sunggih awikwok bukan?

Gue gak biarin kak Julian berkenalan dan menyapa dengan tenang. Cosplay jadi beban soalnya.

Jadi ada sekitar sembilan orang di sini, kita semua menyaksikan bang Haikal dan kak Gigi saling memasang cincin yang membuat mereka terikat dengan status tunangan.

"Cieeeeee!"

"Selamat kalian berdua!"

Ah, gue jadi bayangin kalau semisal kak Julian ngasih gue cincin. Ini aja gue mainin jari-jarinya kak Julian di bawah meja.

LOVEIANWhere stories live. Discover now