20 || Biggest Weakness

446 87 33
                                    

Beginikah yang dinamakan orang pacaran tuh? Jalan gandengan berdua, seharian ngabisin waktu bareng. Isinya cuma bahagia, bahagia, dan bahagia.

Itu yang gue rasain saat ini. Berjalan-jalan santai dengan tangan gue yang berada di genggaman tangan kak Julian. Kita pergi ke toko oleh-oleh.

Itu karena gue udah bilang mau balas dendam kan?

Eh malah dikasih sedompet-dompetnya. Juga karena permintaan oleh-oleh tak terduga dari bang Haikal.

Mau oleh-oleh katanya!

Emang dasar abang gue!

"Bagus nggak, kak?"

"Cocok buat kamu. Apalagi ini yang warna hitam." kata kak Julian. Dia ngambil model gelang yang sama seperti yang sedang gue try on ini.

"Beneran?" mata gue berbinar. Pas kak Julian ngelingkarin benda itu di atas pergelangan tangan gue.

"Iya, Love."

Gue naksir banget sama model gelang ini. Gelang tali yang gemesin, keliatannya bagus kalau dipakai di tangan kanan gini.

"Yaudah deh gue beli yang ini."

Terus ya kak Julian tuh notice pas gue nyobain aksesoris kalung. Kayak ada yang ilang tapi apa?

"Love, kalung yang aku kasih enggak kamu pakai?" nah itu tuh. Gue langsung mak deg.

"Hehe, gue lepas."

Iya, pas kemarin gue lagi sebel-sebelnya sama kak Julian. Itu pertama kalinya gue ngelepas benda itu dari leher gue.

Kak Julian mungkin enggak notice sejak awal karena rambut panjang gue yang selalu tergerai nutupin leher dan pundak gue.

Sekarang kalau gue menyibakkan rambut gini jadi kelihatan dengan jelas. Gatau ya gue nih paling demen rambut diurai gini, kebiasaan sejak kecil kali ya?

Apa karena udah demen gunain rambut sebagai pelindung wajah gue? Sampai kebiasaan punya poni pun masih sama. Terus juga pernak-pernik biasa cuma pakai bando sama jepit kecil.

"Jangan marah, kak Ian. Waktu itu gue pengen banget nunjukin ke lo. Terus ada kesalahpahaman itu... jadi gue lepas. Itu pertama kalinya sumpah! Besok gue pakai-"

Kecerewetan gue dibungkam sama jari telunjuk kak Julian. Dia gelengin kepalanya pelan sambil tersenyum manis.

Dari tatapannya seakan dia mau bilang, "iya enggak papa. Aku tahu. Kamu enggak perlu jelasin semuanya, Love."

Gue ngangguk kecil. Kak Julian lagi-lagi gandeng tangan gue. Kita pergi ke tempat lain. Gue cengar-cengir gak jelas.

"Mau beli apalagi, Love?" katanya.

Aaaaakk tolong! Gue gak sanggup! Pacar gue nge-treat gue like a princess banget!!

Gue bingung! Padahal niatnya mau nguras dompet kak Julian. Tapi gak tega dan sayang banget rasanya. Dari dulu gue tau kalau kak Julian tuh seneng banget ngasih hadiah, entah kecil atau besar.

Jepitan rambut lucu-lucu, cokelat, kalung boneka kucing- KUCING!!

"Meow!"

Gue ngelepas gandengan tangan kak Julian dan mendatangi hewan gemas yang sedang berguling-guling ria di pinggir jalan. Gemes banget.

Kenapa yaaa kucing di jalan-jalan gitu tuh mukanya kek seolah-olah manggil gue? Gemesinnyaaa itu loh! Hiks! Gue aja deh yang mudah terpikat.

"Mirip sama Oyen kamu, Love." komentar kak Julian.

LOVEIANWhere stories live. Discover now